STRATEGI DAN METODE
2.
METODE-METODE
MENGAJAR SECARA PERORANGAN
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang
dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai
karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing.
Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun
situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang
lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan
yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil
dibawakan oleh guru lain.
Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.
Seorang guru yang pandai berpidato dengan segala humor dan variasinya, mungkin tidak mengalami kesulitan dalam berbicara, ia dapat memukau siswa dan awal sampai akhir pengajaran. Akan tetapi bagi seorang guru bicara, uraiannya akan terasa kering, untuk itu ia dapat mengatasi dengan uraian sedikit saja, diselingi tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau diskusi sehingga kelemahan dalam berbicara dapat ditutup dengan metoda lain.
Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar interaksi belajar mengajar” menggolongkan metode metode itu menjadi dua golongan ialah: Metode interaksi secara individual dan secara kelompok. Namun perlu diketahui bahwa kiasifikasi tersebut tetap fleksibeL
METODE CERAMAH
Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
Kalau kita teliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas tidaklah sama sekali salah, tatapi juga tidak sama sekali benar. Hal yang sebenarnya adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode ceramah sewajamya digunakan, dan bilakah sebaiknya dipakai metode lain. Tidak jarang guru menunjukkan kelernahannya, karena ia hanya mengenal satu atau dua macam metode saja dan karenanya ia selalu saja menggunakan metode ceramah untuk segala macam situasi. Kelemahan ini juga merupakan salah satu sebab mengapa metode ceramab dikritik orang, dan sering dirangkaikan dengan sifat verbalistis (kata-kata tetapi tidak mengerti artinya).
Situasi di bawah ini sesuai untuk penggunaan metode ceramah:
a.
Kalau guru akan menyampaikan fakta
atau pendapat dimana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta yang
dimaksud. Sebagai contob: di suatu kelas SMP, guru mengajarkan Sejarah
terbentuknya candi Borobudur. Di perpustakaan
sekolah tidak tersedia bukti yang menggambarkan sejarah candi tersebut. Maka
tepatlah bila guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah.
b.
Jika guru akan menyampaikan
pengajaran kepada sejumlah siswa yang besar (misalnya sekitar 75 orang atau
lebih), maka metode ceramah Iebih efisien dari pada metode lain seperti
diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan diskusi, guru harus mengatur
slswa berkelompok dengan mengubah susunan kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas
yang besar. Juga guru akan mengalami kesulitan dalam mengawasi
kelompok-kelompok yang berjumlah besar. Demikian pula untuk penyelenggaraan
demonstrasi atau eksperimen untuk jumlah besar, selain alat-alat yang tidak
mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami kesulitan.
c.
Kalau guru adalah pembicara yang
bersemangat sehingga dapat memberi motivasi kepada siswa untuk mengerjakan
suatu pekerjaan. Dalam keadaan tertentu, sebuah pembicaraan yang bersemangat
akan mcnggerakkan hati siswa untuk menimbulkan tekad baru. Misalnya ceramah
tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
d.
Jika guru akan menyimpulkan
pokok-pokok penting yang telah diajarkan, sehingga memungkinkan siswa untuk
melihat lebih jelas hubungan antara pokok yang satu dengan lainnya. Misalnya,
setelah guru selesai mengajarkan sejarah perjuangan bangsa, kepada para siswa
ia memberi tugas untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dikerjakan dirumah.
Kemudian pada pelajaran berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang telah
dikerjakan siswa, dan guru menyimpulkan garis besar sejarah tersebut.
e.
Kalau guru akan memperkenalkan pokok
bahasan baru. Dalam sebuah kelas, siswa telah sampai pada bagian tata bahasa
yang membicarakan tata kata. Untuk itu guru akan menjelaskan perbedaan antara
fonetik dan fonemik dengan berbagai contoh.
Kelebihan dan kelemahan metode ceramah :
Kelebihan :
a.
Guru menguasai arah pembicaraan
seluruh kelas :
Kalau kelas sedang berdiskusi, sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi jadi berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
Kalau kelas sedang berdiskusi, sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi jadi berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
b.
Organisasi kelas sederhana :
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi dimana guru harus mengatur alat-alat. Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana guru harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi dimana guru harus mengatur alat-alat. Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana guru harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.
Kelemahan :
a.
Guru tak dapat mengetahui sampai
dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang guru beranggapan
bahwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan
kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru. Padahal anggapan
tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi seolah-olah
mengerti, akan tetapi guru tidak mengetahui sejauh mana penguasaan siswa
terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus
diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab atau tes.
b.
Kata-kata yang diucapkan guru,
ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa siswa memberikan pengertian
yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh guru. Kiranya perlu kita sadari
bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang
diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat
untuk mewakili suatu pengertian. Misalnya: kata modul, bagi siswa SLTP Terbuka
dan mahaiswa UT diartikan sebagai salah satu bentuk bahan belajar yang berwujud
buku materi pokok. Sedangkan bagi para astronout, modul diartikan sebagai salah
satu komponen dari pesawat luar angkasa. Itulah sebabnya maka setiap anak harus
membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari.
Selama ada persamaan pendapat antara pembicara dengan pendengar, maksud
pembicaraan akan dimengerti oleh pendengar. Kalau guru menggunakan kata-kata
abstrak seperti “keadilan”, “kepribadian”, “kesusilaan”, mungkin bagi setiap
siswa tidak sama pengertiannya, atau sangat kabur mengartikan kata-kata itu.
Lebih-lebih lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam kalimat, akan semakin
banyak kemungkinan salah tafsir dari pembicaraan guru. Itulah sebabnya mengapa
sering terjadi siswa sama sekali tidak memperoleh pengertian apapun dari
pembicaraan guru. Oleh karena itu bila guru ingin menjelaskan sesuatu yang
kiranya masih asing bagi siswa, guru dapat menyertakan peragaan dalam
caramahnya. Peragaan tersebut dapat berbentuk benda yang sesungguhnya,
model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau diagram di papan tulis.
Mempersiapkan bahan ceramah yang efektif
Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mempertinggi hasil metode ceramah:
a.
Tujuan pembicaraan (ceramah) harus
dirumuskan dengan jelas.
b.
Setelah menetapkan tujuan, harus
diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Sering terjadi setelah melihat tujuan dan
metode ternyata untuk keperluan ini lebih tepat digunakan metode lain. Menyusun
ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o
bahan ceramah dapat dimengerti
dengan jelas, maksudnya setiap pengertian dapat menghubungkan pembicaraan
dengan pendengar dengan tepat.
o
Dapat menangkap perhatian siswa
o
Memperlihatkan kepada pendengar
bahwa bahan yang mereka peroleb berguna bagi kehidupan mereka.
c.
Menanamkan pengertian yang jelas.
Hal inmi dapat dilaksanakan dengan berbagai jalan. Salah satu diantaranya
adalah : guru memulai pembicaraan dengan suatu ikhtisar/ringkasan tentang
pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian dari pokok bahasan
yang merupakan inti, dan akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting
dari pembicaraan itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk setiap
ungkapan sulit, terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh. Atau guru terlebih
dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat ilustratif, sehingga dapat
menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.
d.
Menangkap perhatian siswa dengan
menunjukkan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila mereka melihat bahwa apa
yang di pelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah teknik yang sering dapat
menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah dengan
menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu mereka diajak
berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.
METODE TANYA-JAWAB
Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah: (1) metode tanya-jawab, dan (2) metode diskusi.
Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode diskusi terletak pada:
1.
Corak pertanyaan yang diajukan guru.
2.
Sifat pengambilan bagian yang
diharapkan dari pihak siswa. Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha
menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah
diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat
proses pemikiran siswa. Melalui metode tanya-jawab guru ingin mencari jawaban
yang tepat dan faktuaL Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa
untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu
persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat
dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya
jawab mempunyai hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode
ini sering sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai
perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.
Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
a.
Melanjutkan (meninjau) pelajaran
yang lalu
b.
Menyelingi pembicaraan untuk
mendapatkan kerjasama siswa
c.
Memimpin pengamatan dan pemikiran
siswa.
Kelebihan dan kelemahan metode tanya-jawab :
Kelebihan :
a.
Kelas lebih aktif karena siswa tidak
sekedar mendengarkan saja
b.
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para
siswa
c.
Guru dapat mengetahui sampai di mana
penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahannya :
a.
Dengan tanya jawab kadang-kadang
pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan,
siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok
yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat
persoalan baru.
b.
Mernbutuhkan waktu lebih banyak.
METODE DISKUSI
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompleksnya masalah tersebut, sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja, melainkan harus menggunakan segala pengetahuan yang kita miliki untuk mencari pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga kita harus menemukan jawaban yang paling tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut.
Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalarn hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak membeni kemungkinan pemecahan terbaik. Selain membeni kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan kepemimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.
Penggunaan metode diskusi :
Seperti telah disinggung di atas bahwa metode tanya-jawab dengan diskusi saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat banyak jawaban yang benar.
Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:
a.
Menguji kemungkinan jawaban yang
dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
b.
Tidak menanyakan “manakah jawaban
yang benar” tetapi lebih menekankan kepada “mempertimbangkan dan
membandingkan”.
Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil, manakah yang akan lebth membenikan manfaat.
Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil, manakah yang akan lebth membenikan manfaat.
c.
Menarik minat siswa dan sesuai
dengan taraf kemampuannya.
Peranan guru atau pemimpin diskusi:
Pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memimpin. Kecakapan memirnpin diskusi memang harus dilatih, bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang yang belum berpengalaman dalam suatu diskusi dapat kebingungan, apabila terjadi pembicaraan yang jauh menyimpang dari pokok persoalan. Dapat pula terjadi, seseorang yang senang berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada yang lain untuk mengemukakan pendapat. Demikian pula bila diantara para peserta diskusi saling bertentangan pendapat, bagi pemimpin yang belum terampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga diskusi berakhir tanpa adanya kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal tata cara diskusi, mereka akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila ada suatu pendapat yang menarik, juga sering beberapa siswa belum memahami persoalan, sehingga memberikan komentar yang menyimpang dan berkepanjangan. Akibatnya suasana jadi menjemukan dan tidak dapat dilihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.
Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan-tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut di atas. Untuk itulah para siswa perlu dilatih untuk memperoleh keterampilan memimpin yang pada hakekatnya dapat dipelajari. Prof. Dr. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar Interaksi belajar-rnengajar” mengemukakan tiga peranan ‘pemimpin diskusi ialah sebagai:
a) Pengatur lalu lintas
b) dinding penangkis
c) penunjuk jalan.
Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas :
Sebagai seorang pemimpin ia berhak:
o
Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan
kepada mereka
o
Menjaga agan tidak semua anggota
berbicara serempak
o
Mencegah dikuasainya pembicaraan
oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara
o
Membuka kesempatan bagi para anggota
yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka.
o
Mengatur sedemikian rupa sehingga
setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleti pendengar.
Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan
belajar memahami sifat-sifat peserta. Ia akan belajar bagaimana mendorong
anggota yang pendiam untuk ikut serta, dan bagaimana mencegah anggota yang
senang berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Di
sini pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak
menimbulkan rasa tertekan, marah atau rendah diri.
Pemimpin sebagai dinding penangkis :
Dalam:peran ini diibaratkan seseorang pemain tenis yang berlatih memukul bola ke dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima pertanyaan-pertanyaan dan para peserta dan dipantulkan kembali ke dalam kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila sudah memperoleh jawaban maka jawaban tersebut dilontarkan kembali kepada para peserta untuk memintakan pendapat mereka. Pada suatu saat mungkin diskusi mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan ini pemimpin atau guru dapat bertindak sebagai penasehat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat di lanjutkan.
Pemimpin sebagai penujuk jalan :
Dalam suatu diskusi sering terjadi para siswa tidak menyadari struktur pokok diskusi mereka, atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila tenjadi penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Langkah-langkah yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah:
o
Apakah masalah yang dihadapi?
Pemimpin perlu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila penlu ditulis di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.
Pemimpin perlu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila penlu ditulis di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.
o
Soal-soal penting mana yang terdapat
dalam masalah itu?
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki sebelum diskusi dilanjutkan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak mengetahui dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-kekurangannya dan mencoba memperbaiki sebelum diskusi dilanjutkan. Dapat terjadi seluruh peserta tidak mengetahui dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari nara sumber yang mengetahui.
o
Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang
bagaimana yang dapat dirumuskan oleh kelas terhadap suatu masalah?
Selama diskusi pemimpin atau guru kelas meihat adanya sejumlah jawaban yang dianggap menupakan jawaban yang setepat-tepatnya.
Selama diskusi pemimpin atau guru kelas meihat adanya sejumlah jawaban yang dianggap menupakan jawaban yang setepat-tepatnya.
o
Hal manakah yang telah diterima oleh
suara terbanyak sebagai persetujuan?
o
Tindakan apakah yang sudah
direncanakan? Siapakah yang melaksanakan dan bilamana?
Kebaikan dan kelemahan metode diskusi :
Kebaikan :
a.
Siswa belajar bermusyawarah
b.
Siswa mendapat kesempatan untuk
menguji tingkat pengetabuan masing-masing.
c.
Belajar menghargai pendapat orang
lain.
d.
Mengembangkan cara berpikir dan sikap
ilmiah.
Kekurangan/kelemahan :
a.
Pendapat serta pertanyaan siswa
dapat menyimpang dari pokok persoalan.
b.
Kesulitan dalam menyimpulkan sering
menyebabkan tidak ada penyelesaian.
c.
Membutuhkan waktu cukup banyak.
METODE KERJA KELOMPOK
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai barmacam macam tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di dalam keIas.
Penggunaan metode kerja kelompok :
a.
Pengelompokan untuk mengatasi
kekurangan alat-alat pelajaran :
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.
Dalam sebuah kelas, guru akan mengajarkan Sejarah Mesir kuno; Ia tidak mempunyai bahan bacaan yang cukup untuk tiap siswa. Maka untuk memberi kesempatan yang sebesar-besamya kepada siswa, kelas dibagi atas beberapa kelompok. Tiap kelompok diberi sebuah buku untuk dibaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telab disediakan guru.
b.
Pengelompokan atas dasar perbedaan
kemampuan belajar :
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
Di suatu kelas, guru dihadapkan pada persoalan bagai mana melaksanakan tugas sebaik-baiknya terhadap kelas yang sifatnya heterogen, yakin berbeda-beda dalam kemampuan belajar. Pada waktu pelajaran matematika, Ia menemukan bahwa ada lima orang siswa tidak sanggup memecahkan soal seperti teman-teman lainnya. Guru menyadari bahwa ia tidak mungkin rnengajar kelas dengan menyamaratakan seluruh siswa, karena ada perbedaan dalam kesanggupan belajar. Maka ia membagi para siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota yang mempunyai kemampuan setaraf kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Sekali-kali ia meninjau secara bergilir untuk melihat kelompok mana yang membutuhkan pertolongan atau perhatian sepenuhnya.
c.
Pengelompokan atas dasar perbedaan
minat belajar :
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.
Pada suatu saat para siswa perlu mendapat kesempatan untuk memilih suatu pokok bahasan yang sesuai dengan minatnya. Untuk keperluan ini guru memberikan suatu pokok bahasan yang terdiri dari beberapa sub-pokok bahasan. Siswa yang berminat sama dapat berkumpul pada suatu kelompok untuk mempelajari sub-pokok bahasan yang dimaksud.
d.
Pengelompokan untuk memperbesar
partisipasi tiap siswa :
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
Di suatu kelas, guru sedang mengajarkan kesusastraan. Ia memilih suatu masalah tentang lahirnya sastra baru. Dikemukakanlah masalah-masalah khusus, satu diantaranya ialah mengapa ada pendapat yang mengatakan bahwa kesadaran kebangsaanlah yang menjadi perbedaan hakiki antara kesusastraan Melayu dengan kesusastraan Indonesia. Guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan, akan tetapi ia mengingjnkan setiap siswa berpartisipasi secara penuh. Untuk setiap masalah diperlukan pendapat atau diskusi. Maka dipecahkan kesatuan kelas itu menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan tugas membahas permasalahan tersebut dalam waktu yang sangat terbatas. Selesai pembahasan kelompok, setiap kelompok rnengemukakan pendapat yang dianggap pendapat kelompok tersebut. Cara mengajar ini dimaksudkan untuk merangsang tiap siswa agar ikut serta dalam setiap masalab secara intensif. Tak ada seorangpun diantara mereka yang merasa mendapat tugas lebih berat dari pada yang lain. Pengelompokkan sementara dan pendek semacam ini disebut juga rapat kilat.
e.
Pengelompokan untuk pembagian
pekerjaan :
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.
Pengelompokkan ini didasarkan pada luasnya masalah, serta membutuhkan waktu untuk mem peroleh berbagal informasi yang dapat menunjang pemecahan persoalan. Untuk keperluan ini pokok persoalan harus diuraikan dahulu menjadi beberapa aspek yang akan dibagikan kepada tiap kelompok (tiap kelompok menyelesaikan satu aspek persoalan). Siswa harus mengumpulkan data, baik dari lingkungan sekitar maupun melalui bahan kepustakaan. Oleh karena itu proyek ini tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat seperti halnya rapat kilat, melainkan kemungkinan membutuhkan waktu beberapa minggu. Jadi pengelompokkan disini bertujuan membagi pekerjaan yang mempunyai cakupan agak luas. Kerja kelonipok ini membutuhkan waktu yang panjang.
f.
Pengelompokan untuk belajar bekerja
sama secara efisien menuju ke suatu tujuan :
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Langkah pertama adalah menjelaskan tujuan dari tugas yang harus dikerjakan siswa, kemudian membagi siswa menurut jenis dan sifat tugas, mengawasi jalannya kerja kelompok, dan menyimpulkan kemajuan kelompok. Di sini jelas walaupun siswa bekerja dalam kelompok masing-masing dan melaksanakan bagiannya sendiri-sendiri, namun mereka harus memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai, dan menjaga agar jangan sampai keluar dan persoalan pokok. Lain halnya dengan pengelompokkan untuk pembagian pekerjaan seperti tersebut di atas, tugas kelompok di sini tidak penlu diselesaikan dalam jangka waktu panjang, guru dapat memilih persoalan yang dapat didlskusikan di kelas.
Kelebihan dan kelemahan kerja kelompok :
Kelebihan :
a.
Dapat memupuk nasa kenjasama.
b.
Suatu tugas yang luas dapat segera
diselesaikan.
c.
Adanya persaingan yang sebat.
Kelemahan :
a.
Adanya sifat-sifat pribadi yang
ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu
tergantung kepada orang lain.
b.
Bila kecakapan tiap anggota tidak
seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.
METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN
Antara metode demonstrasi dan eksperimen sebenarnya berbeda, akan tetapi dalam praktek sering dipergunakan silih berganti atau saling melengkapi.
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau siswa menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, bagaimana cara menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya, karena ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya.
Dari kedua batasan tersebut dapat diketahui bahwa sebuah eksperimen dapat juga dijadikan demonstrasi. Misalnya guru dengan beberapa orang siswa mengadakan eksperimen mengenai pengaruh tekanan udara terhadap sebuab kaleng minyak tanah yang kosong, yang sudab dipanasi lebib dulu, kemudian ditutup rapat-rapat dan segera disiram air dingin. Para siswa melihat peristiwa itu sebagai demonstrasi. Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan dengan demonstrasi. Metode ini sering juga disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai untuk menguji hipotesis.
Penggunaan metode demontrasi dan eksperimen adalah :
a.
Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana
cara mengatur sesuatu”
b.
Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana
membuatnya"
c.
Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana
bekerjanya”
d.
Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana
mengerjakannya”
e.
Untuk menjawab pertanyaan “Cara
manakah yang lebih baik”
f.
Untuk menjawab pertanyaan “Terdiri
dari apa”
g.
Untuk mengetahui “kebenaran dari
sesuatu”
Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi :
Kelebihan:
o
Perhatian siswa dapat dipusatkan,
dan pokok bahasan yang dianggap penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.
o
Siswa ikut serta aktif bila
dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan eksperimen.
o
Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi sekiranya siswa hendak mencoba menpelajari suatu proses
dari buku bacaan.
o
Beberapa persoalan yang belum
dirnengerti ditanyakan langsung saat proses itu ditunjukkan sehingga terjawab
dengan jelas.
Kelemahan:
o
Demontrasi menjadi tidak efektif
bila tidak semua siswa dapat ikut serta, misalnya alat terlalu kecil sedangkan
jumlah siswa besar.
o
Bila tidak dilanjutkan dengan
eksperimen ada kernungkinan siswa. menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan
berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi siswa.
Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen :
Kelebihan:
o
Siswa aktif mengalami sendiri.
o
Siswa dapat membuktikan teori-teori
yang pernah diterirna.
o
Mendapatkan kesempatan melakukan
langkah-langkah berpikir iImiah.
Kelemahan:
o
Akan kurang berhasil apabila
alat-alat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan siswa.
o
Kemungkinan tidak membawa hasil yang
diharapkan bila siswa belum cukup pengalarnan.
o
Kadang-kadang ada eksperimen yang
memerlukan waktu panjang sehingga tidak praktis dilaksanakan di sekolah, lebih
merugikan lagi bila untuk dapat melanjutkan pelajaran menunggu basil eksperimen
tersebut.
METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN
PERANAN
Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai Lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya.
Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode “sosiodrama” yang merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru, Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah Mengalami sendiri sosiodrama, mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.
Guru memberi kesempatan kepada para pendengar (siswa lain) untuk memberikan pendapat atau mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil kesimpulan.
Dalam diskusi kemungkinan terjadi diskusi yang seru karena adanya perbedaan pendapat. Timbul pertanyaan, apakah dalam keadaan yang sebenamya mereka juga berani berkata demikian? Sampai dimanakah manusia dapat mengambil kesimpulan atau keputusan yang sama apabila dalam situasi yang menekan. Permainan peranan ini menimbulkan sejumlah masalah yang perlu dicamkan oleh para siswa. Perasaan mereka dapat diperkuat oleh pengalaman yang realistis itu.
Bila metode inl dikendalikan dengan cekatan oleh guru, banyak manfaat yang dapat dipetik, sebagai metode cara ini : (1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia, seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang kurang bijaksana akan menjadi nihil. Pada umumnya karena guru sendiri tidak paham akan tujuan yang dicapai, atau guru memilih metode ini walaupun sebenarnya kurang tepat untuk tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak menyadari pentingnya langkah langkah dalam metode ini.
Kelebi/tan dan kelemahan sosiodrama :
Kelebihan:
o
Mengembangkan kreativitas siswa
(dengan peran yang dimainkan siswa dapat berfantasi)
o
Memupuk kerjasama antara siswa.
o
Menumbuhkan bakat siswa dalam seni
drama.
o
Siswa lebih memperhatikan pelajaran
karena menghayati sendiri.
o
Memupuk keberanian berpendapat di
depan kelas.
o
Melatih siswa untuk menganalisa
masalah dan mengambil kesimpulan dalarn waktu singkat.
Kelemahan:
o
Adanya kurang kesungguhan para
pemain menyebabkan tujuan tak tercapai.
o
Pendengar (siswa yang tak berperan)
sening mentertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana.
METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN
RESITASI
Metode ini mengandung tiga unsur ialah:
o
Pemberian tugas.
o
Belajar.
o
Resitasi.
Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.
Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian
pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Dengan pemberian tugas tersebut siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam
melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah
perubahan tingkah laku tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan
atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi
metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya disingkat metode
resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru membenkan suatu tugas, kemudian
siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut. Resitasi sering
disamakan dengan "home work" (pekerjaan rumah), padahal
sebenarnya berbeda. Pekerjaan rumah (PR) mempunyai pengertian yang lebih
khusus, ialah tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah.
Sedangkan resitasi, tugas yang dibenikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan
di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, laboratonium, atau
ditempat-tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas/pelajaran yang diberikan.
Jadi resitasi lebih luas daripada home-work. Akan tetapi keduanya mempunyai
kesamaan ialah:
o
Mempunyai unsur tugas.
o
Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan
hasilnya.
o
Mempunyai unsur didaktis pedagogis.
Tujuan pemberian tugas :
Menurut pandangan tradisional, pemberian tugas dilakukan oleh guru karena pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana pengajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah. Kadang-kadang juga bermaksud agar anak-anak tidak banyak bermain. Sedangkan menurut pandangan tugas diberikan dengan pandangan bahwa kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikulum itu merupakan segala aktivitas yang dilaksanakan oleh sekolah, baik kegiatan kurikuler, maupun ekstra kurikuler.
Penggunaan metode resitasi :
Pemberian tugas belajar dan resitasi dikatakan wajar bila bertujuan:
o
Memperdalam pengertian siswa
terhadap pelajaran yang telah diterima.
o
Melatih siswa ke arah belajar
mandiri.
o
Siswa dapat membagi waktu secara
teratur.
o
Agar siswa dapat memanfaatkan waktu
terluang untuk menyelesaikan tugas.
o
Melatih siswa untuk menemukan
sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas.
o
Memperkaya pengalaman-pengalaman di
sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.
Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
o
Memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar lebih banyak.
o
Memupuk rasa tanggung jawab.
o
Memperkuat motivasi belajar.
o
Menjalin hubungan antara sekolah
dengan keluarga.
o
Mengembangkan keberanian
berinisiatif.
Kelemahan :
o
Memerlukan pengawasan yang ketat,
baik oleh guru maupun orang tua.
o
Sukar menetapkan apakah tugas
dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang lain.
o
Banyak kecenderungan untuk saling
mencontoh dengan teman-teman.
o
Agak sulit diselesaikan oleh siswa
yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.
o
Dapat menimbulkan frustasi bila
gagal menyelesaikan tugas.
METODE DRILL (LATIHAN)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Drill wajar digunakan untuk :
o
Kecakapan motoris, misalnya :
menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).
o
Kecakapan mental, misalnya:
Menghafal, menjumlah, menggalikan, membagi dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
o
Tujuan harus dijelaskan kepada siswa
sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat
sesuai apa yang diharapkan.
o
Tentukan dengan jelas kebiasaan yang
dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
o
Lama latthan harus disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
o
Selingilah latihan agar tidak
membosankan.
o
Perhatikan kesalahan-kesalahan umum
yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan
perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
o
Pengertian siswa lebih luas melalui
latihan berulang-ulang.
o
Siswa siap menggunakan
keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
o
Siswa cenderung belajar secara
mekanis.
o
Dapat rnenyebabkan kebosanan.
o
Mematikan kreasi siswa.
o
Menimbulkan verbalisme (tahu
kata-kata tetapi tak tahu arti).
METODE KARYAWISATA
Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan ril dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah/kebudayaan tertentu.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a.
Persiapan :
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
b.
Perencanaan :
o
Hasil kunjungan pendahuluan (survei)
dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan
karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan
tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
o
Dibentuk panitia secara lengkap,
termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
o
Menentukan metode mengumpulkan data,
mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
o
Penyusunan acara selama karyawisata
berlangsung. Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal
yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan
rencana.
o
Mengurus perizinan.
o
Menentukan biaya, penginapan,
konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
c.
Pelaksanaan :
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.
d.
Pembuatan laporan :
Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.
Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM
SOLVING)
Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan. Adakalanya manusia memecahkan masalah secara instinktif (naluriah) maupun dengan kebiasaan, yang mana pemecahan tersebut biasanya dilakukan oleh binatang.
Pemecahan secara instinktif merupakan bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari, seringkali berfaedah dalam situasi yang luarbiasa. Misalnya seseorang yang dalam keadaan terjepit karena bahaya yang datangnya tak disangka, maka secara spontan mungkin ia melompati pagar atau selokan dan berhasil, yang seandainya dalam keadaan biasa hal itu tak mungkin dilakukan. Dalam situasi yang problematis, baik manusia maupun binatang, dapat menggunakan cara "coba-coba, salah", mencoba lagi (trial and error) untuk memecahkan masalahnya. Akan tetapi taraf problem solving pada manusia lebih tinggi karena manusia sanggup memecahkan masalah dengan rasio (akal), disamping memiliki bahasa. Oleh karena itu manusia dapat memperluas pemecahan masalahnya di luar situasi konkret.
Dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah. Cara ilmiah untuk memecahkan masalah pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Memahami masalah; Masalah yang
dihadapi harus dirumuskan, dibatasi dengan teliti. Bila tidak, usahanya akan
sia-sia.
b.
Mengumpulkan data; Kalau masalah
sudah jelas, dapat dikumpulkan data/informasi/keterangan-keterangan yang
diperlukan.
c.
Merumuskan hipotesis (jawaban
sementara, yang mungkin memberi penyelesaian); dan keterangan keterangan yang
diperoleh, mungkin timbul suatu kemungkinan yang memberi harapan yang akan
membawa pada pemecahan masalah.
d.
Menilai hipotesis; Dengan jalan
berpikir dapat diperkirakan akibat-akibat suatu hipotesis. Kalau ternyata bahwa
hipotesis ini tidak akan memberi basil baik, maka dimulai lagi dengan langkah
kedua.
e.
Mengadakan eksperimen/menguji
hipotesis; Bila suatu hipotesis memberi harapan baik, maka diuji melalui
eksperimen. Kalau berhasil, berarti masalah ini dipecahkan. Tetapi kalau tidak
berhasil, harus kembali lagi dari langkah-langkah kedua atau ketiga.
f.
Menyimpulkan; Laporan tentang
keseluruhan prosedur pernecahan masalah yang diakhiri dengan kesimpulan. Di
sini kernungkinan dapat dicetuskan suatu prinsip atau hukum. Kesanggupan
memecahkan masalah harus diajarkan kepada para siswa, sebab pemecahan masalah
secara ilmiah (scientific method) berguna bagi mereka untuk memecahkan
masalah yang sulit. Metode ini selain dapat digunakan untuk mernecahkan masalah
dalam berbagai bidang studi, juga dapat digunakan untuk pemecahan yang
berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan :
o
Mengajak siswa berpikir secara
rasional.
o
Siswa aktif.
o
Mengembangkan rasa tanggung jawab.
Kelernahan :
o
Memakan waktu lama.
o
Kebulatan bahan kadang-kadang sukar
dicapai.
Komentar
Posting Komentar