MEDIA PEMBELAJARAN




PENDAHULUAN
            Secara sederhana, pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama, (Ahmad D. Marimba,1980;19)1 Menurut John S. Brubacher, bahwa pendidikan adalah proses dalam mana potensi – potensi, kemampuan kemampuan, kapasitas kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaaan kebiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan kebiasaan yang baik, dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan tujuan yang ditetapkan (Sumitro dkk;17).2
            Berdasarkan batasan ini bahwa pendidikan mencakup berbagai dimensi seperti akal, perasaan, kehendak dan seluruh unsur atas kejiwaan manusia serta bakat dan kemampuannya melalui bimbingan yang dilakukan secara sadar dengan menggunakan bebagai media untuk mencapai suatu tujuan. Pendidikan yang dimaksud tentu saja bukan pendidikan dalam pengertian sederhana malainkan dalam pengertian menyeluruh, berkesinambungan, serta meliputi seluruh aspek kehidupan seseorang,  berlangsung sejak seseorang dilahirkan sampai hembusan nafas terakhir.  Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan perubahan tingkah laku baik itelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagi individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran ( Sujana, 2002, 1)3 Dengan demikian pendidikan dapat dijalankan diantaranya melalui proses belajar mengajar.
            Pembelajaran sebagai suatu proses, akan mencapai hasil maksimal jika seluruh yang terkait dengan prosesnya sempurna atau memadai kebutuhan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan sempurna jika ketiga ranah sebagai objek pembelajaran mendapat sentuhan dan menghasilkan perubahan hasil pembelajaran yang sesuai tujuan. Proses perubahan dalam pembelajaran akan mudah mencapai tujuan jika disertai dengan media pembelajaran yang memadai seperti perpustakaan, laboratorium dan media lainnya.

MEDIA PEMBELAJARAN DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya intraksi antara seseorang dengan lingkungannya yang digambarkan dengan adanya suatu perubahan tingkah laku baik kognitif, apektif maupun psikomotoriknya.
            Hubungan yang terjadi selama proses balajar dipengaruhi oleh lingkungan yang berupa manusia ( murid, guru, karyawan, orang tua, da manusia sekitarnya), bahan pelajaran ( buku, modul, selebaran, majalah),  soofwear( casset CD, piringan hitam, casset recorder), hadwear ( komputer, OHV, Proyektor, radio, TV) dan sumber belajar l;ainnya seperti perpustakaan , laboratorium serta alam pada umumnya.
            Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajarandan penilaian pengajaran. Metodologi pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa, sehingga siswa menguasai tujuan pengajaran. Media pengajaran sebagai alat bantu mengajar(  Sujana, 2002, 1)4
            Berdasarkan uraian di atas bahwa media pembelajaran berkedudukan sebagai alat bantu menyampaikan bahan pelajaran bukan sebagai tujuan pembelajaran

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
            Media berarti peratara (informasi), penengah, wahana, wadah.(kamus ilmiah populer) Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke pengirim pesan. Media segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat seta perhatian siswa sedemikia rupa sehingga proses belajar  terjadi  (Arief Sadiman dkk, 2002, 6),5 media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk komunikasi (proses belajar mengajar),  (Ahmad Rohani dkk,1997,3 ).6 Apabila media itu membawa pesan pesan atau informasi yang bertujaun instruksional atau mengandung maksud maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran, (Azhar Rsyad, 2004, 4 ).7 Dapat disimpulkan bahwa segala komponen sarana fisik yang  merangsang siswa untuk belajar dan membantu agar proses lebih mudah untuk mencapai tujuan disebut media pembelajaran.

SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Repormasi dalam segala bidang kehidupan yang sedang bergulir pada saat ini, memberikan peluang sekaligus tantangan bagi para pendidik termasuk media pembelajaran. Pada awal kemerdekaan pendidikan bagi  para pelajar yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena menggabung dengan tentara pelajar digunakan media radio untuk menyajikan bahan pelajaran. Pada awal Orde Baru, dalam pembangunan lima tahun PELITA I telah dicantumkan secara eksplisit mengenai kebijakan penggunaan siaran radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan pendidikan.
Dalam perkembangan berikutnya, dengan dibukanya pendidikan jarak jauh seperti SLTP terbuka, MTs Terbuka, Universitas terbuka, penggunaan siaran radio dan televisi semakin terasa dibutuhkan guna menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik. Demikian juga dalam pelaksanaan penataran guru jarak jauh, sistem balajar mandiri untuk meningkatkan kualitas guru sekolah dasar  dan lain  lain, peranan media pembelajaran sangat penting ( Yusuf Hadi Miarso, dalam Mengurai Benang Kusut Pendidikan 2003; 147).8
            Setelah era  globlisasi sekarang ini, pembelajaran terus menerus dituntut mengikuti perkembangan era ilmu pengetahuan dan teknologi informasi seperti internet, dan kemajuan ini tidak akan berakhir hingga disini tetapi terus dimodifikasi dengan lebih baik, lebih mudah dan lebih cepat dalam penggunaannya.

PROSES BELAJAR SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI
Jika seorang tumbuh dewasa, pertama tama ia butuh akses ke benda benda, tempat tempat, proses proses, peristiwa peristiwa, dan catatan catatan. Ia butruh melihat, menyentuh, mencoba coba, mengubah, menangkap, apapun yang ada dipanggung yang bermakna ( Ivan Illich dalam menggugat pendidikan; 527).9  Wacana yang dikemukakn Ivan ini menggambarkan bahwa peroses belajar mengajar merupakan kegiatan komunikasi antar sesuatu terutama denngan manusia. Didalam Kamus Ilmiah Populer10 ; komunikasi adalah hubugan timbal balik antar manusia. Dengan demikian komunikasi adalah sebuah proses yang terus berkembang karena bukan sesuatu pekerjaan yang terisolasi dari kejadian, padahal kejadian itu terus berubah mengikuti perubahan perubahan yang dilakukan manusia sendiri.
Guru adalah seorang komunikartor, karena dia akan menyampaikan rencana rencana pembelajarannya pada siswa, kemudian dia juga akan mengatuir siswa dalam kelasnya dari awal dia masuk kelas sampai mengakhiri kelas, dan dia juga akan menjleaskan bahan bahan ajar pada siswa, bahkan harus menjelaskan berbagai bahan ajar yang belum dipahami siswa dengan baik. Komunikasi guru pada siswa ada dua macam, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Kpmunikasi verbal adalah komunikasi dengan kata, baik diucapkan maupun ditulis dan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata kata, tidak bisa didengar dan juga tidak bisa dibaca dalam uraian kata kata tertulis. Komunikasi non-verbal hanya dipahami dari berbagai isyarat gerakan anggota tubuh yang mengekspresikan sebuah pesan, (Dede Rosyada, 150, 153),11 untuk mempelajari sesuatu dengan cepat dan efektif, anda harus melihatnya, mendengarnya, dan merasakannya, (Tony Stockwell dalam Revolusi Cara Belajar; 298).12
Berdasarkan paparan di atas proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasiau  kegiatan menyampaikan informasi oleh guru dan peserta didik berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya.

FUNGSI DAN KEGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
            Pembelajaran terus mengalami perkembangan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, kuranglah memadai kalau sumber belajar hanya berasal dari guru atau berupa media buku teks atau audio visual. Kondisi ini mulai dirasakan perlu ada cara baru dalam mengomonikasikan pesan verbal maupun noverbal. Kecenderungan pembelajaran dewasa ini adalah sistem belajar madiri dalam program terstruktur. Untuk itu perlu dioersiapokan sumber belajar secara khusus yang memungkikan dapat dipergunakan para pelajar secara langsung. Sumber belajar jenis  ini lazimnya berupa media yang dipersiapkan oleh kelompok guru dengan tenaga ahli media sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Guru dan ahli media berintraksi dengan pelajar berdasarkan satu tanggungjawab bersama.
            Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan kualitas tenaga guru yang profesional, salah satu jalan yang perlu ditempuh adalah dengan membekali para guru agar mampu mengembangkan berbagai media pembelajaran. Guru harus dapat mempersiapkan bahan pembelajaran yang sistematis dan terprogram seperti buku ajar, modul, atau media lain yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, pelajar akan lebih mandiri dalam melakukan kegiatan pembelajaran.(Muhaimin; 2002; 157 ).13
            Media dalam kegiatan proses belajar memang berfungsi instrumental, artinya Cuma alat saja, bukan tujuan. Jadi sebagai alat, media bisa digunakan untuk berbagai ragam tujuan, tetapi tidak untuk semua tujuan. Karena swtiap media memiliki ciri (karateristik) khasnya masing masing, sehingga hanya dapat digunakan utuk tujuan tujuan yang khas dan sesaui pula. Dalam perspektif dan metodologi pendidikan kritis, media juga adalah bahasanya para fasilitator pelatihan. Media digunakan oleh para fasilitator bukan semata mata karena media memang efektif membantu proses pemahaman, tetapi karena penggunaan media itu sendiri memang merupakan suatu keharusan jika ingin taat asas pada filosofi pendidikan kritis yang menekankan mutlaknya para peserta belajar dan memproduksi pengetahuan dari penglaman mereka sendiri, bukan dari hafalan teori, kaidah dan rumus rumus orang lain dan, untuk itu seorang fasilitator tidak akan bisa melakukannya jika ia hanya bicara melulu, apalagi pidato atau ceramah monolog tanpa diskusi dengan para peserta. Bahkan, diskusi mestinya terjadi antara para peserta sendiri, sementara failitator hanya menyediakan sarana da prosesnya saja. Sarana dan proses itulah media, bahasanya para fasilitator.  Ini yang membedakan seorang fasilitator dengan seorang manajer atau guru atau dosen, misalnya yang juga mungkin menggunakan media yang sama, tetapi lebih sebagai peraga atau penggambaran (illustration), sebagai pemanis dan pemikatomongan atau ceramah dan kuliahnya agar lebih menarik dan tidak membosankan. Bagi seorang fasilitator, media bukan hahya berfungsi sebagai illustrasi, tetapi sekaligus sebagai sendi (code) untuk peserta berpikir tentang sesuatu, mendiskusikannya bersama, berialog untuk menemukan suatu kesimpulan dan jawaban mereka sendiri. Dengan demikian, fasilitator menjadikan sendiri tersebut sebagai suatu gambaran yang hidup (animation) tentang suatu kejadian, gejala, atau permasalahan yang nyata tertentu. Itu pula sebabnya  mengapa fasilitator sering juga disebut sebagai animator. ( Mansour Fakih, 75 ).14
            Kegunaan media sebagai berikut :(1).memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat  verbalistis (dalam bentuk kata kata atau lisan belaka), (2). mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera' seperti misalnya : a. objek yang terlalu besar- bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model; b. objek yang terlalu kecil- dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar; c.gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high speed photography; d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi liwat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; e.objek yang terlalu kompleks (misalny mesin mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lai lain; f. objek yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain lian) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lai lai;; (3). Dengan menggunakan  media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan  berguna untuk : a. menimbulkan kegairahan belajar; b.memungkinkan intraksi yang lebih langsung antyara anak didik dengan lingkungan denga kenyataan; c.memungkinkan anak didik belajar sendiri sendiri menurut kermampua dan minatnya; (4). Denga sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkuangan dan pengalaman yang berbeda, sedangka kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama utuk setiap siswa, maka guru akan banyak  mengalami kesul;itan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apabila bila latar belakang lingkungan guru denga siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan kemampuannya dalam : a. memberikan perasngsang yang sam; b. mempersamaka pengalaman; c. menimbulkan persepsi yang sama (Arief S. Sadiman dkk : 2002; 16 ).15
            Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses bejar siswa antara lain :a). pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; b). bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkikan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; c). metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata mata komunikasi verbal melalui penuturan kata kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; d) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi uuga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasika dan lai lai (Nana Sujana, 2002, 2)16
            Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini memungkinkan siapa saja untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pengembangan multi media.  Multimedia dapat digunakan untuk menunjag berbagai bidang, seperti presentasi, visualisasi, alat bantu pendidikan, game, dan lain lain. Penggunaa multimedia seperti :: presentasi bisnis, aplikasi pelatihan dan pendidikan, information delivery, promosi da penjualan, produktivity, teleconferencing, film, virtual reality, aplikasi web, game. ( Ariesto Hadi Sutopo; 2003; 22 ),17 khususnya media visual, mengandung empat fungsi yaitu : (a). fungsi atensi; menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampulkan atau menyertai teks materi pelajaran, (b).fungsi afektif; gambar visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa; (c). fungsi kognitif; gambar memperlacar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, (d).fungsi kompensatoris; membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengoraganisasikan informasi dalam teks dan mengimngatnya kembali, ( Levie & Lentz , yang dikutip oleh Azhar Arsyad, 2004; 16 ).18
Hal ini berarti bahwa agar proses komunikasi dapat berjalan secara efektif dan efesien, guru perlu mengenal tentang peranan dan fungsi media instruksional edukatif, karena media sangat dipengaruhi oleh ruang, waktu, peserta didik, sarana prasrana yang tersedia serta pengetahuan atau pengalaman guru yang meggunakannya.(Ahmad Rohani;1997; 6 )19 Walhasil, semakin jelas pula bahwa penggunaan media oleh seorang fasilitator dalam proses pendidikan kritis didasari pada suatu landasan filosofi dan teori  perubahan sosial yang sagat mendasar. Jika dalam kenyataan kesehariannya, mereka nampak sedemikian sederahana dan terkesan sangat praktis dengan berbagai media tersebut , tidak berarti mereka tidak bisa memiliki filosofi dan toeritis yang kuat. Dengan kata lain, media sebagai bahasa da sendi ditangan seorang fasilitator pendidika kritis, adalah pemicu awal dari keseluruhan proses perubahan sosial yang sesungguhnya.( Mansour Fakih; 2001; 76).20
            Dalam peraktik kehidupan kita sehari hari terlihat fungsi media yang sangat menakjubkan terutama media elektronik,  dapat menyampaikan pesan  dengan sangat cepat dan peraktis, dapat digunakan belajar dari jarak jauh secara langsung seperti penggunaan HP , internet, dan lain lain.

KLASIFIKASI DAN PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

A.Klasifikasi Media Pembelajaran
            Kegiatan belajar mengajar menggunakan media diharapkan dapat membawa hasil yang baik, karena dengan media dapat mempermudah siswa menerima pesan pendidikan. Media pembelajaran akan tepat guna apabila jenis yang digunakan sesuai dengan kemampuan guru menggunakannya. Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mpck up, diorama dan lain lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain lain. Keempat penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran, ( Sudjana, 2002; 3 ).21 Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan  kedalam empat kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, ( Azhar Arsyad; 29 ).22 Mansour Fakih23 mengklasifikasi media kepada : (1). Simulasi seperti permainan,  bermain peran, forum teater, (2).audio seperti rekaman suara / musik, siaran radio, (3). Visual seperti : foto-foto,gambar grafis, bahan cetakan, (4) audio visual seperti slide suara, film dokumenter & film cerita, (5). Multimedia seperti : pertunjukan & upacara, teknik teknik riset partisipatoris, jarigan internet dan e-mail.. Klasifikasi media instruksional edukatif menurut jenisnya (1). Berdasarkan indra yang digunakan: media audio, media visual, media audio visual. (2) berdasarkan jenis pesan yaitu: media cetak, media non cetak, media grafis, media non grafis. (3) berdasarkan sasarannya yaitu: media jangkauan terbatas (tape), media jangkauan yang luas (radio, Pers). (4) berdasarkan penggunaan tenaga listerik (elektronik) yaitu : media elektronika, media non elektronika. (5). Media asli dan tiruan yaitu berupa (a) spesimen makhluk hidup seperti akuarium, terrarium, kebun binatang, kebun percobaan, insektarium, (b). spesimen mati seperti : herbarium, diorama, taksidemi, awetan hewan dalam botol, awetan dalam cairan plastik (bioplastik), (c).spesimen benda mati seperti batu batuan, mineral dan lain lain, (c).benda asli buka makhluk hidup seperti : kereta api, pesawatterbang dan lain lain, (d) model tiruan dari benda asli disebabkan karena terlalu besar , terlalu kecil, terlalu rumit, terlalu jauh seperti model irisan lapisan bumi, model penampang daun, model atom, model susunan tubuh manusia, model bulat bumi(globe), model kerja makrokosmos, model perbandingan besar kecil pelanet, (6). Media grafis seperti bagan, grafik, poster, karikatur, gambar, komik, (7). Media bentuk papan seperti : papan tulis, papan pengumuman, papan planel, papan pameran, papan magnet, papan demonstrasi,  (8). Media yang disorotkan seperti : slide, film strip, mikroskop (9). Media yang dapat didengar seperti: radio, kaset audio, (10)media pandang dengar seperti televisi, (11). Media bahan cetak buku, pamflet, majalah, koran, dan sebagainya.( Ahmad Rohani; 18-24 ).24  Dari berbagai jenis dan klasifikasi media tersebut penggunaannya tergantung kepada tujuan pengajaran, materi pelajaran, tempat dimana menggunakannya, kemampuan guru menggunakannya dalam proses belajar mengajar serta kemudahan memperoleh medianya.
B. Pemilihan Media Pembelajaran.
            Dalam penggunaan media pembelajaran agar efektif dan efesien, guru hendaknya telah memiliki keterampilan membuat media pengajaran sederhana, mampu memilih media yang sesaui dalam pembelajaran, memahami cara  menggunakan dan tindak lanjut dari media pembelajaran yang digunakan, mengetahui bagaimana yang efektif seta apakah akan membawa pengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
            Dasar pertimbangan untuk memilih suatu media  sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. beberapa faktor perlu dipertimbangkan, misalnya: tujuan instruksional yang ignin dicapai, karaktristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan(audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. (Arief Sadiman: 82 ).25 Dari tinjauan psikolgis, yang mejadi pertimbangan pemilihan media pembelajaran adalah: motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan, latihan dan pengulangan, penerapan, (Azhar Arsyad, 73 ).26 Adapun dasar pertimbangan untuk membeli media jadi ada pertanyaan pertanyaan praktis yang dapat diajukan yaitu : a.apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? b. apakah ada sumber informasi, katalog, dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan? c. apakah perlu dibentuk tim untuk mereviu yang terdiri dari para calon pemakai? d. apakah ada media dipasaran yang telah divalidasikan? e. apakah media yang bersangkutan boleh direviu terlebih dahulu? f. apakah tersedia format reviu yang sudah dibakukan? (Arief Sadiman: 82).27  Dengan demikian pertimbangan pemilihan media pembelajaran selalu terkait dengan keseuaian dengan sumber daya manusia yang menggunakannya  dan sumber daya alam yang akan digunakan.
            Kriteria pemilihan media dikemukakan oleh Sudjana,28 sebagai berikut,  yaitu  a) ketepatannya dengan tujuan pengajaran, b) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, c) kemudahan memperoleh media, d) kemampuan guru dalam menggunakannya, e) tersedia waktu untuk menggunakannya, f) sesuai dengan taraf berpikir siswa, (Media Pengajaran; 5 ),  menurut Azhar Arsyad,29 kriteria pemilihan media adalah 1. sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 2. tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, 3.praktis, luwes dan bertahan, 4. guru trampil menggunakannya, 5. pengelompokan sasaran, 6. mutu teknis.( Media Pembelajaran: 75 ), Sadiman mengemukakan  tiga prosedur dalam pemilihan media yaitu :1.model flowchart yang meggunakan sistem pengguguran( eleminasi) dalam pengambilan keputusan pemilihan,  2. model matriks yang menangguhkan proses pengambilan  sampai seluruh kriteria pemilihanya diidentifikasi, dan 3. model cheklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
            Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemilihan media pembelajaran hendaknya memiliki keriteria : relevansi SDM, materi, tujuan, dan keadaan yang terkait dengan pembelajaran.
            Dalam praktiknya tidak ada media yang secara mutlak belaku untuk segala kondisi disebabkan  oleh perubahan yang terjadi secara terus menerus baik fisik tempat belajar, hubungan guru dan pelajar,  peranan guru dan kecakapan mengajar. Tetapi nilai optimis memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan dari kecakapan memilih dan menggunakan media sangat diharapkan.  

  


                       


Komentar

Postingan populer dari blog ini

101 Kreasi Unik Dari Kardus Bekas

Turunan Fungsi

soal deret