Postingan

Kiat Mendidik Anak

Gambar
Akhir-akhir kita patut waspada dengan kehidupan anak-anak, yang berada di tengah arus globalisasi, dengan perkembangan iptek serta informasi yang pesat. Di satu sisi, perkembangan iptek memberi kemudahan dan mendukung aktualisasi peran kehidupan kita, akan tetapi dampak buruknya pun begitu terasa. Sebut salah satu contohnya ‘benda mungil’ televisi, yang bagi sebagian anak seolah sudah menjadi – sesuatu yang amat menarik dan istimewa-. Melalui televisi, anak mencontoh dan menginginkan dirinya seperti apa yang ada di dalam televisi. Mungkin tidak masalah kalau acara yang ditontonnya bermanfaat dan bersifat mendidik. Akan tetapi kenyataannya, banyak tayangan televisi yang sesungguhnya dapat merusak dan membahayakan perkembangan serta perilaku mereka. Tayangan fim yang berbau kekerasan, percintaan, kesyirikan, sifat hidup hedonisme sering kita jumpai termasuk pada acara kartun yang paling digemari anak-anak. Kadang televisi bagi sebagian anak lebih ditaati ketimbang guru at

Inovasi Pembelajaran untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Gambar
Menarik untuk dicermati, sajian data yang dihimpun oleh Pusat Pengujian Balitbang Depdiknas menunjukkan, bahwa rata-rata NEM SD untuk beberapa mata pelajaran masih rendah (Matematika: 5,2, IPA : 6,17). Untuk SLTP ternyata lebih rendah lagi (Matematika: 5,2 dan IPA: 4,85). Begitu pula laporan dari Reading Literacy Study (1994) sungguh mengejutkan, bahwa kemampuan membaca siswa SD kelas IV di Indonesia berada di urutan kedua dari bawah dari sekitar 30 negara, sementara kemampuan IPA SLTA berada di urutan ke-33 dari 39 negara. ( The Third International Mathematics and Science Study – Report , 1995). Mengkritisi berbagai data dan laporan di atas, maka timbul beberapa pertanyaan dalam benak kita. Bagaimana proses pembelajaran yang selama ini berlangsung? Dan bagaimana pula action ‘ sang guru ’ kita saat di kelas? Pertanyaan ini mungkin menjadi otokritik, tentang sejauhmana para guru telah melakukan inovasi dalam pembelajarannya. Ditengarai selama ini, masih banyak guru yang be

Mudahnya Belajar Bilangan Bulat dengan Petak Pintar

Gambar
Salah satu materi yang membuat siswa kelas V SDN 7 Selebung Ketangga, Kecamatan Keruak, Lombok Timur kesulitan dalam belajar matematika adalah materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Guru selama ini mengajar dengan menggunakan garis bilangan, namun hal tersebut masih belum mampu membuat siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tersebut. Belajar bilangan bulat dengan menggunakan petak pintar Ahmadin, guru di kelas itu berusaha untuk mencari jalan keluar agar siswa-siswanya senang belajar matematika dan mudah memahami konsep tersebut.   Setelah berdiskusi dengan Kepala Sekolah dan fasilitator, akhirnya ditemukan sebuah alat untuk mempermudah dan membuat siswa senang mempelajari konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.  Alat itu diberi nama Petak Pintar. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga ini adalah: Kertas HVS, spidol untuk membuat garis petak, dan batu krikil minimal 20 atau daun-daunan atau biji-bijian.

6 tanda siswa senang belajar dengan kita

1. Siswa mengatakan begini kepada kita sebagai gurunya, “Pak, dirumah saya coba-coba lakukan hal yang kita lakukan di kelas kemarin itu lho..!” 2. Siswa bertemu dengan kita dan langung ingat hari ini ada pelajaran kita di kelasnya. 3. Siswa bertanya dengan tidak sabar kepada kita sebagai gurunya sebelum pelajaran berlangsung, ” Pak kalo hari ini kita akan belajar apa ya?” 4. Ada siswa dari kelas lain yang satu paralel dengan kelas yang kita ajar lebih dahulu, tiba-tiba datang dan bilang ” Pak, kelas saya mau juga belajar seperti itu..!” 5. Kita sedang sibuk berceramah atau menerangkan sesuatu pembukaan kegiatan di depan kelas tiba-tiba ada siswa yang bilang, “Pak ..kapan kita mulai?” atau “Pak ..ayo kerjakan sekarang!” 6. Saat kita masuk ke kelas,siswa langsung mengatakan setengah berteriak, “Pak, saya mau belajar seperti kemarin..!”

Guru Berprestasi Mampu Buat Siswa Senang Belajar

Gambar
Wamendiknas Prof. Dr. Fasli Jalal saat buka acara, Jumat (12/8). Jakarta (Dikdas): Guru dapat dikatakan berprestasi bila mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Suasana yang terbangun tersebut pada gilirannya membuat murid dengan sendirinya terpanggil, senang, dan aktif untuk belajar. “Tugas guru yang pertama adalah menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mampu membuat siswa senang belajar,” kata Prof. Dr. Fasli Jalal, Wakil Menteri Pendidikan Nasional di Jakarta, Jumat sore (12/8). Fasli Jalal berkata demikian saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan Pemberian Penghargaan Guru Daerah Khusus dan Guru Pendidikan Khusus Berdedikasi Serta Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tahun 2011 yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta. Hadir dalam acara pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemdiknas, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan tutor undangan.      Lebih lanjut Fasli Jal

BELAJAR SENANG DAN SENANG BELAJAR

Gambar
Di dalam al-Qur’an disebutkan, bahwa manusia merupakan makhluk yang mempunyai sifat cinta kepada kesenangan. Sifat itulah yang membuat manusia mengerahkan seluruh tenaga dan waktunya untuk memburu kesenangan. Meskipun secara umum kesenangan itu diidentikkan dengan harta dan kekuasaan, tetapi ada beberapa orang yang memiliki kesenangan yang dianggap orang lain bukan kesenangan. Contohnya adalah belajar. Bagi kebanyakan orang, belajar bukanlah sebuah kesenangan, tetapi ada beberapa orang yang menganggapnya sebagai kesenangan. Mengapa hal itu bisa terjadi ? Jawabannya adalah belajar itu sendiri. Artinya, seseorang bisa senang kepada sesuatu karena dia belajar menyenangi hal itu. Keinginan belajar untuk menyenangi itu kemudian menjadikan hal yang tidak disenangi menjadi sebuah kesenangan. Dalam hal ini, faktor yang menjadi penentu keberhasilan dari proses ini adalah adaptasi. Seseorang yang mampu beradaptasi  dengan cepat, maka dia mampu menyenangi sesuatu dengan cepa

cara agar anak rajin belajar

Gambar
Banyak papa dan mama mengeluh dan bingung mencari cara agar anak rajin belajar . Rajin belajar? Coba anda ingat-ingat ketika anda masih kecil, apakah anda sendiri juga rajin belajar? Apakah anda juga langsung menurut begitu disuruh untuk belajar oleh papa dan mama? Pertanyaan diatas merupakan satu input balik agar kita sebagai papa dan mama tidak menekan terlalu keras pada anak untuk rajin belajar. Ingin anak rajin belajar itu baik, tapi pahamilah dan sadarilah juga kalau anak anda juga seperti anda waktu kecil dulu. Nah, bagaimana cara sederhana agar anak rajin belajar? Mulai segala sesuatu dengan pikiran Dalam sebuah seminar, pembicara mengatakan kalau sebuah karakter atau sifat, misalnya sifat yang rajin belajar, itu tidak otomatis terbentuk. Semua anak dilahirkan sama, dari bayi, belajar berdiri, belajar berjalan, belajar berbicara, belajar membaca dan akhirnya mereka sekolah. Semua sama. Yang berbeda adalah bagaimana mereka menghabiskan waktu 24 jam sehari itu. Dim