Metode inquiry
Metode inquiry merupakan metode
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri
siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan
metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah
memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan
juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru
selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka
memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi
intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (
2004 )
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat
beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan
bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu
Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation,
dan Variety of Resources (Garton, 2005).
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka
yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu
fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai
pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru
menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh
siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa
dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan
analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam
buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
Student Engangement. Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa
merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator.
Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau
menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat
dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap
konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja
berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal
ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan
guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber
belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan
ahli, dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pelaksanaan metode inquiry:
1. Orientasi
Adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa
siap melaksanakan proses pembelajaran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
tahapan orientasi ini adalah:
Ø Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
Menjelaskan
pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untukØ mencapai tujuan. Pada
tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiri serta tujuan setiap langkah, mulai
dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
Ø Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal
ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki.persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam merumuskan masalah diantaranya:
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan akanØ
memiliki motivai yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang
hendak dikaji.
- Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti.
- Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
- Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenaranya. Kemampuan
atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki setiap
individu sejak lahir. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan
harus dibina. Salah satu cara yang harus dilakukan guru untuk mengembangkan
hipotesis siswa adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran
guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berari
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung data
yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Meumuskan kesimpulan
Adalah poses mendeskrisikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses
pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.
Komentar
Posting Komentar