METODE PENELITIAN PSIKOLOGI BELAJAR DAN MANFAAT MEMPELAJARI PSIKOLOGI BELAJAR
- PENDAHULUAN
Dalam lingkup yang lebih khusus,
terutama dalam konteks kelas, psikologi belajar atau psikologi pembelajaran
banyak memusatkan perhatiannya pada psikologi dan pembelajaran. Fokusnya adalah
aspek – aspek psikologis dalam aktivitas pembelajara, sehingga dapat diciptakan
suatu proses pembelajaran yang efektif. Upaya tersebut, dapat dilakukan dengan
mewujudkan prilaku mengajar yanfg efektif pada guru, dan mewujudkan prilaku
belajar pada siswa yang terakait dengan proses embelajaran.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
psikologi belajar mempunyai peranan besar dalam proses pembelajaran khususnya
bagi kita sebagai calon guru pendidikan agama Islam. Maka, dalam makalah inipun
mengangkat masalah metode penelitian
psikologi belajar dan manfaat mempelajari psikologi belajar yang berhubungan
langsung dengan pendidikan agama Islam.
- METODE PENELITIAN PSIKOLOGI BELAJAR
Secara singkat dan umum, metode sering
dipahami sebagai cara atau jalan yag ditempuh seseorang dalam melakukan suatu
kegiatan berkaitan dengan pikologi
belajar, metode tertentu dipakai untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi
penting yag bersifat psikologis dan berkaita dengan proses pembelajaran.[1]
Riset – riset psikologis berkenaan
dengan pembelajaran pendidikan agama Islam, memanfaatkan metode tertentu,
seperti :[2]
(1) eksperimen, (2) kuesioner, (3) studi kasus, (4) penyelidikan klinis, (5)
obsevasi naturalistic.
1.
Metode
Eksperimen
Pada porinsipnya, metode eksperimen
merupakan serangkaian percobaan yang di lakukan eksperimenter di dalam
laboratorium atau ruangan tertentu. Teknik pelakasanaannya dengan menyesuaikan
data yang akan diangkat, seperti, data pendengaran siswa, pengelihatab siswa
dan gerak mata siswa ketika sedang membaca. Selain itu, eksperimen dapat pula
dignakan untuk mengukur kecepatan bereaksi peserta didik terhadap stimulus tertentu
dalam proses belajar. Metode eksperimen lebih utama digunakan dalam
risetnya, hal ini karena, data dan informasi yng dihimpun lebih bersifat
definitive ( pasti ) dan llebih ilmiaH.
Yang perlu diperhatikan oleh eksperimenter adalah sikap subjektivitas dari
subjek yang diteliti. Untuk mengantisipasi munculnya sikap subjektivitas dari
subjek yang diteliti, rancangan eksperimen biasanya dibuat sedemikian rupa,
sehingga seluruh unsure penelitian termasuk penggunaan laboratorium dan subjek
yng akan benar – benar diteliti benar – benar memenuhi syarat penelitian
eksperimental.
Dalam metode eksperimen, objek yang akan
diteliti di bagi kedalam dua kelompok, yaitu (1) kelompok percobaan ( eksperimental
group ), dan (2) kelompok pembanding ( control group ).
Kelompok percobaan terdiri atas sejumlah orang yang tingakah lakunya diteliti
dengan mendapat perlakuan khusus sesuai dengan data yang akan dihimpun.
Kelompok pembanding, juga terdri atas objek dan jumlah katagorinya sama dengan
kelompok percobaan, tetapi perilakunya tidak diteliti. Setelah itu data yang
berasal dari kelompok percobaan dengan kelompok pembanding. Langkah
selanjutnya, adalah melakukan analisis, enafsiran, dan menyimpulkan dengan
dibantu dengan statistic tertentu.
2.
Metode
Kuesioner
Metode ini, lebih banyak menggunakan
sample yang bias dijangkau disamping unit cost setiap responden lebih murah.
Contoh data yang yang dapat dikumpulkan atau dihimpun dengan metode ini adalah
: (1) karkteristik pribadi siswa seperti jenis kelamin, usia dan lain
sebagainya, (2) latar belakang siswa, (3) perhatian, minat, da bakat siswa pada
mata pelajaran tertenru, (4) factor factor pendorong dan penghambat siswa dalam
mengikuti mata pelajaran tertentu, (5) aplikasi mata pelajaran tertentu dalam
kehidupan sehari – hari, (6) pengaruh aplikasi mata pelajaran tertentu dalam
kehidupan sehari – hari.
Metode kuesioner, sering disebbut metode
surat- menyurat
( mail survey), karena dalam pelaksanan peyebaran dan perngembaliannya
sering dikirim ked an dari responden melalui jasa pos atau email.
3.
Metode
Studi Kasus ( Case Study )
Metode Studi Kasus atau Case Study merupakan
metode penelitin yang digunakan untuk memperoleh sebuah gambaran terperinci
mengenai aspek – aspek psikologis seorag siswa atau sekelompok siswa tertentu.
Fenomena – fenomena dan berbagai
peristiwa yang diselidiki dengan metode ini lazimnya terus menerus diikuti
perlembangannya selama kurun waktu tertentu. Studi kasus akan memerlukan waktu
lebih lama apabila digunakan untukmenyelidiki fenomene genetika yang dihubungkan dengan prilaku belajar (
perkembangan belajar )
4.
Penyelidikan
Klinis ( Clinical Method )
Metode klinis hanya digunakan oleh pra
ahlu psikologi klinis atau psikiater. Dalam metode ini, terdapat prosedur
diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara – cara memberi
perlakuan pemulihan terhadap kelainan jiwa tersebut.
Dalam pelaksanaan penggunaan metode
klinis, peneliti menyediakan benda – benda dan pertanyaan tertentu yang boleh
diselesaika oleh anak secara bebas menurut persepsi dan kehendaknya.
Selanjutnya, peneliti mengajukan lagi pertanyaan atau tugas tambahan untuk
mendukubg data yang dihimpun sebelumnya.
Metode klinis pada umumny hanya
diberlakuka untuk meyelidiki anak atau siswa yang mengalami penyimpangan
prilaku pikologis .
Sasaran yang kan dicapai oleh peneliti untuk memastikan
sebab- sebab timbulnya ketidak normalan prilaku siswa atau kelompok kecil
siswa. Selanjutnya peneliti berupaya memilih dan menentukan cara – cara
mengatasi prilaku penyimpagan tersebut.
5.
Observasi
Naturalisik
Metode Observasi Naturalisik
merupakan jenis observasi yang dilakukan secara ilmiah. Dalam hal ini peneliti
berada di luar objek yang diteliti atau ia tidak menampakkan diri sebagai orang
yng melakukan penelitian.
Seorang peneliti atau guru yang menjadi
asistennya dapat mengaplikasikan metode ini lewat kegiatan belajar mengajar
seperti biasa. Selam proses belajar mengajar, jenis perilaku siswa diteliti,
dicatt dalm lembar format observasi yang dirancang khusus sesuai data dan
informsi yng dihimpun.
- MANFAAT MEMPELAJARI PSIKOLOGI BELAJAR
Bagi seorang guru, yang tugas utamanya
adalah mengajar, sangat penting memahami psikologi belajar. kegiatan
pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama Islam, sarat dengan muatan
psikologis. mengabaikan aspek – aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan
berakibat kegagalan, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Beberapa
peran penting psikologi dalam proses pembelajaran adalah :[3]
1.
memahami siswa
sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan,
motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain
2.
memahami
prinsip – prinsip dan teori pembelaaran
3.
memilih
memetode – metode pembelajaran dan pengajaran
4.
meetapkan
tujuan pembelajaran dan pengajaran
5.
menciptaka
situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif
6.
memilih dan
menetapkan isi pengajaran
7.
membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
8.
memilih alat
Bantu pembelajaran dan pengajaran
9.
menilai hasil
pembelajaran dan pengajaran
10.
memahami dan
mengembangkan kepribadian dsan profesi guru
11.
membimbing
perkembangan siswa
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa
antara proses perkembangan dengan proses belajar mengajar memiliki keterkaitan.
Sehubungan dengan ini, setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh proses
dan perkembangan manusia, khususnya siswa. Pengetahuan mengenai proses dan
perkembangan dan segala aspeknya itu sangat bermanfaat, antara lain :[4]
- guru dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada siswa dengan pendekatan yang relefan denga tingakat perkembangannya
- guru dapat mengantisipasi kemungkinan – kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu
- guru dapat memertimbangkan waktu yang tepat dlam memulai aktifitas proses belajar mengajar bidang studi tertentu
- guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan – tujuan pengajaran sesuai dengan kemampuan psikologisnya
Dari beberapa peranan psikologi belajar di atas,
dapat kita khususkan sebagai berikut :
a.
psikologi
belajar memiliki peranan penting dalam membantu mempersiapkan guru atau calon
guru yang professional
b.
pengetahuan
tentang psikologi belajar diharapkan mampu membantu memecahkan permasalahan siswa
dalam belajar
c.
pengetahuan
tentang psikologi belajar memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan
komunikasi kepada anak didik
d.
pengetahuan
tentang psikologi belajar membantu mencipatakan suasana edukatif dan efektif
- KESIMPULAN
Riset – riset psikologis berkenaan
dengan pembelajaran pendidikan agama Islam, memanfaatkan metode tertentu,
seperti : (1) eksperimen, (2) kuesioner, (3) studi kasus, (4) penyelidikan
klinis, (5) obsevasi naturalistic.
Peranan psikologi belajar:
a.
psikologi
belajar memiliki peranan penting dalam membantu mempersiapkan guru atau calon
guru yang professional
b.
pengetahuan
tentang psikologi belajar diharapkan mampu membantu memecahkan permasalahan
siswa dalam belajar
c.
pengetahuan
tentang psikologi belajar memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan
komunikasi kepada anak didik
d.
pengetahuan
tentang psikologi belajar membantu mencipatakan suasana edukatif dan efektif
- DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : LOGOS Wahana
Ilmu. 1999
Tohirin. Psikologi PembelajaranPendidikan Agama
Islam. Jakarta
: PT. Raja Grafindo. 2005
Komentar
Posting Komentar