PENDEKATAN PEMBELAJARAN




PENGERTIAN
            Pendekatan mengandung  usaha mendekati.1  Pendekatan pembelajaran berarti usaha yang dilakukan  guru mendekati siswa untuk mempermudah pembelejaran agar tencapai tujuan yang diinginkan. Sebelum penggunaan metode pembelajaran  terlebih dahulu  memilih pendekatan yang tepat karena kekeliruan dalam mendekati siswa dapat menimbulkan kurang perhatiannya dalam menerima isi pelajaran yang akan disampaikan guru walaupun metode yang digunakan sangat beragam. Hal ini disebabkan juga oleh beragam kepribadian siswa, mereka memiliki karakter, bakat, minat yang berbeda-beda. 

PENDEKATAN PEMBELAJARAN
            Pendidikan akan  bermutu apabila segala faktor pendukungnya telah memenuhi persyaratan. Guru, dalam  proses pendidikan atau memanusiakan manusia, perlu melengkapi diri  dengan berbagai macam pengetahuan yang terkait dengan manusia seperti psikologi. Pembelajaran akan berjalan dengan baik  setelah guru mengenal kepribadian masing-masing peserta didik, baik tingkat kecerdasan maupun emosionalnya. Guru pertama kali menulusuri kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran kemudian tingkat kecerdasan dan lain-lain. Pendekatan pembelajaran, Suwarna, 2006:101,2 terdiri dari
 (1) model pendekatan induktif,
(2) model pendekatan deduktif,
(3) model pendekatan proses.
Langkah pelaksanaan : Model pendekatan induktif 
(1) presenting examples (presentasi contoh-contoh),
(2) closure (mengakhiri atau  mengkelarifikasi kembali konsep-konsep hasil diskusi dengan tepat),
 (3) additional examples (menambahkan contoh-contoh atau data lain yang terkait) guna menguatkan konsep, mengetes konsep yang telah didiskusikan, dan menambah informasi).
Langkah perencanaan Model process approach (pendekatan proses). Dengan
a)      mengidentifikasi tujuan pembelajaran (secara bersama guru dan siswa) dan membuat tabel data pengamatan. Dalam proses pembelajaran dilakukan dengan Langkah-langkah:
a) listing (membuat daftar gejala/fakta),
 b) grouping (mengelompokkan fakta),
 c) labelling (memberi nama/label),  
d) data collecting ( koleksi data),
e) generalizing (menganalisa data seperti membuat grafik yang    menggambarkan hubungan antar variabel),
 f) explaining (menjelaskan lebih dalam tentang persoalan yang dipelajari),
 g) predicting (menduga kembali untuk membuktikan kebenaran data),
 h) closure (mengakhiri dengan membuat kesimpulan.
 Model pendekatan deduktif ( pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah) kemudian mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah yang digunakan
a.        presentation of the abstarction (memperensentasikan definisi, konsep, generalisasi),
b.      clarification of term (menjelaskan arti istilah yang terkait dengan konsep)
c.        presentation of axamples (menunjukkan contoh yang menguatkan konsep),
d.      students generate examples (mempelajari contoh yang dihasilkan dari pengalaman).
Menurut (E. Mulyasa, 2005:95)3 pendekatan pembelajaran sedikitnya ada lima   macam yaitu :
1)      pendekatan kompetensi melalui :tahapan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan penyempurnaan,
2)      pendekatan keterampilan proses,
3)      pendekatan lingkungan,
4)      pendekatan kontekstual,
5)      pendekatan tematik.
Guru , dalam menjalankan perannya menurut John P. Miller (2002)4  hendaknya telah mengetahui model kecerdasan siswa yang meliputi : pengembangan identitas diri, pemecahan masalah remaja kearah ego, membangun jati diri positif, pemecahan hambatan moral, penjernihan nilai, pendidikan identitas diri, proses pengambilan keputusan, proses pemecahan masalah, pengarahan diri, kepekaan berkomunikasi, kepekaan memahami orang lain, keterbukaan komunikasi personal, keterampilan relasi dan kelompok,  perluasan kesadaran diri, membangun kemampuan cipta dan imajinasi, intesgrasi kesadaran diri, pengobatan diri atau integrasi melalui keterpusatan.
Menurut Mukminan,2002:8,5 menyebutkan pendekatan pembelajaran terdiri dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yaitu pembelajaran dengan cara mengaktifkan peranan siswa memproses pengetahuan sendiri, dan Keterampilan Proses yaitu membangkitkan seluruh potensi siswa melalui proses yang baik agar memiliki keterampilan pengetahuan, sikap dan kerja mandiri. Proses keterampilan tersaebut terdiri dari : mengobservasi/mengadakan pengamatan, menghitung, mengukur, mengkelaisfikasi, mencari hubungan ruang/waktu, membuat hepotesis, merencanakan penelitian/eksprimen, mengendalika variabel, menginterpretasi,  atau menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara (inferensi), meramalkan (mempredeksi) menerapkan (mengakplikasi), mengkomunikasi..
Tim Pascasarjana Universitas Negeri Yogjakarta,6 mengemukakan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang mebantu guru megaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dala pembelajaran ini siswa perlu memahami makna, manfaat belajar, siswa dalam status yang bagaimana dan cara memproleh tujuan. Tugas guru membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, memperbanyak strategi mengelola kelas  sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru.
Pembelajaran kontektstual memiliki tujuh komponen yang harus ada di dalamnya, dan dapat berlaku dalam semua mata pelajaran, dan kelas yang bagaimana keadaannya, yaitu :
1) kontruktivisme (contructivism),
2) menemukan (inquiry),
3) bertanya ( cuestionig),
4) masyarakat belajar ( learning community),
5) pemodelan (modelling,
6) refleksi (reflection)
7) penelitian yang sebenarnya ( authentic assessment)  

              Berdasarkan ketujuh macam syarat tersebut maka langkah yang dilakukan guru adalah : mengembangkan belajar siswa secara mandiri, untuk menemukan sendiri, melalui banyak bertanya, pada kegiatan berkelopok, dan guru memberikan model-model perbandingan, meberikan refleksi serta menilai dengan berbagai cara. Untuk memudahkan  melaksanakan pembelajaran kontekstual, guru
1)    menyiapkan : perencanaan pembelajaran sesuai dengan perkembangan siswa,
2)     membentuk kelompok siswa yang saling berkaitan daru dengan yang lain,
3)    menyediakan lingkungan yang mendukung untuk kemandirian siswa belajar,
4)    meperhatikan keragaman  dan perbedaan IQ siswa, menigkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan bertanya untuk menyelesaikan masalah.


            Karaktristik pembelajaran kontektual yang dapat disimpulkan dari apa yang  dikemukakan Tim UNY7 sebagai berikut:
1)      adanya kerjasama,
2)      saling tunjang,
3)      menyenangkan,
4)      menggairahkan,
5)      terintegrasi,
6)      banyak sumber,
7)      siswa aktif,
8)      saling terkait dengan teman,
9)      siswa kritis, guru aktif,
10)  laporan berupa karya tulis dan hasil praktikum. Penilaian dilakukan saat pembelajaran berlangsung,  dengan tes formatif  atau sumatif, utuk mengukur keterampilan dan performansi, secara berkesinambungan dan terintegrasi serta dijadikan sebagi umpan balik.




Catan
1.        WJS Poerwadarminta, Kaus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,1976
2.        Suwarna, M.Pd, Pengajaran Mikro, Tiara wacana, Yojakarta, 2006
3.        Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Menjadi Guru Profesional, Tosda Karya, Bandung, 2202
4.        John P. Miller, Cergas Di Kelas Sekolah Kepribadian, Kreasi Wanana, Yogjakarta, 2002
5.        Depdikbud
6.        Tim UNY, Pebelajaran Efektif, UNY, Yogjakarta, 2002
7.        Ibid



Komentar

Postingan populer dari blog ini

101 Kreasi Unik Dari Kardus Bekas

Turunan Fungsi

soal deret