Motivasi
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian Motivasi
Kata “motif” diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern(kesiap-siagaan).
Berawal dari kata ” motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah aktif . Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu,terutama bila dibutuhkan untuk mmencapai tujuan sangat dirasakan
/mendesak
Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh
Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni
motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya
feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi
sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,
tidak akan mungkin Melakukan aktivitas belajar.
Beberapa faktor di bawah ini
sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi
belajar pada diri masing-masing orang,Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat di antaranya:
- Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
- Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
- Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
- Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
- Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Ahli lain Mc.Cleland
berpendapat bahwa setiap orang memiliki kebutuhan yang mendasar yaitu :
1. Kebutuhan akan Kekuasaan : Kebutuhan
kekuasaan terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain.
Sebagai ilustrasi : Seorang siswa kelas dua SMP
mengajak teman – temannya berkemah. Jika sebagian teman merasa sepakat, ia
merasa senang, jika ada yang membantah, ia berupaya agar teman tersebut
menyetujuinya.
2. Kebutuhan untuk Berafiliasi : Kebutuhan
berafiliasi tercermin dengan terwujudnya bersahabat dengan orang lain.
Sebagai ilustrasi : Seorang siswa menghimpun rekan
bermain tenis meja, tanpa membedakan asal usul , kebutuhan berprestasi terwujud
dalam keberhasilan melakukan tugas yang di bebankan.
3. Kebutuhan Berprestasi
Sebagai ilustrasi : seorang siswa memimpin untuk
memenangkan permainan bola voli menghadapi sekolah , siswa tersebut juga ikut
lomba baca puisi dan memenangkan.
1.2
Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Penelitian psikologi banyak menghasilkan teori –
teori motivasi prilaku, subyek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan dan ada yang berupa
manusia. Peneliti yang menggunakan hewan adalah tergolong peneliti biologis dan
behaviorisme. Peneliti yang menggunakan terteliti manusia adalah peneliti
kognitif.temuan ahli – ahli tersebut bermanfaat untuk bidang industri, tenaga
kerja, urusan pemasaran, rekruiting militer, konsultasi dan pendidikan. Para
ahli berpendapat bahwa motivasi prilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting , dorongan, kebutuhan,
proses kognitif, dan interaksi.
Prilaku yang penting bagi manusia adalah belajar
dan bekerja, belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain.motivasi
belajar dan bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi
tersebut perlu dimiliki oleh siswa SLTPdan SLTA. Sedangkan Guru SLTP dan SLTA
dituntut memperkuat motivasi siwa SLTPdan SLTA. (Monks,Knoers,SitiRahayu,1989;Biggs&Telfer,1987;Winkel,1991).
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi
siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1) Menyadarkan Kedudukan pada awal belajar,
proses dan hasil akhir
Sebagai Ilustrasi : setelah seorang siswa membaca
suatu bab buku bacaan, di bandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca
bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap isi dari buku tersebut, sehingga ia
terdorong untuk membaca lagi.
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha
belajar
Sebagai ilustrasi : jika terbukti usaha belajar
seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan
berhasil.
3) Mengarahkan
kegiatan belajar
Sebagai Ilustrasi : setelah ia ketahui bahwa
dirinya belum belajar secara serius,
terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah prilaku
belajarnya.
4) Membesarkan Semangat Belajar
Sebagai ilustrasi : jika ia menghabiskan dana
belajar dan masih ada adik yang di biayai orangtua, maka ia berusaha agar cepat
lulus.
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar
dan kemudian bekerja
( di sela – selanya adalah istirahat dan bermain)
yang berkesinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya
sedemikian rupa sehingga dapat belajar.
Sebagai ilustrasi : setiap hari di harapkan siswa
untuk belajar di rumah, membantu pekerjaan orang tua, dan bermain dengan teman
yang sebaya, apa yang dilakukan di harapkan dapat berhasil dan memuaskan.
Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya
motivasi tersebut disadari oleh pelaku sendirinya. Bila motivasi di sadari oleh
pelaku, maka sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan
dengan baik.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman
tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru , manfaat itu sebagai
berikut :
1) Membangkitkan , meningkatkan dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil; membangkitkan,bila
siswa tidak bersemangat;meningkatkan,bila semangat belajarnya timbul
tenggelam;memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan
belajar.
2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar
siswa di kelas bermacam – macam ; ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan
perhatian, ada yang bermain di samping yang
semangat untuk belajar.di antara yang bersemangat belajar ada yang yang tidak
berhasil dan berhasil.dengan bermacam ragamnya motivasi belajar tersebut, maka
guru dapat menggunakan bermacam – macam
strategi belajar mengajar.
3) Meningkatkan
dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam – macam peran
seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi,penyemangat,pemberi
hadiah dan pendidik.
4) Memberi
peluang guru untuk ” unjuk kerja rekayasa pedagois, tugas guru adalah membua semua
siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada
mengubah ” siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar.”mengubah” siswa
cerdas yang acuh tak acuh menjadi bersemangat belajar.
1.3
Jenis dan Sifat Motivasi
Motivasi sebagai kekuatan mental
individu memiliki tingkat – tingkat, para ahli ilmu jiwa
mempunyai pendapat yang berbeda tentang kekuatan tersebut. Perbedaan pendapat
tersebut umumnya didasarkan pada penelitian tentang prilaku belajar pada hewan,
meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatannya,tetapi umumnya
mereka sependapat baha motivasi tersebut dapat di bedakan menjadi dua jenis
yaitu Motivasi Primer dan Motivasi Sekunder.
Para ahli psikologi berusaha
menggolong-golongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia atau suatu
organisme, ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Woodworth menggolongkan dan membagi motif-motif
tersebut menjadi tiga jenis :
1) Kebutuhan-kebutuhan organis (Organic
Motive)
Motif ini berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan bagian dalam tubuh (kebutuhan-kebutuhan organis), seperti :
lapar/haus, kebutuhan bergerak dan beristirahat/tidur, dan sebagainya.
2)
Motif-motif darurat (Emergency Motive)
Motif ini timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan yang cepat dan
kuat karena perangsang dari luar yang menarik manusia atau suatu organisme.
Contoh motif ini antara lain : melarikan diri dari bahaya, berkelahi dan
sebagainya
3)
Motif-motif obyektif (Objective Motive)
Motif obyektif adalah motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau
tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri kita (kita menyadarinya).
Contoh : motif menyelidiki, menggunakan lingkungan.
Selain pengklasifikasian di atas, Burton
menggolongkan/membagi motif-motif tersebut menjadi dua, yaitu motif intrinsik
dan motif ekstrinsik :
1. Motif Intrinsik : Motif intrinsik adalah motif yang timbul dari
dalam seseorang untuk berbuat sesuatu atau sesuatu yang mendorong bertindak
sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.
Motivasi intrinsik merupakan pendorong bagi
aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan, keinginan untuk memahami sesuatu hal, merupakan faktor
intrinsik yang ada pada semua orang .
2. Motif Ekstrinsik : Motif
ekstrinsik adalah motif yang timbul dari luar/lingkungan. Motivasi ekstrinsik
dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman, celaan atau
ingin meniru tingkah laku seseorang.
Teori behaviorisme menjelaskan motivasi
sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila dikaji
menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologis yang
lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap berbagai aspek
perilaku.
1.4
Strategi Guru untuk Menumbuhkan
Motivasi Belajar Siswa
1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta
didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2) Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3) Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4) Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5) Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk
belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8) Membantu kesulitan belajar anak didik secara
individual maupun kelompok
9) Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10) Menggunakan
media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
1.5
Prinsip Motivasi Belajar
Belajar didefinisikan sebagai
perubahan perilaku yang mantab serta diakibatkan oleh pengalaman. Belajar
adalah suatu hal yang membedakan antara manusia dan binatang. Ada banyak perilaku perubahan pengalaman, serta dianggap sebagai
faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar. Para ahli pendidikan dan psikolog
sependapat bahwa motivasi amat penting untuk keberhasilan belajar.
Pembahasan motivasi belajar tidak bisa terlepas
dari masalah-masalah psikologi dan fisiologi, karena keduanya ada saling
keterkaitan. Yang perlu di pahami dalam Prinsip-prinsip motivasi belajar adalah
sebagai berikut:
- Memuji lebih baik daripada mencela.
Perlu diketahui bahwa manusia
cenderung akan mengulangi perbuatan yang mendapat pujian atau apresiasi dari
pihak lain
- Memenuhi kebutuhan psikologi
- Motivasi intrinsik lebih efektif daripada ekstrinsik
- Keserasian antara motivasi
- Mampu manjelaskan tujuan pembelajaran
- Menumbuhkan perilaku yang lebih baik
- Mampu mempengaruhi lingkungan
- Bisa diaplikasikan dalam wujud yang nyata.
Dalam proses pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar melibatkan
pihak-pihak sebagai berikut.
1. Siswa
Siswa bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri untuk meningkatkan motivasi
belajar pada dirinya agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Motivasi berupa tekad yang kuat dari dalam diri siswa untuk sukses secara
akademis, akan membuat proses belajar semakin giat dan penuh semangat.
2. Guru
Guru bertanggungjawab memperkuat motivasi belajar siswa lewat penyajian
bahan pelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi dengan siswanya. Dalam hal
ini guru dapat melakukan apa yang disebut dengan menggiatkan anak dalam
belajar. Usaha-usaha yang digunakan dalam
mengiatkan adalah :
a. Mengemukakan pertanyaan
b. Memberi ganjaran
c. Memberi hadiah
d. Memberi hukuman/sanksi
Kreativitas serta aktivitas guru
harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswanya. Sehingga siswa akan lebih
terpacu motivasinya untuk belajar, berkarya, dan berkreasi.
3. Orang tua atau keluarga dan lingkungan
Tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi
orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Selain
itu motivasi sosial dapat timbul dari orang-orang lain di sekitar siswa,
seperti dari tetangga, sanak saudara, atau teman bermain.
Fungsi keluarga adalah sebagai motivasi utama bagi peserta didik, karena
memiliki intensitas yang lebih tingi untuk menanamkan motif-motif tertentu bagi
proses pembelajaran anak.
Hal paling mendasar yang digunakan sebagai motivasi dasar dalam islam
adalah, pentingnya menanamkan unsur-unsur ideologi dalam proses pembelajaran,
sehingga dalam proses perjalanan pembelajaran siswa tidak mengalami kegoncangan
jiwa yang bisa menghambat hasil dari pendidikan itu sendiri.
1.6
Motivasi Pembelajaran
Pembelajaran yang
diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti
petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah
dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Ada pandangan yang
menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh siswa, bukan diterima. Pandangan
senada menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan pendidikan apapun kepada
siswa, tetapi siswa itulah yang harus mendapatkannya. Pandangan-pandangan yang
menekankan faktor penting keaktifan siswa ini tentu saja tidak bermaksud
mengecilkan arti penting pengajaran. Namun pada kenyataannya pengajaran menjadi
sesuatu yang terabaikan. Memang pada akhirnya hasil yang dicapai oleh siswa
dari belajarnya tergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu
terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pengajaran yang dilakukan oleh
guru.
Pentingnya peranan
motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat
melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi
dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar
siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu
kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan untuk belajar.
a) Peran Motivasi dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses
pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar
untuk menggerakkan mesin. Motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa
berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu
kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
Peranan guru untuk
mengelola motivasi belajar siswa sangat penting, dan dapat dilakukan melalui
berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa
secara individual.
Berbagai faktor
yang mempengaruhi motivasi dapat dijelaskan dengan menggunakan berbagai teori,
di antaranya Maslow dengan hierarki kebutuhannya, kebutuhan untuk berprestasi,
teori atribusi, dan model ARCS. Berbagai faktor yang dijelaskan perlu dipahami
dan dipertimbangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran.
b) Lingkungan Belajar yang Memotivasi Proses
Belajar Siswa
Usaha untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa memerlukan kondisi tertentu yang mengedepankan
keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sejauh mungkin siswa perlu
didorong untuk mampu menata belajarnya sendiri dan menggunakan interaksi
antarpribadi dengan teman dan guru untuk mengembangkan kemampuan
kognitif/intelektual dan kemampuan sosial. Di samping itu, keterlibatan orang
tua dalam belajar siswa perlu diusahakan, baik berupa perhatian dan bimbingan
kepada anak di rumah maupun partisipasi secara individual dan kolektif terhadap
sekolah dan kegiatannya.
c)
Problematika motivasi siswa dalam belajar
Pemimpin adalah seorang yang
mampu mempengaruhi orang lain, dengan beberapa persyaratan, antara lain,
memiliki intelektualitas yang tingi, mampu melakukan hubungan sosial yang baik,
kematangan emosional, fisik yang baik, imajiner dan mau berkerja keras. Akan
tetapi dalam kenyataan di lembaga pendidikan kita jarang dijumpai seorang
guru yang memiliki kriteria di atas.
Ada beberapa persyaratan yang
harus dimaksimalkan dalam memecahkan problematika tersebut, karena dalam
kenyataanya manusia selalu mengharapkan adanya nasehat dan petunjuk dari orang
lain sebagai bentuk kebutuhan primer dari fitrah manusia itu sendiri. Diantara problematika yang perlu di antisipasi dalam lembaga pendidikan
kita adalah:
1. Kurangnya Memadukan
Motif-Motif Kuat Yang Sudah Ada
Misalnya motif untuk menjadi
sarjana tidak dipadukan dengan motif untuk
menonjolkan diri yang kebetulan ada pada diri siswa agar berhasil dalam
belajar.
2. Tidak Adanya Kejelasan
Tujuan Yang Hendak Dicapai
Semakin jelas tujuan belajar semakin
kuat motif untuk mencapainya, setidak-tidaknya semakin efektif berbuat. Oleh
karena itu sangat ideal apabila guru merumuskan dengan jelas tujuan belajar.
3. Tidak Adanya Rumusan Tujuan
Sementara
Suatu kegiatan yang mempunyai
tujuan yang jauh dapat dipenggal-penggal hingga didapat tujuan sementara atau
tujuan jangka pendek.
4. Kurangnya Merangsang
Pencapaian Kegiatan
Semakin dekat tujuan, semakin
kuat motif untuk mencapainya. “Kedekatan tujuan” dapat dilakukan dengan membuat
tujuan sementara, sebab mencapai tujuan sementara menyadarkan siswa dalam usaha
mencapainya.
5. Tidak Adanya Situasi
Persaingan
Pada umumnya dalam diri setiap
individu ada usaha untuk menonjolkan diri atau ingin dihargai. Kecenderungan
ini dapat disalurkan dalam persaingan sehat di mana guru menciptakan suasana
setiap siswa giat berusaha.
6. Kurangnya Menumbuhkan Persaingan Dengan Diri Sendiri.
Siswa diberi tugas yang berbeda sehingga siswa itu sendiri yang akan
melihat tugas mana yang paling baik hasilnya. Dengan demikian dia dapat
mempergunakan upaya yang digunakan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang paling
baik hasilnya.
7. Kurang Maksimalnya Laporan
Hasil Yang Dicapai
Apabila telah selesai
pekerjaan siswa maka beritahukan hasilnya sehingga dia semakin giat mencapainya
lagi dengan lebih baik. Inilah keuntungan yang utama bila hasil pekerjaan
diberitahukan pada setiap orang.
8. Tidak Adanya Contoh
Yang Positif Dari Pendidik
Guru yang mengharapkan sesuatu
dari siswanya harus juga memperlihatkan yang dimintainya itu terpancang dalam
diri guru. Dengan demikian siswa menilai guru tersebut bekerja baik. Hal ini
menimbulkan kegairahan belajar dalam diri siswa. Lebih jelasnya, seorang guru
harus mempunyai strategi pendekatan yang mampu mempengaruhi siswa dalam
belajar.
1.7
Upaya-Upaya
Peningkatan Motivasi
Untuk menentukan upaya-upaya peningkatan motivasi, indikatornya banyak sekali. Karakteristik siswa dan mata pelajaran sangat menentukan untuk menentukan upay-upaya tersebut. Siswa yang mempunyai motivasi belajar dan berprestasi intrinsik yang kuat berbeda penanganannya dengan siswa yang bermotivasi belajar dan berprestasi ekstrinsiknya yang kuat. Siswa yang bermotivasi atau beraspirasi melanjutkan pendidikan, berbeda dengan siswa beraspirasi mencari pekerjaan setelah tamat SLTP. Begitu pula pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belar IPA berbeda dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, IPS, Bahasa Indonesia, atau Muatan Lokal. Di sisi lain faktor-faktor terjadinya penurunan motivasi belajar dan berprestasi juga turut menentukan pemilihan upaya yang akan dilakukan. Oleh karena itu sangat mustahil dalam tulisan ini untuk menyajikan upaya peningkatan motivasi sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Lagi pula (Davies, 1971) mengatakan sering terjadi strategi yang paling baik adalah tanpa menghiraukan ada atau tidak adanya motivasi, akan tetapi memusatkan pada penyampaian materi dengan cara yang begitu rupa sehingga motivasi siswa dapat dimunculkan dan diperkuat selama proses belajar. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar di atas juga merupakan upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terutama siswa SLTP Terbuka.
Untuk menentukan upaya-upaya peningkatan motivasi, indikatornya banyak sekali. Karakteristik siswa dan mata pelajaran sangat menentukan untuk menentukan upay-upaya tersebut. Siswa yang mempunyai motivasi belajar dan berprestasi intrinsik yang kuat berbeda penanganannya dengan siswa yang bermotivasi belajar dan berprestasi ekstrinsiknya yang kuat. Siswa yang bermotivasi atau beraspirasi melanjutkan pendidikan, berbeda dengan siswa beraspirasi mencari pekerjaan setelah tamat SLTP. Begitu pula pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belar IPA berbeda dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, IPS, Bahasa Indonesia, atau Muatan Lokal. Di sisi lain faktor-faktor terjadinya penurunan motivasi belajar dan berprestasi juga turut menentukan pemilihan upaya yang akan dilakukan. Oleh karena itu sangat mustahil dalam tulisan ini untuk menyajikan upaya peningkatan motivasi sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. Lagi pula (Davies, 1971) mengatakan sering terjadi strategi yang paling baik adalah tanpa menghiraukan ada atau tidak adanya motivasi, akan tetapi memusatkan pada penyampaian materi dengan cara yang begitu rupa sehingga motivasi siswa dapat dimunculkan dan diperkuat selama proses belajar. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar di atas juga merupakan upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terutama siswa SLTP Terbuka.
Upaya – Upaya peningkatan motivasi, pada situasi pembelajaran secara umum :
a. Pengembangan Bahan Pembelajaran
Pada sistem SLTP dan SMU Terbuka, siswa belajar secara mandiri melalui bahan belajar utama berupa modul cetak yang ditopang oleh berbagai media non cetak. Berbagai macam jenis media tersebut harus menarik dan mudah dipahami siswa, kalau tidak maka motivasi belajar dan motivasi berprestasi siswa akan menurun. Berarti upya peningkatan motivasi belajar dan berprestasi siswa SLTP dan SMU Terbuka dimulai dengan pengembangan bahan belajar mandirinya.
Upaya-upaya dan usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pengembanagan bahan belajar sudah dilakukan dengan mengacu kepada teknik-teknik, konsep-konsep atau teori-teori pengembangan dan penulisan modul. Misalnya, menggunakan ilustrasi, gambar, dan grafis, menggunakan bahasa yang sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya, penyajian materi dari yang sederhana ke kompleks, dari yang mudah ke sukar, dari yang konkrit ke yang abstrak, dan penampilan serta perwajahan berwarna.Penyediaan jenis media yang disesuaikan karakteristik mata pelajaran ini, dimungkinkan guru atau siswa dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang sesuai karakteristik dan pola pembelajaran yang diinginkannya, dan memungkinkan pemanfaatannya secara kombinasi. Berarti kehadiran berbagai jenis media, memungkinkan proses pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa. Dengan kata lain kehadiran berbagai jenis media dalam sistem SLTP Terbuka, membuka dan mendorong motivasi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan mecapai keberhasilan dalam belajar. Berarti pemanfaatan media oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran secara maksimal akan memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa. Perlu pula diperhatikan dan dicatat oleh Kepala sekolah, Guru Bina, dan Guru Pamong bahwa media atau sumber belajar di samping dapat meningkatkan pengaruh motivasional siswa, “misalnya seorang guru/tokoh masyarakat sebagai sumber belajar dapat bertindak sebagai motivator bagi seorang siswa, namun perlu hati-hati kadang-kadang pada saat yang sama ia justru menghancurkan motivasi siswa yang lain”.
b. Awal Pembelajaran
Di TKB siswa belajar mandiri dan dalam kelompok kecil dibawah bimbingan atau kontrol dari Guru Pamong. Dalam 2 (dua) hari dalam seminggu mereka mengikuti belajar melalui tatap muka di SLTP Induk atau tempat lain, di bawah bimbingan Guru Bina (Guru Mata Pelajaran).
Pada sistem SLTP dan SMU Terbuka, siswa belajar secara mandiri melalui bahan belajar utama berupa modul cetak yang ditopang oleh berbagai media non cetak. Berbagai macam jenis media tersebut harus menarik dan mudah dipahami siswa, kalau tidak maka motivasi belajar dan motivasi berprestasi siswa akan menurun. Berarti upya peningkatan motivasi belajar dan berprestasi siswa SLTP dan SMU Terbuka dimulai dengan pengembangan bahan belajar mandirinya.
Upaya-upaya dan usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pengembanagan bahan belajar sudah dilakukan dengan mengacu kepada teknik-teknik, konsep-konsep atau teori-teori pengembangan dan penulisan modul. Misalnya, menggunakan ilustrasi, gambar, dan grafis, menggunakan bahasa yang sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya, penyajian materi dari yang sederhana ke kompleks, dari yang mudah ke sukar, dari yang konkrit ke yang abstrak, dan penampilan serta perwajahan berwarna.Penyediaan jenis media yang disesuaikan karakteristik mata pelajaran ini, dimungkinkan guru atau siswa dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang sesuai karakteristik dan pola pembelajaran yang diinginkannya, dan memungkinkan pemanfaatannya secara kombinasi. Berarti kehadiran berbagai jenis media, memungkinkan proses pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa. Dengan kata lain kehadiran berbagai jenis media dalam sistem SLTP Terbuka, membuka dan mendorong motivasi siswa untuk melakukan aktivitas belajar dan mecapai keberhasilan dalam belajar. Berarti pemanfaatan media oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran secara maksimal akan memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa. Perlu pula diperhatikan dan dicatat oleh Kepala sekolah, Guru Bina, dan Guru Pamong bahwa media atau sumber belajar di samping dapat meningkatkan pengaruh motivasional siswa, “misalnya seorang guru/tokoh masyarakat sebagai sumber belajar dapat bertindak sebagai motivator bagi seorang siswa, namun perlu hati-hati kadang-kadang pada saat yang sama ia justru menghancurkan motivasi siswa yang lain”.
b. Awal Pembelajaran
Di TKB siswa belajar mandiri dan dalam kelompok kecil dibawah bimbingan atau kontrol dari Guru Pamong. Dalam 2 (dua) hari dalam seminggu mereka mengikuti belajar melalui tatap muka di SLTP Induk atau tempat lain, di bawah bimbingan Guru Bina (Guru Mata Pelajaran).
Pada awal
pelajaran kelompok di TKB dan belajar melalui tatap muka, Guru Pamong dan Guru
Bina, hendaknya memulai pelajaran atau pertemuan dengan
Pertama; Menyapa siswa, misalnya selamat berjumpa, selamat siang/sore dan diikuti dengan mencek kehadiran siswa; Kegiatan ini dimaksudkan untuk memusatkan perhatian siswa pada situasi pembelajaran yang akan di mulai. Dengan demikian baik fisik dan mentalnya terjaga dan siap mengikuti pelajaran. Memusatkan perhatian berarti motivasi siswa sudah mulai muncul;
Pertama; Menyapa siswa, misalnya selamat berjumpa, selamat siang/sore dan diikuti dengan mencek kehadiran siswa; Kegiatan ini dimaksudkan untuk memusatkan perhatian siswa pada situasi pembelajaran yang akan di mulai. Dengan demikian baik fisik dan mentalnya terjaga dan siap mengikuti pelajaran. Memusatkan perhatian berarti motivasi siswa sudah mulai muncul;
Kedua; Mengutarakan mata pelajaran, judul, dan nomor modul yang akan dibahas
atau didiskusikan, dan diikuti dengan penjelasan singkata materi yang lalu
serta kaitannya dengan modul yang didiskusikan. Perhatian siswa terhadap mata
pelajaran bersangkutan susdah lebih dipusatkan. Melalu penjelasan hubungan
materi yang lalu dengan materi yang dibahas sekarang, berarti guru merangsang
siswa untuk memunculkan informasi berupa fakta, konsep, prosedur, dan prinsip
yang telah ada dalam ingatan jangka panjangnya (long term memory). Informasi
yang telah dipunyai itu dapat mempermudah mempelajari informasi yang baru.
Ketiga; Membentuk kelompok (belajar kelompok di TKB); siswa diatur duduknya dalam
kelompok yang dipimpin oleh seorang temannya, dan dijelaskan berapa lama mereka
belajar mandiri, diskusi kelompok, dan diskusi dalam kelompok besar seluruh
siswa di TKB tersebut. Melalui pengelompokan ini, berdasarkan teori belajar
arah diri, siswa dapat berinteraksi antar teman, saling tukar menukar pendapat
dan pikiran, dan dapat membahas masalah secara bersama. Melalui kegiatan
semacam ini dapat mengembangkan konsep diri dan kemampuan memecahkan masalah
bagi siswa. Pada sekolah-sekolah di negara Eropah kegiatan semacam ini
ditunjang oleh komputer menggunakan bahasa LOGO dengan program grafik kura-kura
(turtle graphics)
Untuk menunjang beberapa upaya tersebut di atas, pada setiap bagian pendahuluan modul, selalu menggunakan bahasa sapaan, kaitan isi modul dengan modul sebelumnya, tujuan, pokok-pokok materi, petunjuk cara mempelajari modul, dan petunjuk mengerjakan tes akhir modul sebagai balikan hasil belajar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa waktu belajar mandiri.
Untuk menunjang beberapa upaya tersebut di atas, pada setiap bagian pendahuluan modul, selalu menggunakan bahasa sapaan, kaitan isi modul dengan modul sebelumnya, tujuan, pokok-pokok materi, petunjuk cara mempelajari modul, dan petunjuk mengerjakan tes akhir modul sebagai balikan hasil belajar. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa waktu belajar mandiri.
c. Saat Proses Pembelajaran
Pertama; Membuat suasana kelas yang mengandung persaingan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan saksama, terarah, dan jelas secara umum kemudian perkelompok (per TKB pada tatap muka). Namun demikian, kurangi persaingan untuk memperoleh ganjaran dan kegiatan yang memberikan ganjaran yang berkaitan dengan akademik.
Kedua; Menciptakan kondisi kelas yang mendukung terjadinya interaksi antar siswa, saling menukar pengalaman dan pengetahuan melalui teknik atau metode diskusi;
Ketiga; Tingkatkan motivasi dan perhatian ke arah siswa yang kelihatan kurang perhatian atau motivasi dengan menggunakan kode gerakkan mata, intonasi suara yang sekali-sekali keras dan bersemangat.
Pertama; Membuat suasana kelas yang mengandung persaingan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan saksama, terarah, dan jelas secara umum kemudian perkelompok (per TKB pada tatap muka). Namun demikian, kurangi persaingan untuk memperoleh ganjaran dan kegiatan yang memberikan ganjaran yang berkaitan dengan akademik.
Kedua; Menciptakan kondisi kelas yang mendukung terjadinya interaksi antar siswa, saling menukar pengalaman dan pengetahuan melalui teknik atau metode diskusi;
Ketiga; Tingkatkan motivasi dan perhatian ke arah siswa yang kelihatan kurang perhatian atau motivasi dengan menggunakan kode gerakkan mata, intonasi suara yang sekali-sekali keras dan bersemangat.
Keempat; Manfaatkan dan gunakan berbagai macam media dan teknik atau metode secara
bergantian sesuai dengan spsifikasi materi yang dibahas dan didiskusikan.
d. Akhir Pembelajaran
Pertama; Beriakan balikan (umpan balik) pada saat jawaban pertanyaan oleh siswa, hasil jawaban siswa setiap tes. Dalam memberikan balikan, guru hendaknya memberikan penjelasan jawaban yang benar seharusnya bagaimana, bila jawaban siswa hampir betul atau betul berikan pujian misalnya; bagus sekali, betul sekali dsb. Tetapi bila jawabannya belum betul, janganlah memberikan balikan dengan mengatakan salah, bodoh. Dalam hal ini, alangkah baiknya gunakan bahasa yang menyenangkan, misalnya, jawabanmu belum betul, atau kamu sebenarnya pintar mungkin belum berusaha dengan baik, dan sebagainya.
Kedua; Pada akhir pertemuan atau kegiatan, usahakan materi yang dibahas tadi dibuatkan atau dijelaskan secara singkat rangkumannya dengan tepat, jelas, dan singkat.
Ketiga; Pada akhir kegiatan perlu juga diperingatkan siswa waktu pertemuan lagi, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa sebelum kegiatan berikutnya, atau memberikan pekerjaan rumah.
d. Akhir Pembelajaran
Pertama; Beriakan balikan (umpan balik) pada saat jawaban pertanyaan oleh siswa, hasil jawaban siswa setiap tes. Dalam memberikan balikan, guru hendaknya memberikan penjelasan jawaban yang benar seharusnya bagaimana, bila jawaban siswa hampir betul atau betul berikan pujian misalnya; bagus sekali, betul sekali dsb. Tetapi bila jawabannya belum betul, janganlah memberikan balikan dengan mengatakan salah, bodoh. Dalam hal ini, alangkah baiknya gunakan bahasa yang menyenangkan, misalnya, jawabanmu belum betul, atau kamu sebenarnya pintar mungkin belum berusaha dengan baik, dan sebagainya.
Kedua; Pada akhir pertemuan atau kegiatan, usahakan materi yang dibahas tadi dibuatkan atau dijelaskan secara singkat rangkumannya dengan tepat, jelas, dan singkat.
Ketiga; Pada akhir kegiatan perlu juga diperingatkan siswa waktu pertemuan lagi, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa sebelum kegiatan berikutnya, atau memberikan pekerjaan rumah.
Keempat; Pada sat kegiatan berakhir, ucapkan selamat sore atau siang, dan selamat
bertemu lagi pada pertemuan yang akan datang.
Selain dari
berbagai upaya tersebut di atas, ada pula upaya-upaya lain yang lebih umum dan
di luar kegiatan pembelajaran di kelas, seperti berikut.
Pertama; Biasakan memberikan ganjaran berupa hadiah alat tulis, buku pelajaran, atau bea siswa bagi siswa yang masuk kategori 10 besar pada setiap tingkat kelas dan tiap semester.
Pertama; Biasakan memberikan ganjaran berupa hadiah alat tulis, buku pelajaran, atau bea siswa bagi siswa yang masuk kategori 10 besar pada setiap tingkat kelas dan tiap semester.
Kedua; Pada waktu pembagian raport, siswa yang termasuk dalam 10 besar diumumkan
di muka orang tua murid, dan dipanggil untuk maju dan berdiri di muka kelas.
Ketiga; Adakan kegiatan olah raga dan kesenian, pertandingan olah raga dan kesenian antar kelas, antar tingkat, dan atar sekolah. Berikan hadiah dan piagam bagi yang berhasil juara, baik perorangan maupun kelompok.
Ketiga; Adakan kegiatan olah raga dan kesenian, pertandingan olah raga dan kesenian antar kelas, antar tingkat, dan atar sekolah. Berikan hadiah dan piagam bagi yang berhasil juara, baik perorangan maupun kelompok.
Keempat; Khusus siswa SLTP dan SMUTerbuka, berilah kesempatan mereka untuk
mengikuti upacara penaikan dan penurunan bendera, sekali gus sebagai
petugasnya. Lebih bagus kegiatan tersebut bergabung dengan siswa-siswa SLTP
Induknya.
e. Kehadiran Guru Bina dan Guru
Kehadiran guru bina dan guru pamong dalam pembelajaran tutorial tatap muka dan belajar di TKB akan meningkatkan motivasi belajardan motivasi berprestasi siswa. Guru mata pelajaran yang bersangkutan di samping membantu siswa memecahkan kesulitan, juga diharapkan meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya siswa yang bermotivasi rendah. Kehadiran guru mata pelajaran yang sehari-harinya mengajar dan sebagai guru SLTP reguler (Induk), memunculkan perasaan/keyakinan siswa bahwa mereka betul-betul bersekolah di SLTP Negeri, walaupun rata-rata hanya dua hari dalam seminggu bertemu dengan guru-guru mata pelajaran (guru bina) dan Kepala Sekolahnya. Pertemuan yang demikian, dapat memunculkan dan meningkatkan rasa senang, menambah wawasan, menambah jumlah kawan dari berbagai TKB dan dari SLTP Induk, dan bahkan dapat menghilangkan ketegangan. Kalau demikian kegiatan pembelajaran melalui tatap muka ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan berprestasi siswa, khususnya siswa-siswa yang bermotivasi rendah. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan hasil belajar siswa. Perlu ditambahkan bahwa, penentuan waktu (hari dan jamnya) dalam pelaksanaan pembelajaran melalui tatap muka di SLTP Terbuka di dasarkan waktu luang bagi siswa itu sendiri. Pada sistem SLTP dan SMU Terbuka, selain ada pengelompokkan pada pembelajaran tatap muka, juga ada kegiatan belajar dalam kelompok kecil dan mandiri di TKB masing-masing. Pada waktu belajar di TKB, siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Dalam kelompok kecil ini siswa diberikan kebebasan untuk menentukan waktunya berapa lama mereka belajar mandiri, kemudian berdiskusi untuk memecahkan kesulitan yang dialami setiap siswa, dan merumuskan kesulitan-kesulitan yang akan diajukan untuk didiskusikan seluruh siswa di TKB tersebut. Selama kegiatan belajar mandiri dan diskusi kelompok, guru pamong bersikap proaktif memonitor, memantau, mengarahkan, membantu memecahkan kesulitan bila kebenaran informasinya tidak diragukan. Suasana belajar rileks, tanpa ada tekanan, siswa bebas memilih mata pelajaran yang didiskusikan asal sesuai dengan jadwal yang ada. Kondisi belajar seperti ini memungkinkan gejolak emosi siswa pada taraf yang normal atau moderat sehingga memungkinkan pembangkitan dan peningkatan motivasi siswa. Berdasarkan berbagai sumber, pada saat emosi seseorang berada pada taraf moderat, akan membuka peluang munculnya motivasi termasuk motivasi belajar dan berprestasi
Dalam kondisi emosi moderat. seseorang dapat melakukan aktivitasnya dengan baik, mampu membangkitan informasi-informasi dalam memorinya, baik memori jangka panjang maupun jangka pendek. Belajar itu sendiri akan berlangsung dengan baik dan efektif bila mampu mengkaitkan dan menghubungkan informasi yang sudah dimiliki dengan informasi-informasi yang baru.
e. Kehadiran Guru Bina dan Guru
Kehadiran guru bina dan guru pamong dalam pembelajaran tutorial tatap muka dan belajar di TKB akan meningkatkan motivasi belajardan motivasi berprestasi siswa. Guru mata pelajaran yang bersangkutan di samping membantu siswa memecahkan kesulitan, juga diharapkan meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya siswa yang bermotivasi rendah. Kehadiran guru mata pelajaran yang sehari-harinya mengajar dan sebagai guru SLTP reguler (Induk), memunculkan perasaan/keyakinan siswa bahwa mereka betul-betul bersekolah di SLTP Negeri, walaupun rata-rata hanya dua hari dalam seminggu bertemu dengan guru-guru mata pelajaran (guru bina) dan Kepala Sekolahnya. Pertemuan yang demikian, dapat memunculkan dan meningkatkan rasa senang, menambah wawasan, menambah jumlah kawan dari berbagai TKB dan dari SLTP Induk, dan bahkan dapat menghilangkan ketegangan. Kalau demikian kegiatan pembelajaran melalui tatap muka ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan berprestasi siswa, khususnya siswa-siswa yang bermotivasi rendah. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan hasil belajar siswa. Perlu ditambahkan bahwa, penentuan waktu (hari dan jamnya) dalam pelaksanaan pembelajaran melalui tatap muka di SLTP Terbuka di dasarkan waktu luang bagi siswa itu sendiri. Pada sistem SLTP dan SMU Terbuka, selain ada pengelompokkan pada pembelajaran tatap muka, juga ada kegiatan belajar dalam kelompok kecil dan mandiri di TKB masing-masing. Pada waktu belajar di TKB, siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang siswa. Dalam kelompok kecil ini siswa diberikan kebebasan untuk menentukan waktunya berapa lama mereka belajar mandiri, kemudian berdiskusi untuk memecahkan kesulitan yang dialami setiap siswa, dan merumuskan kesulitan-kesulitan yang akan diajukan untuk didiskusikan seluruh siswa di TKB tersebut. Selama kegiatan belajar mandiri dan diskusi kelompok, guru pamong bersikap proaktif memonitor, memantau, mengarahkan, membantu memecahkan kesulitan bila kebenaran informasinya tidak diragukan. Suasana belajar rileks, tanpa ada tekanan, siswa bebas memilih mata pelajaran yang didiskusikan asal sesuai dengan jadwal yang ada. Kondisi belajar seperti ini memungkinkan gejolak emosi siswa pada taraf yang normal atau moderat sehingga memungkinkan pembangkitan dan peningkatan motivasi siswa. Berdasarkan berbagai sumber, pada saat emosi seseorang berada pada taraf moderat, akan membuka peluang munculnya motivasi termasuk motivasi belajar dan berprestasi
Dalam kondisi emosi moderat. seseorang dapat melakukan aktivitasnya dengan baik, mampu membangkitan informasi-informasi dalam memorinya, baik memori jangka panjang maupun jangka pendek. Belajar itu sendiri akan berlangsung dengan baik dan efektif bila mampu mengkaitkan dan menghubungkan informasi yang sudah dimiliki dengan informasi-informasi yang baru.
1.8 Tips Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi belajar
tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan,
cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang
menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
1. Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
2. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai
tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar
negeri, atau
3. orang-orang yang mendapat penghargaan atas
sebuah presrasi.
Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
4. Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
5. Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris.
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris.
6. Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
7. Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.
Komentar
Posting Komentar