MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE GRUP INVESTIGASI ( GI)
Santyasa
mengungkapkan pembelajaran kooperatif tipe GI didasari oleh gagasan John Dewey tentang
pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai
laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan
mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut Winataputra
(1992:39) model GI atau investigasi kelompok telah digunakan dalam berbagai
situasi dan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada
dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan
masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan
data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis.
Menurut
Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya mengarahkan, membantu
para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar,
yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan
demokrasi dan proses ilmiah. Menurut Winataputra (1992:63) sifat demokrasi
dalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan
atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang
menjadi titik sentral kegiatan belajar. Guru dan murid memiliki status yang sama
dihadapan masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Jadi tanggung
jawab utama guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan
memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran serta membantu
siswa mempersiapkan sarana pendukung. Sarana pendukung yang dipergunakan untuk
melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan para
pelajar untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan
untuk melakukan proses pemecahan masalah kelompok.
Ibrahim, dkk.
(2000:23) menyatakan dalam kooperatif tipe GI guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen dengan
mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa
memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan
penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep
penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam diskusi kelas ini diutamakan
keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
Slavin (dalam Asthika, 2005:24)
mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif GI adalah
sebagai berikut:
1) Tahap Pengelompokan (Grouping)
Yaitu
tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta mebentuk kelompok
investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: 1)
siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik
permasalahan, 2) siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan
topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, 3) guru membatasi jumlah
anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan
dan keheterogenan.
Misalnya:
1) Dalam sub pokok bahasan
turunan fungsi aljabar, sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat,
guru menyampikan topik yang akan diinvestigasi seperti: (a) Bila y = c maka y’=
0 (c konstanta), (b) Bila y = ax maka y’ = a (a konstanta), dan (c) Bila
y = axn maka y’ = a.n.xn-1 (a dan n konstanta)
2) Setelah penyampaian topik
bahasan yang akan diinvestigasi: (a) guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan membentuk kelompok
berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, (b) Guru
membatasi anggota kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan
memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru
dan memilih topik.
2) Tahap
Perencanaan (Planning)
Tahap Planning atau
tahap perencanaan tugas-tugas pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama
merencanakan tentang: (1) Apa yang mereka pelajari? (2) Bagaimana mereka
belajar? (3) Siapa dan melakukan apa? (4) Untuk tujuan apa mereka menyelidiki
topik tersebut?
Misalnya pada topik
Bahasan, Bila y = c maka y’= 0 dimana c konstanta, pada tahap
ini: 1) siswa belajar tentang turunan fungsi yang nilainya konstan, 2) siswa
belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi, 3) siswa membagi
tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut, mengumpulkan informasi,
menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di kelas, dan (4) siswa
belajar untuk mengetahui sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan.
3) Tahap
Penyelidikan (Investigation)
Tahap Investigation,
yaitu tahap pelaksanaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa
melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) siswa mengumpulkan informasi,
menganalisis data dan membuat simpulkan terkait dengan
permasalahan-permasalahan yang diselidiki, 2) masing-masing anggota kelompok
memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, 3) siswa saling bertukar,
berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat. Misalnya: 1)
siswa menemukan cara-cara pembuktian sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai
konstan, 2) siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumuplan
informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan 3) siswa
berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah
tentang topik bahasan yang diselidiki.
4) Tahap
Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai
berikut:
1) anggota kelompok menentukan
pesan-pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota kelompok merencanakan apa
yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, 3) wakil dari
masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi
investigasi.
Misalnya: 1) siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai
konstan nilainya adalah 0 jadi rumus yang diberikan terbukti, 2) siswa
menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0
yang dibuktikan dengan definisi turunan dan limit fungsi, 3) siswa membagi
tugas sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.
5) Tahap Presentasi (Presenting)
Tahap presenting yaitu tahap
penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah
sebagai berikut: (1) penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai
variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak sebagai penyaji
terlibat secara aktif sebagai pendengar, (3) pendengar mengevaluasi,
mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang
disajikan. Misalnya: 1) siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok
menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah dilaksanakan, 2)
siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik
yang disajikan, 3) siswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.
6) Tahap evaluasi
(evaluating)
Pada tahap evaluating
atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan
guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) siswa menggabungkan
masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan
tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan siswa mengkolaborasi,
mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, 3) penilaian hasil
belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Misalnya: 1) siswa
merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan, 2) siswa menggabungkan tiap
topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok yang lain, 3) guru
mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.
Komentar
Posting Komentar