penelitian exprimen
Secara umum penelitian dibagi menjadi dua jenis yaitu penelitian eksperimen dan penelitian non eksperimen. Jika pada penelitian eksperimen terdapat intervensi/perlakuan dari peneliti dengan mengukur dampak, maka sebalikanya pada penelitian non eksperimen/expost facto, peneliti tidak melakukan kendali melainkan mengumpulkan data/fakta yang ada. Penelitian eksperimen adalah mengubah fakta dengan memberikan perlakuan/intervensi dan menghasilkan teori baru. Perlakuan mengakibatkan perubahan variabel yang ada.
Menurut Sukmadinata (2005), penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Disamping itu penelitian eksperimental juga merupakan pendekatan penelitian yang khas yang ditunjukkan oleh dua hal yaitu pertama, penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dan yang kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Ciri utama penelitian eksperimental adalah pengontrolan variabel dan pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen.
Krathwol(1985) dalam Hadi dan Mutrofin (2006) menjelaskan bahwa eksperimen-eksperimen yang mencakup pengenalan intervensi terencana (treatment) dalam situasi dengan tujuan untuk mencapai hasil dan perubahan tertentu, merupakan pengertian umum dan istilah desain ekperimental. Mereka mengemukakan beberapa langkah yang menjadi dasar dari logika desain eksperimental sebagai berikut : Langkah pertama dalam desain eksperimental adalah menerjemahkan perkiraan atau harapan dalam suatu hipotesis menjadi rumusan yang lebih operasional.
Setelah operasionalisasi langkah berikutnya adalah penciptaan situasi yang memungkinkan dilakukannya tindakan atau perubahan yang diperlukan. Selanjutnya melalui pemilihan desain yang memadai maka akan diperoleh serangkaian alternatif yang darinya dapat dipilih salah satu atau beberapa diantaranya yang terbaik. Terakhir, seandainya data yang ada sesaui dengan dugaan periset maka masih perlu dilakukan pengujian akhir dalam kerangka desain agar hipotesis yang tengah diuji itu terbebas dari diskonformasi.
Ada tiga prinsip dasar desain eksperimen menurut Montgomery (1997) yaitu : (1) replikasi, (2) randomisasi dan (3) blocking. Replikasi mempunyai dua ciri yaitu : pertama, memungkinkan ekperimenter melakukan suatu estimasi dari kesalahan ekperimental dan kedua, rata-rata sampel digunakan untuk mengestimasi pengaruh dari sebuah faktor didalam eksperimen, replikasi memungkinkan eksperimenter memperoleh estimasi yang lebih akurat terhadap pengaruh tersebut. Perlu ditegaskan bahwa da perbedaan antara replikasi dengan pengukuran berulang. Pengukuran bukan replikasi, mereka adalah sebuah bentuk dari pengukuran berulang.
Randomisasi adalah landasan pertama yang mendasari penggunaan metode-metode statistik didalam desain eksperimental. Melalui teknik randomisasi baik alokasi materi eksperimental dan urutan individu dijalankanatau percobaan dari eksperimen dilaksanakan dan ditentukan secara acak.
Blocking adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengembangkan presisi yang mana perbandingan antara faktor-faktor yang berkepentingan dibuat. Seringkali blocking digunakan untuk mereduksi atau mengeliminasi keanekaragaman dari faktor-faktor pengganggu yaitu faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi respon eksperimental tetapi dalam hal tersebut kita tidak tertarik secara langsung.
Penggunaan desain ekperimen secara khusus pada riset evaluasi dikemukakan oleh Finstrbusch dan Motz (1980) sebagaimana dikutip oleh Hadi dan Mutrofin (2006). Dijelaskan bahwa dalam desain ekperimental dua kelompok dikaji yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memperoleh perlakuan program atau proyek dan kelompok kontrol yang dalam berbagai aspek lain identik dengan kelompok eksperimen, tidak dikenakan perlakuan atau treatment dalam bentuk prrogram atau proyek. Kedua kelompok diukur berdasarkan variabel hasil yang diinginkan sebelum dan sesudah program/proyek, selanjutnya perubahan pada kedua kelompok diperbandingkan. Apabila semua faktor lain yang relevan terkontrol sevara memadai maka perbedaan setelah
Komponen-komponen utama dalam penelitian eksperimen adalah program/proyek diantara kedua kelompok tersebut seharusnya merupakan hasil program tersebut. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut :
SUBJEK PENGUKURAN
SEBELUM PROGRAM PENGUKURAN
SESUDAH
PROGRAM PERUBAHAN
Kelompok Eksperimen a b b – c
Kelompok Kontrol c d d – c
Hasil Program (b – a) – (d – c)
Komponen-komponen Eksperimen
Terdapat 5 komponen dalam penelitian eksperimen yaitu :
1) Variabel kriteria (variabel tidak bebas "Y")
Adalah variabel yang terpengaruh oleh variabel bebas yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan perlakuan eksperimen sehingga variabel kriteria dianggap yang paling utama dari keberhasilan perlakuan. Pada eksperimen, perlakuan didesain secara teori (pengujian. Eksperimen berlaku umum sedangkan action research tidak berlaku umum, tapi merupakan kasus. Eksperimen dilakukan karena tuntutan yang mengilhami treatment adalah veriabel kriteria misalnya, motivasi belajar, keberhasilan, prilaku dll
2) Perlakuan (treatment)
Adalah sesuatu yang sengaja dirancang yang dikenakan pada subjek sehingga variabel kriterion berubah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- harus dirancang berbasis teori dan boleh berasarkan empiris
- perlakuan harus jelas beda dengan perlakuan yang sudah ada
- perlakuan harus dirancang final; onsep dan pelaksanaanya tidak boleh diubah ditengah jalan
- dikenakan pada unit-unit; orang, butir tes, unit eksperimen, penskoran
3) Desain (rancangan)
Adalah teknik pengaturan supaya dalam pengujian kita dapat memastikan apakah dalam penilaian terjadi perubahan sebagai akibat dari treatment. Desain pengaturan berbagai kondisi yang mengakibatkan treatmentnya berubah. Ada 2 macam desain yaitu desain eksperimen dan desain perlakuan. Dalam desain perlakuan ada rancangan sedangkan dalam desain eksperimen hasil rancangan dideskripsikan.
4) Instrumen
Harus ada alat ukur yang standar dan harus valid karena kita mengukur
5) Monitoering dan kontrol
Digunakan untuk :
- menghindari adanya kontaminasi antara subjek dan perlakuan
- untuk menjamin perlakuan sesuai dengan rancangan desain
- untuk mendeteksi adanya kontaminasi dan penyimpangan lain
Menurut Sukmadinata (2005), penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Disamping itu penelitian eksperimental juga merupakan pendekatan penelitian yang khas yang ditunjukkan oleh dua hal yaitu pertama, penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dan yang kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Ciri utama penelitian eksperimental adalah pengontrolan variabel dan pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen.
Krathwol(1985) dalam Hadi dan Mutrofin (2006) menjelaskan bahwa eksperimen-eksperimen yang mencakup pengenalan intervensi terencana (treatment) dalam situasi dengan tujuan untuk mencapai hasil dan perubahan tertentu, merupakan pengertian umum dan istilah desain ekperimental. Mereka mengemukakan beberapa langkah yang menjadi dasar dari logika desain eksperimental sebagai berikut : Langkah pertama dalam desain eksperimental adalah menerjemahkan perkiraan atau harapan dalam suatu hipotesis menjadi rumusan yang lebih operasional.
Setelah operasionalisasi langkah berikutnya adalah penciptaan situasi yang memungkinkan dilakukannya tindakan atau perubahan yang diperlukan. Selanjutnya melalui pemilihan desain yang memadai maka akan diperoleh serangkaian alternatif yang darinya dapat dipilih salah satu atau beberapa diantaranya yang terbaik. Terakhir, seandainya data yang ada sesaui dengan dugaan periset maka masih perlu dilakukan pengujian akhir dalam kerangka desain agar hipotesis yang tengah diuji itu terbebas dari diskonformasi.
Ada tiga prinsip dasar desain eksperimen menurut Montgomery (1997) yaitu : (1) replikasi, (2) randomisasi dan (3) blocking. Replikasi mempunyai dua ciri yaitu : pertama, memungkinkan ekperimenter melakukan suatu estimasi dari kesalahan ekperimental dan kedua, rata-rata sampel digunakan untuk mengestimasi pengaruh dari sebuah faktor didalam eksperimen, replikasi memungkinkan eksperimenter memperoleh estimasi yang lebih akurat terhadap pengaruh tersebut. Perlu ditegaskan bahwa da perbedaan antara replikasi dengan pengukuran berulang. Pengukuran bukan replikasi, mereka adalah sebuah bentuk dari pengukuran berulang.
Randomisasi adalah landasan pertama yang mendasari penggunaan metode-metode statistik didalam desain eksperimental. Melalui teknik randomisasi baik alokasi materi eksperimental dan urutan individu dijalankanatau percobaan dari eksperimen dilaksanakan dan ditentukan secara acak.
Blocking adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengembangkan presisi yang mana perbandingan antara faktor-faktor yang berkepentingan dibuat. Seringkali blocking digunakan untuk mereduksi atau mengeliminasi keanekaragaman dari faktor-faktor pengganggu yaitu faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi respon eksperimental tetapi dalam hal tersebut kita tidak tertarik secara langsung.
Penggunaan desain ekperimen secara khusus pada riset evaluasi dikemukakan oleh Finstrbusch dan Motz (1980) sebagaimana dikutip oleh Hadi dan Mutrofin (2006). Dijelaskan bahwa dalam desain ekperimental dua kelompok dikaji yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memperoleh perlakuan program atau proyek dan kelompok kontrol yang dalam berbagai aspek lain identik dengan kelompok eksperimen, tidak dikenakan perlakuan atau treatment dalam bentuk prrogram atau proyek. Kedua kelompok diukur berdasarkan variabel hasil yang diinginkan sebelum dan sesudah program/proyek, selanjutnya perubahan pada kedua kelompok diperbandingkan. Apabila semua faktor lain yang relevan terkontrol sevara memadai maka perbedaan setelah
Komponen-komponen utama dalam penelitian eksperimen adalah program/proyek diantara kedua kelompok tersebut seharusnya merupakan hasil program tersebut. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan dengan tabel sebagai berikut :
SUBJEK PENGUKURAN
SEBELUM PROGRAM PENGUKURAN
SESUDAH
PROGRAM PERUBAHAN
Kelompok Eksperimen a b b – c
Kelompok Kontrol c d d – c
Hasil Program (b – a) – (d – c)
Komponen-komponen Eksperimen
Terdapat 5 komponen dalam penelitian eksperimen yaitu :
1) Variabel kriteria (variabel tidak bebas "Y")
Adalah variabel yang terpengaruh oleh variabel bebas yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan perlakuan eksperimen sehingga variabel kriteria dianggap yang paling utama dari keberhasilan perlakuan. Pada eksperimen, perlakuan didesain secara teori (pengujian. Eksperimen berlaku umum sedangkan action research tidak berlaku umum, tapi merupakan kasus. Eksperimen dilakukan karena tuntutan yang mengilhami treatment adalah veriabel kriteria misalnya, motivasi belajar, keberhasilan, prilaku dll
2) Perlakuan (treatment)
Adalah sesuatu yang sengaja dirancang yang dikenakan pada subjek sehingga variabel kriterion berubah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- harus dirancang berbasis teori dan boleh berasarkan empiris
- perlakuan harus jelas beda dengan perlakuan yang sudah ada
- perlakuan harus dirancang final; onsep dan pelaksanaanya tidak boleh diubah ditengah jalan
- dikenakan pada unit-unit; orang, butir tes, unit eksperimen, penskoran
3) Desain (rancangan)
Adalah teknik pengaturan supaya dalam pengujian kita dapat memastikan apakah dalam penilaian terjadi perubahan sebagai akibat dari treatment. Desain pengaturan berbagai kondisi yang mengakibatkan treatmentnya berubah. Ada 2 macam desain yaitu desain eksperimen dan desain perlakuan. Dalam desain perlakuan ada rancangan sedangkan dalam desain eksperimen hasil rancangan dideskripsikan.
4) Instrumen
Harus ada alat ukur yang standar dan harus valid karena kita mengukur
5) Monitoering dan kontrol
Digunakan untuk :
- menghindari adanya kontaminasi antara subjek dan perlakuan
- untuk menjamin perlakuan sesuai dengan rancangan desain
- untuk mendeteksi adanya kontaminasi dan penyimpangan lain
Komentar
Posting Komentar