Peran Guru Sebagai Pembimbing
Perubahan paradigma pembelajaran dari pembelajaran pasif (teacher-centered) ke pembelajaran aktif (student-centered),
menghendaki adanya perubahan peran guru dalam proses pembelajaran.
Salah satu peran yang harus dijalankan guru adalah sebagai pembimbing. Peran guru sebagai pembimbing
pada dasarnya adalah peran guru dalam upaya membantu siswa agar dapat
mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya melalui hubungan
interpersonal yang akrab dan saling percaya. Wina Senjaya (2006)
menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai
pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki
pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
Guru
berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan
tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia
dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan
produktif. Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua
individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki
kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam
bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu
juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka
tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus
berperan sebagai pembimbing.
Hubungan
guru dan siswa seperti halnya seorang petani dengan tanamannya.
Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan
menarik batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia
memiliki potensi untuk berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk
berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh
dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat menyebabkan
tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, yaitu dengan
cara menyemai, menyiram, memberi pupuk dan memberi obat pembasmi hama.
Demikian juga halnya dengan seorang guru. Guru tidak dapat memaksa agar
siswanya jadi ”itu” atau jadi ”ini”. Siswa akan tumbuh dan berkembang
menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas
guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna
peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai
pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan
interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya
Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai pembimbing
dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih
dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).
Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah
siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh
konselor profesional. Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan
masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing oleh guru yaitu masalah yang
termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar
pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum
minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Dalam
konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran
dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan
efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Prayitno (2003)
memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling adalah :
- Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
- Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
- Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada konselor.
- Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor memerlukan pelayanan khusus. seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program pengayaan.
- Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
- Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
- Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
- Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Jika melihat realita bahwa di
Indonesia jumlah tenaga konselor profesional memang masih relatif
terbatas, maka peran guru sebagai pembimbing tampaknya menjadi
penting. Ada atau tidak ada konselor profesional di sekolah, tentu
upaya pembimbingan terhadap siswa mutlak diperlukan. Jika kebetulan
di sekolah sudah tersedia tenaga konselor profesional, guru bisa
bekerja sama dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di
sekolah. Namun jika belum, maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya
akan bertumpu pada guru.
Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai pembimbing, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak, dan latar belakang kehidupannya. Pemahaman ini sangat penting, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
- Guru dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keunikan yang dimilikinya.
- Guru seyogyanya dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya, termasuk di dalamnya berusaha menjaga kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya, apabila data itu bersifat pribadi.
- Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengkonsultasikan berbagi kesulitan yang dihadapi siswanya, baik ketika sedang berada di kelas maupun di luar kelas.
- Guru sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsup umum konseling dan menguasai teknik-tenik dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan siswanya, khususnya ketika siswa mengalami kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajarnya
Komentar
Posting Komentar