MEDIA PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
Secara sederhana, pendidikan dapat diartikan sebagai
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama,
(Ahmad D. Marimba,1980;19)1 Menurut John S. Brubacher, bahwa
pendidikan adalah proses dalam mana potensi – potensi, kemampuan kemampuan,
kapasitas kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaaan kebiasaan,
disempurnakan dengan kebiasaan kebiasaan yang baik, dengan alat (media) yang
disusun sedemikian rupa, dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain
atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan tujuan yang ditetapkan (Sumitro
dkk;17).2
Berdasarkan batasan ini bahwa pendidikan mencakup
berbagai dimensi seperti akal, perasaan, kehendak dan seluruh unsur atas
kejiwaan manusia serta bakat dan kemampuannya melalui bimbingan yang dilakukan
secara sadar dengan menggunakan bebagai media untuk mencapai suatu tujuan.
Pendidikan yang dimaksud tentu saja bukan pendidikan dalam pengertian sederhana
malainkan dalam pengertian menyeluruh, berkesinambungan, serta meliputi seluruh
aspek kehidupan seseorang, berlangsung
sejak seseorang dilahirkan sampai hembusan nafas terakhir. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan
para siswa menuju pada perubahan perubahan tingkah laku baik itelektual, moral
maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagi individu dan makhluk sosial.
Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar
yang diatur guru melalui proses pengajaran ( Sujana, 2002, 1)3
Dengan demikian pendidikan dapat dijalankan diantaranya melalui proses belajar
mengajar.
Pembelajaran sebagai suatu proses, akan mencapai hasil
maksimal jika seluruh yang terkait dengan prosesnya sempurna atau memadai kebutuhan
pembelajaran. Pembelajaran dikatakan sempurna jika ketiga ranah sebagai objek
pembelajaran mendapat sentuhan dan menghasilkan perubahan hasil pembelajaran
yang sesuai tujuan. Proses perubahan dalam pembelajaran akan mudah mencapai
tujuan jika disertai dengan media pembelajaran yang memadai seperti
perpustakaan, laboratorium dan media lainnya.
MEDIA PEMBELAJARAN DAN PROSES
BELAJAR MENGAJAR
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya intraksi antara seseorang
dengan lingkungannya yang digambarkan dengan adanya suatu perubahan tingkah
laku baik kognitif, apektif maupun psikomotoriknya.
Hubungan yang terjadi selama proses balajar dipengaruhi
oleh lingkungan yang berupa manusia ( murid, guru, karyawan, orang tua, da
manusia sekitarnya), bahan pelajaran ( buku, modul, selebaran, majalah), soofwear( casset CD, piringan hitam, casset
recorder), hadwear ( komputer, OHV, Proyektor, radio, TV) dan sumber belajar
l;ainnya seperti perpustakaan , laboratorium serta alam pada umumnya.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan
pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajarandan penilaian pengajaran.
Metodologi pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam
melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa,
sehingga siswa menguasai tujuan pengajaran. Media pengajaran sebagai alat bantu
mengajar( Sujana, 2002, 1)4
Berdasarkan uraian di atas bahwa media pembelajaran berkedudukan
sebagai alat bantu menyampaikan bahan pelajaran bukan sebagai tujuan
pembelajaran
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media berarti peratara (informasi), penengah, wahana,
wadah.(kamus ilmiah populer) Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
ke pengirim pesan. Media segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat seta perhatian siswa sedemikia rupa sehingga proses belajar terjadi
(Arief Sadiman dkk, 2002, 6),5 media adalah segala sesuatu
yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk
komunikasi (proses belajar mengajar),
(Ahmad Rohani dkk,1997,3 ).6 Apabila media itu membawa pesan
pesan atau informasi yang bertujaun instruksional atau mengandung maksud maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran, (Azhar Rsyad, 2004, 4 ).7
Dapat disimpulkan bahwa segala komponen sarana fisik yang merangsang siswa untuk belajar dan membantu
agar proses lebih mudah untuk mencapai tujuan disebut media pembelajaran.
SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN
Repormasi
dalam segala bidang kehidupan yang sedang bergulir pada saat ini, memberikan
peluang sekaligus tantangan bagi para pendidik termasuk media pembelajaran.
Pada awal kemerdekaan pendidikan bagi
para pelajar yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena menggabung
dengan tentara pelajar digunakan media radio untuk menyajikan bahan pelajaran.
Pada awal Orde Baru, dalam pembangunan lima
tahun PELITA I telah dicantumkan secara eksplisit mengenai kebijakan penggunaan
siaran radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan
pendidikan.
Dalam
perkembangan berikutnya, dengan dibukanya pendidikan jarak jauh seperti SLTP
terbuka, MTs Terbuka, Universitas terbuka, penggunaan siaran radio dan televisi
semakin terasa dibutuhkan guna menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta
didik. Demikian juga dalam pelaksanaan penataran guru jarak jauh, sistem
balajar mandiri untuk meningkatkan kualitas guru sekolah dasar dan lain
lain, peranan media pembelajaran sangat penting ( Yusuf Hadi Miarso,
dalam Mengurai Benang Kusut Pendidikan 2003; 147).8
Setelah era
globlisasi sekarang ini, pembelajaran terus menerus dituntut mengikuti
perkembangan era ilmu pengetahuan dan teknologi informasi seperti internet, dan
kemajuan ini tidak akan berakhir hingga disini tetapi terus dimodifikasi dengan
lebih baik, lebih mudah dan lebih cepat dalam penggunaannya.
PROSES BELAJAR SEBAGAI PROSES
KOMUNIKASI
Jika
seorang tumbuh dewasa, pertama tama ia butuh akses ke benda benda, tempat
tempat, proses proses, peristiwa peristiwa, dan catatan catatan. Ia butruh
melihat, menyentuh, mencoba coba, mengubah, menangkap, apapun yang ada
dipanggung yang bermakna ( Ivan Illich dalam menggugat pendidikan; 527).9
Wacana yang dikemukakn Ivan ini
menggambarkan bahwa peroses belajar mengajar merupakan kegiatan komunikasi
antar sesuatu terutama denngan manusia. Didalam Kamus Ilmiah Populer10
; komunikasi adalah hubugan timbal balik antar manusia. Dengan demikian komunikasi
adalah sebuah proses yang terus berkembang karena bukan sesuatu pekerjaan yang
terisolasi dari kejadian, padahal kejadian itu terus berubah mengikuti
perubahan perubahan yang dilakukan manusia sendiri.
Guru
adalah seorang komunikartor, karena dia akan menyampaikan rencana rencana
pembelajarannya pada siswa, kemudian dia juga akan mengatuir siswa dalam
kelasnya dari awal dia masuk kelas sampai mengakhiri kelas, dan dia juga akan
menjleaskan bahan bahan ajar pada siswa, bahkan harus menjelaskan berbagai
bahan ajar yang belum dipahami siswa dengan baik. Komunikasi guru pada siswa
ada dua macam, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Kpmunikasi
verbal adalah komunikasi dengan kata, baik diucapkan maupun ditulis dan komunikasi
non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata kata, tidak bisa
didengar dan juga tidak bisa dibaca dalam uraian kata kata tertulis. Komunikasi
non-verbal hanya dipahami dari berbagai isyarat gerakan anggota tubuh yang
mengekspresikan sebuah pesan, (Dede Rosyada, 150, 153),11 untuk
mempelajari sesuatu dengan cepat dan efektif, anda harus melihatnya,
mendengarnya, dan merasakannya, (Tony Stockwell dalam Revolusi Cara Belajar;
298).12
Berdasarkan
paparan di atas proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasiau kegiatan menyampaikan informasi oleh guru dan
peserta didik berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan
sebagainya.
FUNGSI DAN KEGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pembelajaran terus mengalami perkembangan sejalan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, kuranglah memadai kalau
sumber belajar hanya berasal dari guru atau berupa media buku teks atau audio
visual. Kondisi ini mulai dirasakan perlu ada cara baru dalam mengomonikasikan
pesan verbal maupun noverbal. Kecenderungan pembelajaran dewasa ini adalah
sistem belajar madiri dalam program terstruktur. Untuk itu perlu dioersiapokan
sumber belajar secara khusus yang memungkikan dapat dipergunakan para pelajar
secara langsung. Sumber belajar jenis
ini lazimnya berupa media yang dipersiapkan oleh kelompok guru dengan
tenaga ahli media sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran. Guru dan ahli media berintraksi dengan pelajar berdasarkan satu
tanggungjawab bersama.
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan kualitas
tenaga guru yang profesional, salah satu jalan yang perlu ditempuh adalah
dengan membekali para guru agar mampu mengembangkan berbagai media
pembelajaran. Guru harus dapat mempersiapkan bahan pembelajaran yang sistematis
dan terprogram seperti buku ajar, modul, atau media lain yang dapat menunjang
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, pelajar akan lebih mandiri dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.(Muhaimin; 2002; 157 ).13
Media dalam kegiatan proses belajar memang berfungsi
instrumental, artinya Cuma alat saja, bukan tujuan. Jadi sebagai alat, media
bisa digunakan untuk berbagai ragam tujuan, tetapi tidak untuk semua tujuan. Karena
swtiap media memiliki ciri (karateristik) khasnya masing masing, sehingga hanya
dapat digunakan utuk tujuan tujuan yang khas dan sesaui pula. Dalam perspektif
dan metodologi pendidikan kritis, media juga adalah bahasanya para fasilitator
pelatihan. Media digunakan oleh para fasilitator bukan semata mata karena media
memang efektif membantu proses pemahaman, tetapi karena penggunaan media itu
sendiri memang merupakan suatu keharusan jika ingin taat asas pada filosofi
pendidikan kritis yang menekankan mutlaknya para peserta belajar dan
memproduksi pengetahuan dari penglaman mereka sendiri, bukan dari hafalan
teori, kaidah dan rumus rumus orang lain dan, untuk itu seorang fasilitator
tidak akan bisa melakukannya jika ia hanya bicara melulu, apalagi pidato atau
ceramah monolog tanpa diskusi dengan para peserta. Bahkan, diskusi mestinya
terjadi antara para peserta sendiri, sementara failitator hanya menyediakan
sarana da prosesnya saja. Sarana dan proses itulah media, bahasanya para
fasilitator. Ini yang membedakan seorang
fasilitator dengan seorang manajer atau guru atau dosen, misalnya yang juga
mungkin menggunakan media yang sama, tetapi lebih sebagai peraga atau
penggambaran (illustration), sebagai pemanis dan pemikatomongan atau ceramah
dan kuliahnya agar lebih menarik dan tidak membosankan. Bagi seorang
fasilitator, media bukan hahya berfungsi sebagai illustrasi, tetapi sekaligus
sebagai sendi (code) untuk peserta berpikir tentang sesuatu, mendiskusikannya
bersama, berialog untuk menemukan suatu kesimpulan dan jawaban mereka sendiri.
Dengan demikian, fasilitator menjadikan sendiri tersebut sebagai suatu gambaran
yang hidup (animation) tentang suatu kejadian, gejala, atau permasalahan yang
nyata tertentu. Itu pula sebabnya mengapa fasilitator sering juga disebut
sebagai animator. ( Mansour Fakih, 75 ).14
Kegunaan media sebagai berikut :(1).memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis (dalam bentuk kata kata atau lisan belaka), (2). mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera' seperti misalnya : a. objek yang
terlalu besar- bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model; b.
objek yang terlalu kecil- dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film,
atau gambar; c.gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan timelapse atau high speed photography; d. kejadian atau peristiwa yang
terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi liwat rekaman film, video, film
bingkai, foto maupun secara verbal; e.objek yang terlalu kompleks (misalny
mesin mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lai lain; f. objek yang
terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain lian) dapat divisualkan
dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lai lai;; (3). Dengan
menggunakan media pendidikan secara
tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media
pendidikan berguna untuk : a.
menimbulkan kegairahan belajar; b.memungkinkan intraksi yang lebih langsung
antyara anak didik dengan lingkungan denga kenyataan; c.memungkinkan anak didik
belajar sendiri sendiri menurut kermampua dan minatnya; (4). Denga sifat yang
unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkuangan dan pengalaman yang
berbeda, sedangka kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama utuk setiap
siswa, maka guru akan banyak mengalami
kesul;itan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apabila bila latar
belakang lingkungan guru denga siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan kemampuannya dalam : a. memberikan perasngsang yang sam; b. mempersamaka
pengalaman; c. menimbulkan persepsi yang sama (Arief S. Sadiman dkk : 2002; 16
).15
Ada
beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses
bejar siswa antara lain :a). pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; b). bahan pengajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkikan
siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; c). metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata mata komunikasi verbal melalui penuturan kata kata
oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi
bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; d) siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi uuga
aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasika dan lai lai (Nana
Sujana, 2002, 2)16
Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini memungkinkan
siapa saja untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pengembangan multi
media. Multimedia dapat digunakan untuk
menunjag berbagai bidang, seperti presentasi, visualisasi, alat bantu
pendidikan, game, dan lain lain. Penggunaa multimedia seperti :: presentasi
bisnis, aplikasi pelatihan dan pendidikan, information delivery, promosi da
penjualan, produktivity, teleconferencing, film, virtual reality, aplikasi web,
game. ( Ariesto Hadi Sutopo; 2003; 22 ),17 khususnya media visual,
mengandung empat fungsi yaitu : (a). fungsi atensi; menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampulkan atau menyertai teks materi pelajaran, (b).fungsi
afektif; gambar visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa; (c). fungsi
kognitif; gambar memperlacar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, (d).fungsi kompensatoris; membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk mengoraganisasikan informasi dalam teks
dan mengimngatnya kembali, ( Levie & Lentz , yang dikutip oleh Azhar
Arsyad, 2004; 16 ).18
Hal ini
berarti bahwa agar proses komunikasi dapat berjalan secara efektif dan efesien,
guru perlu mengenal tentang peranan dan fungsi media instruksional edukatif,
karena media sangat dipengaruhi oleh ruang, waktu, peserta didik, sarana
prasrana yang tersedia serta pengetahuan atau pengalaman guru yang
meggunakannya.(Ahmad Rohani;1997; 6 )19 Walhasil, semakin jelas pula
bahwa penggunaan media oleh seorang fasilitator dalam proses pendidikan kritis
didasari pada suatu landasan filosofi dan teori
perubahan sosial yang sagat mendasar. Jika dalam kenyataan
kesehariannya, mereka nampak sedemikian sederahana dan terkesan sangat praktis
dengan berbagai media tersebut , tidak berarti mereka tidak bisa memiliki
filosofi dan toeritis yang kuat. Dengan kata lain, media sebagai bahasa da
sendi ditangan seorang fasilitator pendidika kritis, adalah pemicu awal dari
keseluruhan proses perubahan sosial yang sesungguhnya.( Mansour Fakih; 2001;
76).20
Dalam peraktik kehidupan kita sehari hari terlihat fungsi
media yang sangat menakjubkan terutama media elektronik, dapat menyampaikan pesan dengan sangat cepat dan peraktis, dapat
digunakan belajar dari jarak jauh secara langsung seperti penggunaan HP ,
internet, dan lain lain.
KLASIFIKASI DAN PEMILIHAN
MEDIA PEMBELAJARAN
A.Klasifikasi Media
Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar
menggunakan media diharapkan dapat membawa hasil yang baik, karena dengan media
dapat mempermudah siswa menerima pesan pendidikan. Media pembelajaran akan
tepat guna apabila jenis yang digunakan sesuai dengan kemampuan guru menggunakannya.
Ada beberapa
jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama,
media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun,
komik dan lain lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni
media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu
dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model
susun, model kerja, mpck up, diorama dan lain lain. Ketiga, media proyeksi
seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain lain. Keempat
penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran, ( Sudjana, 2002; 3 ).21
Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu (1) media hasil
teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil
teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi
cetak dan komputer, ( Azhar Arsyad; 29 ).22 Mansour Fakih23
mengklasifikasi media kepada : (1). Simulasi seperti permainan, bermain peran, forum teater, (2).audio
seperti rekaman suara / musik, siaran radio, (3). Visual seperti :
foto-foto,gambar grafis, bahan cetakan, (4) audio visual seperti slide suara,
film dokumenter & film cerita, (5). Multimedia seperti : pertunjukan &
upacara, teknik teknik riset partisipatoris, jarigan internet dan e-mail..
Klasifikasi media instruksional edukatif menurut jenisnya (1). Berdasarkan
indra yang digunakan: media audio, media visual, media audio visual. (2)
berdasarkan jenis pesan yaitu: media cetak, media non cetak, media grafis,
media non grafis. (3) berdasarkan sasarannya yaitu: media jangkauan terbatas
(tape), media jangkauan yang luas (radio, Pers). (4) berdasarkan penggunaan
tenaga listerik (elektronik) yaitu : media elektronika, media non elektronika. (5).
Media asli dan tiruan yaitu berupa (a) spesimen makhluk hidup seperti akuarium,
terrarium, kebun binatang, kebun percobaan, insektarium, (b). spesimen mati
seperti : herbarium, diorama, taksidemi, awetan hewan dalam botol, awetan dalam
cairan plastik (bioplastik), (c).spesimen benda mati seperti batu batuan,
mineral dan lain lain, (c).benda asli buka makhluk hidup seperti : kereta api,
pesawatterbang dan lain lain, (d) model tiruan dari benda asli disebabkan
karena terlalu besar , terlalu kecil, terlalu rumit, terlalu jauh seperti model
irisan lapisan bumi, model penampang daun, model atom, model susunan tubuh
manusia, model bulat bumi(globe), model kerja makrokosmos, model perbandingan besar
kecil pelanet, (6). Media grafis seperti bagan, grafik, poster, karikatur,
gambar, komik, (7). Media bentuk papan seperti : papan tulis, papan pengumuman,
papan planel, papan pameran, papan magnet, papan demonstrasi, (8). Media yang disorotkan seperti : slide,
film strip, mikroskop (9). Media yang dapat didengar seperti: radio, kaset
audio, (10)media pandang dengar seperti televisi, (11). Media bahan cetak buku,
pamflet, majalah, koran, dan sebagainya.( Ahmad Rohani; 18-24 ).24 Dari berbagai jenis dan klasifikasi media
tersebut penggunaannya tergantung kepada tujuan pengajaran, materi pelajaran,
tempat dimana menggunakannya, kemampuan guru menggunakannya dalam proses
belajar mengajar serta kemudahan memperoleh medianya.
B.
Pemilihan Media Pembelajaran.
Dalam penggunaan media pembelajaran
agar efektif dan efesien, guru hendaknya telah memiliki keterampilan membuat
media pengajaran sederhana, mampu memilih media yang sesaui dalam pembelajaran,
memahami cara menggunakan dan tindak
lanjut dari media pembelajaran yang digunakan, mengetahui bagaimana yang
efektif seta apakah akan membawa pengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
Dasar pertimbangan untuk memilih
suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. beberapa
faktor perlu dipertimbangkan, misalnya: tujuan instruksional yang ignin
dicapai, karaktristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang
diinginkan(audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau
lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. (Arief
Sadiman: 82 ).25 Dari tinjauan psikolgis, yang mejadi pertimbangan
pemilihan media pembelajaran adalah: motivasi, perbedaan individual, tujuan
pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi,
umpan balik, penguatan, latihan dan pengulangan, penerapan, (Azhar Arsyad, 73
).26 Adapun dasar pertimbangan untuk membeli media jadi ada pertanyaan
pertanyaan praktis yang dapat diajukan yaitu : a.apakah media yang bersangkutan
relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? b. apakah ada sumber
informasi, katalog, dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan? c. apakah
perlu dibentuk tim untuk mereviu yang terdiri dari para calon pemakai? d.
apakah ada media dipasaran yang telah divalidasikan? e. apakah media yang
bersangkutan boleh direviu terlebih dahulu? f. apakah tersedia format reviu
yang sudah dibakukan? (Arief Sadiman: 82).27 Dengan demikian pertimbangan pemilihan media
pembelajaran selalu terkait dengan keseuaian dengan sumber daya manusia yang
menggunakannya dan sumber daya alam yang
akan digunakan.
Kriteria pemilihan media dikemukakan
oleh Sudjana,28 sebagai berikut, yaitu
a) ketepatannya dengan tujuan pengajaran, b) dukungan terhadap isi bahan
pelajaran, c) kemudahan memperoleh media, d) kemampuan guru dalam
menggunakannya, e) tersedia waktu untuk menggunakannya, f) sesuai dengan taraf
berpikir siswa, (Media Pengajaran; 5 ),
menurut Azhar Arsyad,29 kriteria pemilihan media adalah 1.
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 2. tepat untuk mendukung isi pelajaran yang
sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, 3.praktis, luwes dan
bertahan, 4. guru trampil menggunakannya, 5. pengelompokan sasaran, 6. mutu
teknis.( Media Pembelajaran: 75 ), Sadiman mengemukakan tiga prosedur dalam pemilihan media yaitu
:1.model flowchart yang meggunakan sistem pengguguran( eleminasi) dalam
pengambilan keputusan pemilihan, 2.
model matriks yang menangguhkan proses pengambilan sampai seluruh kriteria pemilihanya diidentifikasi,
dan 3. model cheklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua
kriterianya dipertimbangkan.
Berdasarkan keterangan tersebut
dapat disimpulkan bahwa pemilihan media pembelajaran hendaknya memiliki
keriteria : relevansi SDM, materi, tujuan, dan keadaan yang terkait dengan
pembelajaran.
Dalam praktiknya tidak ada media
yang secara mutlak belaku untuk segala kondisi disebabkan oleh perubahan yang terjadi secara terus
menerus baik fisik tempat belajar, hubungan guru dan pelajar, peranan guru dan kecakapan mengajar. Tetapi
nilai optimis memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan dari kecakapan
memilih dan menggunakan media sangat diharapkan.
Komentar
Posting Komentar