METODE DISKUSI
A.
Pengertian Diskusi Dan Metode Diskusi
Menurut pengertian yang dikemukakan dalam kamus besar bahasa
Indonesia(1998) bahwa diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran
mengenai suatu masalah. Diskusi juga dapat diartikan sebagai percakapan
responsive yang dijalin oleh pertanyaan-pertanayaan problematic yang
diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana
siswa-siswa dihadapkan pada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan
bersama.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan.
B. Alasan Pemilihan Metode Diskusi
Salah satu komponen yang sangat menentukan
terhadap keberhasilan atau tidaknya suatu proses pengajaran adalah metodenya.
Sebagai penyaji memilih metode diskusi dikarenakan dengan menggunakan metode
ini akan mendorong siswa berfikir sistematis dengan menghadapkannya kepada
masalah-masalah yang akan dipecahkan. Selain itu dengan menggunakan metode
diskusi, siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan diskusi
murid dapat saling tukar menukar informasi, menerima informasi dan dapat pula
mempertahankan pendapatnya dalam rangka pemecahan masalah yang dapat ditinjau
dari berbagai segi. Dengan metode diskusi, tepat diguanakan pada pembelajaran
matematika dengan materi “Teorema Sisa dan Teorema Faktor” karena dengan materi
ini muncul banyak permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa dengan
mendiskusikannya. Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana
guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi
kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan
teman-temannya. Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal
pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam
rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi. Metode diskusi
adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran
untuk memecahkan persoalan yang dihadapai ( Semiwan, 19990 :76 ). Sedangkan
menurut Suryosubroto ( 1997:179 ) mengemukakan metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau
kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan
suatu masalah. Dalam diskusi, setiap siswa turut berpartisipasi secara aktif
dan turut aktif pula dalam memecahkan masalah. Semakin banyak siswa yang
terlibat, semakin banyak pula yang mereka pelajari. Sedangkan guru tidak banyak
ikut campur tangan sebab nantinya siswa tidak dapat belajar banyak. Dengan
melaksanakan metode diskusi maka suasana kelas akan menjadi semakin hidup,
setiap anak diharapkan menjadi berpartisipasi secara aktif. Dalam diskusi,
peranan guru sebagai pusat pemberi informasi, pemberi ketegasan, penentu batas
dapat dikurangi. Sehingga guru hanya sebagai pengatur lalu lintas dan penunjuk
jalandalam pelaksanaan diskusi. Sedangkan pemecahan masalah diserahkan kepada
semua siswa. Sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi maka guru harus
dapat mengatur jalannya diskusi agar pembicaraan tidak dikuasai oleh sebagian
murid saja, mencegah agar tidak ada anak yang selalu memotong pembicaraan orang
lain atau ribut-ribut bicara bersama, dan juga memberi kesempatan serta
mendorong agar semua anak mengemukakan pendapatnya. Dalam hal ini guru dapat
pula menurunkan ketegangan dari siswa dengan menjelaskan posisi argumentasinya
deibandingkan dengan teman-temannya. Sebagai penunjuk jalan, maka harus bisa
mengarahkan diskusi agar jalannya diskudi dapat berjalan dengan baik.
Hal-hal yang harus dilakukan guru
sebagai penunjuk jalan adalah :
1) Menjelaskan kembali apa yang menjadi
pokok permasalahan apabila ada
gejala-gejala pembahasan akan menyimpang pada persoalan semula.
2) Menyerahkan gagasan baru di dalam melihat
masalah yang sedang didiskusikan itu.
3) Menunjukkan aspek-aspek penting yang menjadi
pokok pembahasan dengan ditinjau dari berbagai segi pemecahan masalah.
4) memutuskan kembali pernyataan seseorang siswa
dengan jalan memperjelas pendapat anak yang kurang dapat dimengerti oleh anak
lain.
5) Menyimpulkan semua yang telah dikemukakan
siswa, di mana titik pertemuanya dan titik perbedaannya dijelasakan kembali
kepada siswa.
Pelaksanaan
diskusi dalam proses belajar-mengajar, para siswa dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok yang disesuaikan dengan kebutuhan atau jenis diskusi. Setiap
kelompok berkisar 5 sampai 8 orang. Sehingga kalau dalam kelas terdapat 40
siswa maka akan menjadi 5 samapi 6 kelompok diskusi. Masing-masing kelompok
diberi persoalan untuk dipecahkan bersama-sama dalam kelompok tersebut.
Permasalahan yang diberikan kepada setiap kelompok bisa sama atau berbeda-beda.
Tentang pengaturan kelompok dan pemberian masalah sebaiknya disesuaikan dengan
jenis diskusi yang dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar.
C.
Tujuan
Metode Diskusi
Tujuan metode diskusi
adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan mengetahui pemahaman siswa. Secara
umum tujuan metode diskusi antara lain:
Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu
argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan
tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan
untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu
biasanya timbul dari asumsi:
a. Diskusi
merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar
siswa muncul secara spssontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit
ditentukan.
b. Diskusi
biasanya memrlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran didalam
kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin menghasilkan sesuatu
secara tuntas.
Dalam
proses belajar mengajar, metode diskusi mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1)
Menanamkan
dan mengembangkan keberanian untuk mengemukakan pendapat sendiri.
2) Mencari kebenaran secara jujur
melalui pertimbangan pendapat yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang
lain.
3) Belajar menemukan kesepakatan
pendapat melalui musyawarah.
4) Memberikan kehidupan kelas yang
lebih mendekati kegiatan hidup yang sebenarnya.
Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oieh guru. Sebab
dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian seperti itu bisa
dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada
perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu
ceramah dan demonstrasi. Kalau ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir
sedemikian rupa sehingga guru tingggal menyampaikannya, maka tidak demikian
halnya dengan metode diskusi. Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran
tidak diorganisir sebeelumnya serta
tidak disajikan langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditemukan dan
diiorganisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan terutama metode ini bukan
hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang penting adalah proses belajar.
D.
Jenis-Jenis
Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran, antara lain:
1) Diskusi
kelas
Diskusi kelas disebut juga diskusi kelompok
adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan seluruh anggota kelas sebagai
angota diskusi. Prosedur yang digunakan
dalam jenis diskusi ini adalah :
a. guru
membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi
moderator, siapa yang menjadi penulis.
b. Kedua,
sumber masalah di (guru, siswa atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah
yang harus dipecahkan selama 10-15 menit.
c. Ketiga,
siswa di berikan kesempatan untuk menaggapi permasalahan setelah mendaptar pada
moderator.
d. Keempat,
sumber masalah member tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil
diskusi.
2) Diskusi
kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil
dilakukan membagi siswa dalam kelompok- kelompok. Jumlah anggota kelompok
antara 3-5 orang. Pelaksanaan di mulai sejak guru menyajikan permasalahan
secara umum, kemudian masalah tersebut di bagi- bagi kedalam sub masalah yang
harus di pecahkan oleh setiap kolompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok
kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
3) Simposium
Simposium adalah metode
mengajar dengan membahas suatu persoalaan di pandang dari berbagai sudut
pandang berdasarkan keahlian. Setelah para ahli memberikan pandangannya tentang
masalah yang di bahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan
hasil kerja tim perumus yang telah di tentukan sebelumnya,
4) Diskusi
panel
Diskusi panel adalah
pembahasan suatu masalah yang di lakukan oleh beberapa orang panelis yang
biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audien. Diskusi panel berbeda dengan
jenis diskusi lainya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara
langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para penelis yang sedang
melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu , agar diskusi panel afektif perlu di
gabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa di suruh
untuk merumuskan hasil pembahasan diskusi.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran
1. Diskusi
kelompok
Diskusi ini juga dinamakan diskusi kelas.
Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh keelas
secara keseluruhan dan yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
2. Diskusi
kelompok kecil
Pada diskusi ini siswa dibagi dalam
beberapa kelompok. Setiap kelompok tersiri dari 3-7 orang. Proses
pelaksanaannya ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa sub
masalah. Setiap kelompok memecahkan sub masalah yang disampaikan guru. Proses didkusi diakhiri dengan laporan setiap
kelompok
Jenis apa pun diskusi yang digunakan menurut bridges (1979)
dalam proses pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar :
1) Setiap
siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya
2) Setiap
siswa harus saling mendengar pendapat orang lain
3) Setiap
siswa harus saling member respon
4) Setiap
siswa harus ddapat mengumpulkan atau mencatat ide-ideyang dianggap penting
5) Melalui
diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya serta memahami
isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
Kondisi tersebut ditekankan oleh Bridges sebab diskusi
merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi
pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bisa mendorong
siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah serta dapat
mengembangkan pengetahuan siswa.
E.
Langkah-Langkah
Menggunakan Metode Diskusi
Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu
dilakukan llangkah-langkah sebagai berikut:
1) Langkah
persiapan
Hal-hal yang harus diperhatiikan dalam
persiapan diskusi diantaranya:
·
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik
tujauan yang bersifat umum maupun tujuan yang khusus. Tujuan yang ingin dicapai
mesti di pahami oleh setiap siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas
dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaksanaan.
·
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai
adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan
diskusi panel,sedangkan jika yang diutamakan adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam mengembangkan gagasan, maka simposisum dianggap sebagai jenis
diskusi yang tepat.
·
Menetapkan masalah yang dibahas. Masalah dapat
ditentukan dari isi materi pembelajaran atau masalah-masalah yang actual yang
terjadi dilingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai
dengan bidang studi yang diajarkan.
·
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan tehnis pelaksanaan diskus, misalnya ruang kelas dengan segala
fasilitasnya, petugas-petugas diskusi-seperti moderator, notulis, dan tim
perumus, manakala diperlukan.
2) Pelaksanaan
diskusi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan diskusi adalah:
·
Memeriksa segala persiapan yang dianggapa dapat
mempengaruh kelancaran diskusi.
·
Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan
diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang dicapai secara aturan-aturan diskusi
sesuai dengan jenis diskusi yang dilakasanakan.
·
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main
yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana
atau iklim belajar yang menyenangkan,
misalnya tidak tegang, tidak saling mennyudutkan,
·
Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
·
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan
yang sedangv dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengembalian
biasannya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak terfokus.
3) Menutup
diskusi
Akhir dari proses
pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah lakukan hal-hal sebagai
berikut:
·
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai
kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·
Me-review
jalannya
diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk
perbaikan selanjutnya
Agar proses pembelajaran dengan metode diskusi berjalan
lancar, dan menghasilkan tujuan belajar secara efektif, perlu diperhatikan
langkah-langkah berikut.
a. Rumuskanlah
tujuan dan masalah yang akan dijadikan topic diskusi.
b. Siapkanlah
sarana dan prasarana yang diperlukan untuk diskusi.
c. Susunlah
peranan-peranan peserta didik dalalm diskusi, sesuai dengan diskusi yang akan
dilakukan.
d. Berillah
pengarahan kepada pesrta didik secukupnya agar melibatkan diri secara aktif
dalam kegiatan diskusi.
e. Ciptakanlah
suasana yang kondusif sehingga peserta dapat mengemukakan pendapat secara bebas
untuk memecahkan masalah yang didiskusikan.
f.
Berilah kesempatan kepada peserta didik secara
merata agar diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja.
g. Sesuaikanlah
penyenggaraan diskusi dengan waktu yang tersedia.
h. Sadarlah
akan peranan guru dalam diskusi, baik sebagai fasilitator, pengawas,
pembimbing, maupun sebagai evaluator jalannya diskusi.
i.
Akhirilah diskusi dengan mengambil kesimpulan
dari apa-apa yang telah dibicarakan. Kesimpulan sebaiknya dilakukan oleh
peserta didik, mungkin dibawah bimbingan guru. Kalau peserta didik sulit untuk
mengambil kesimpulan, kesimpulan dapat dilakukan oleh guru, jangan sampai
mengulur-ulur waktu.
F.
Kelebihan
Dan Kekurangan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, mana kala diterapkan
dalam kegiatan belajar mengajar.
1. Metode
diskusi dapat merangsang siswa unutk lebih kreatif khususnya dalam memberikan
gagasan-gagasan dan ide-ide.
2. Dapat
melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
3. Dapat
melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atu gagasan secara verbal.
Disamping itu juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain
4. Memperluas
wawasan
5. Merangsang
kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan-prakarsa, terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah.
6. Membina
untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah
Selain bebrapa
kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1. Serinng
terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki bketerampialan berbiara.
2. Kadang-kadang
pembahasan di dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3. Memerlukan
waktu yang cukup panjang , yang kadang-kadang tidak sesuai dengan direncanakan
4. Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosionalyang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung,
sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
5. Tidak
dapat dipakai pada kelompok yang besar
Peserta mendapatkan informasi yang terba Agar pelaksanaan diskusi dapat
berjalan dengan baik, maka guru perlu mencari permasalahan yang kira-kira tepat
untuk menjadi bahan diskusi. Masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang
baik untuk dijadikan bahan diskusi hendaknya memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut :
1) Masalah-masalah atau
pertanyaan-pertanyaan itu hendaknya mengandung berbagai kemungkinan jawaban
atau pemecahan, sehingga setiap jawaban itu mempunyai kebenaran ditinjau dari
sudut pandang tertentu
2) Masalah-masalah itu hendaknya mempunyai arti
bagi anak dan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.
3) Masalah atau pertanyaan itu hendaknya dapat
mengembangkan tarap belajar yang lebih tinggi.
Cara-cara mengatasi kelemahan-kelemahan metode diskusi ada beberapa cara
yang dapat diupayakan untuk mengatasi kelemahan metode diskusi antara lain :
·
Dalam menggunakan metode diskusi perhatikan
persyaratan berikut :
·
Taraf kemampuan murid
·
Tingkat kesukuran yang memerlukan pemecahan yang
serius agar dipimpin langsung oleh guru
·
Kalau pimpinan diskusi diberikan kepada murid
hendaknya diatur secara bergiliran
·
Guru tak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan
diskusi pada murid, perlu bimbingan dan kontrol
·
Guru mengusahakan seluruh murid ikut
berpartisifasi dalam diskusi
·
Diusahakan supaya murid mendapat giliran
berbicara dan murid lain belajar bersabar mendengarkan pendapat temannya.
DAFTAR PUSTAKA
Suprijono,
Agus. 2009 .Cooperative learning (teori
& aplikasi paikem) . Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Hanafiah,
nanang & Cucu sahan .2009 .Konsep
strategi pembelajaran .Bandung: Reflika aditama.
Irzani.2009
.Strategi belajar mengajar matematika .Mataram:
Media grafindo press.
Trianto.
2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Komentar
Posting Komentar