Sejarah Matematika
Sejarah Ilmu Matematika
Kata "matematika" berasal dari kata
μάθημα(máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu
pengetahuan, atau belajar" juga μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan
sebagai "suka belajar".Disiplin utama dalam matematika didasarkan
pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah dan memprediksi
peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan
ketiga pembagian umum bidang matematika: studi tentang struktur, ruang dan
perubahan.
Pelajaran tentang struktur dimulai dengan
bilangan, pertama dan yang sangat umum adalah bilangan natural dan bilangan
bulat dan operasi arimetikanya, yang semuanya itu dijabarkan dalam aljabar
dasar. Sifat bilangan bulat yang lebih mendalam dipelajari dalam teori
bilangan. Investigasi metode-metode untuk memecahkan persamaan matematika
dipelajari dalam aljabar abstrak, yang antara lain, mempelajari tentang ring
dan field, struktur yang menggeneralisasi sifat-sifat yang umumnya dimiliki
bilangan. Konsep vektor, digeneralisasi menjadi vektor ruang dipelajari dalam
aljabar linier, yang termasuk dalam dua cabang : struktur dan ruang.
Ilmu tentang ruang berawal dari geometri, yaitu
geometri Euclid
dan trigonometri dari ruang tiga dimensi (yang juga dapat diterapkan ke dimensi
lainnya), kemudian belakangan juga digeneralisasi ke geometri Non-euclid yang
memainkan peran sentral dalam teori relativitas umum. Beberapa permasalahan
rumit tentang konstruksi kompas dan penggaris akhirnya diselesaikan dalam teori
Galois. Bidang ilmu modern tentang geometri diferensial dan geometri aljabar
menggeneralisasikan geometri ke beberapa arah:: geometri diferensial menekankan
pada konsep fungsi, buntelan, derivatif, smoothness dan arah, sementara dalam
geometri aljabar, objek-objek geometris digambarkan dalam bentuk sekumpulan
persamaan polinomial. Teori grup mempelajari konsep simetri secara abstrak dan
menyediakan kaitan antara studi ruang dan struktur. Topologi menghubungkan
studi ruang dengan studi perubahan dengan berfokus pada konsep
kontinuitas.
Mengerti dan mendeskripsikan perubahan pada
kuantitas yang dapat dihitung adalah suatu yang biasa dalam ilmu pengetahuan
alam, dan kalkulus dibangun sebagai alat untuk tujauan tersebut. Konsep utama
yang digunakan untuk menjelaskan perubahan variabel adalah fungsi. Banyak
permasalahan yang berujung secara alamiah kepada hubungan antara kuantitas dan
laju perubahannya, dan metoda untuk memecahkan masalah ini adalah topik dari
persamaan differensial. Untuk merepresentasikan kuantitas yang kontinu
digunakanlah bilangan riil, dan studi mendetail dari sifat-sifatnya dan sifat
fungsi nilai riil dikenal sebagai analisis riil. Untuk beberapa alasan, amat
tepat untuk menyamaratakan bilangan kompleks yang dipelajari dalam analisis
kompleks. Analisis fungsional memfokuskan perhatian pada (secara khas dimensi
tak terbatas) ruang fungsi, meletakkan dasar untuk mekanika kuantum di antara
banyak hal lainnya. Banyak fenomena di alam bisa dideskripsikan dengan sistem
dinamis dan teori chaos menghadapi fakta yang banyak dari sistem-sistem itu
belum memperlihatkan jalan ketentuan yang tak dapat diperkirakan. Agar
menjelaskan dan menyelidiki dasar matematika, bidang teori pasti, logika
matematika dan teori model dikembangkan.
Saat pertama kali komputer disusun, beberapa
konsep teori yang penting dibentuk oleh matematikawan, menimbulkan bidang teori
komputabilitas, teori kompleksitas komputasional, teori informasi dan teori
informasi algoritma. Kini banyak pertanyaan-pertanyaan itu diselidiki dalam
ilmu komputer teoritis. Matematika diskret ialah nama umum untuk bidang-bidang
penggunaan matematika dalam ilmu komputer.
Bidang-bidang
penting dalam matematika terapan ialah statistik, yang menggunakan teori
probabilitas sebagai alat dan memberikan deskripsi itu, analisis dan perkiraan
fenomena dan digunakan dalam seluruh ilmu. Analisis bilangan menyelidiki teori
yang secara tepat guna memecahkan bermacam masalah matematika secara bilangan
pada komputer dan mengambil kekeliruan menyeluruh ke dalam laporan.setau saya 1
ditambah 1 sama dengan 10
Perkembangan Matematika Gerik Purbakala
Kekuasaan raja-raja mesir dan babilonia menurun dan muncul
bangsa-bangsa baru yang lebih perkasa seperti bangsa heber, aria, phoenisia,
dan gerik.Kegiatan perdagangan antara bangsa mulai berkembang. Sesuai dengan
perkembangan peradaban itu, matematika juga turut berkembang.
Gambaran Sejarah Purbakala Dari Matematika
Dasar Praktis
Pada Mulanya dizaman purbakala banyak bangsa-bangsa yang
bermukim sepanjang sungai-sungai besar. Bangsa Mesir sepanjang sungai nil di
Afrika, Bangsa Babilonia sepanjang sungai Tigris dan Eufrat, Bangsa Hindu
sepanjang sungai Indus dan Gangga, Bangsa Cina Sepanjang Sungai Huang Ho dan
Yang Tze. Bangsa itu memerlukan keterampilan untuk mengendalkan banjir,
mengeringkan rawa-rawa, membuat irigasi untuk mengolah tanah sepanjang sungai
menjadi daerah pertanian. Untuk itu diperlukan pengetahuan praktis yaitu
pengetahuan teknik dan matematika bersamaan.Sejarah Menunjukkan bahwa permulaan
matematika berasal dari bangsa yang bermukim di sepanjang aliran sungai
tersebut. Mereka memerlukan perhitungan, penanggalan yang dapat dipakai sesuai
dengan perubahan musim. Maka awal matematika adalah Aritmetika.
Matematika Tertulis dan Penyampaian
Bangsa
India
dan Cina menggunakan media tulis yang mudah hancur sperti kulit kayu dan
bamboo. Akan tetapi bangsa Mesir dan Babilonia, media tulis yang digunakan
adalah batu-batu loh-loh yang dibuat dari tanah liat kemudian dibakar sehingga
tidak hancur walaupun pada iklim kering.
Penemuan Ahli-ahli Purbakala
1.
Matematika Babilonia Purbakala
Penggalian-pengalian
oleh ahli purbakala menemukan lebih daro 50.000 loh-loh dari daerah Nippur
Mesopotamia. Diantara Loh-loh itu yang sudah dikenal terdapat kira-kira 300
loh-loh matematika berisi tabel-tabel matematika, dan Soal-soal Matematika.
Kunci pemahaman akan prasasti ditemukan oleh beberapa ahli seperti Gratefend,
Rawlinson tahun 1847 oleh Neugebaner dan Thureau. Dangin tahun 1935. Terdapat
naskah-naskah matematika yang penanggalannya 2100 BC (Sebelum Masehi) dari masa
kejayaan sumarian yang tinggal di lembah sungai tigris dan eufrat. Perkembangan
pesat kebudayaan sumarian pada masa raja Hammurabi dari dinasti Babilonia.
Seiring dengan perkembangan kebudayaan terdapat naskah-naskah matematika dengan
penanggalan kira-kira 1600 BC. Naskah-naskah yang lebih banyak dari penanggalan
antara 600 sampai 300 BC pada masa kekaisaran Nebukadnesar. Isi naskah-naskah
matematika itu antara lain mengenal rekening-rekening, perjanjian
utang-piutang, bunga uang, sistemukuran panjang, ukuran berat. Dari 300 loh-loh
matematia babilonia terdapat 200 loh berisi daftar matematika. Daftar-daftar
itu mengenai perkalian, kebalikan, memangkatkan. Naskah-naskah matematika itu
menunjukan kemapuan mereka dalam ilmuperbintangan atau astronomi.
2.
Matematika Mesir Purbakala
Hasil Arkeologi yang terkait dengan matematika dapat disebut
beberapa diantaranya :
a) Di
Museum Oxford terdapat suatu tongkat kerajaan Mesir dari penanggalan 3100 BC.
Dalam tulisan hieroglif pada tongka itu terdapat bilangan jutaan dan ratusan
ribu mengenai penyerbuan militer.
b) Piramida
Gizeh didirikan 2900 BC pasti menggunakan keterampilan teknik dan matematika.
Bangunan itu didirikan diatas tanah seluas kira-kira 13 are (+ 1300 m2).
Bangunan terdiri dari 2.000.000 bongkahan bata dengan rata-rata berat 2,5 ton
setiap bongkahan. Atas Berbentuk bujur sangkaryang hampir sempurna. Hanya
dengan kesalahan dan sudut sikunya hanya dengan kesalahan .
Tercatat bahwa bangunan itu dibangun dan dikerjakan 100.000 orang pekerja
selama 30 tahun namun hanya dengan kesalahan sekecil itu. Suatu keterampilan
matematika yang amat menakjubkan.
c) Papirus
Moskow pada tahun 1930, Menggunakan sebanyaj 25 soal matematika dari
penanggalan 1850 BC.
d) Di Museum Berlin
terdapat alat astronomi yang diawetkan dari penanggalan 1850 BC.
e) Papirus
Rhind (Hery Rhind) seorang ahli purbakala tentang mesir dan inggris menulis 85
soal matematika dari penanggalan 1650 BC. Papirus ini dapat dibaca di Museum
Britis. Papirus Rhind dan Papirus Moskow adalah sumber utama mengenai
Matematika Mesir Purbakala.
f) Di Museum
Berlin terdapat penanggalan matahari tertua dari penanggalan 1500 BC.
g) Papirus
Rollin yang berasal pada tahun 1350 BC sekarang diawetkan dimuseum Louvre
berisi perhitungan-perhitunan rekening roti sebagai pemakaian bilangan-bilangan
pada waktu itu.
h) Papirus
Harris dari 1107 BC suatu dokumen mengenai harta kekayaan disuatu kuil. Daftar
yang dipersiapkan Ramses IV ketika menggantikan bapaknya Ramses III.
Asal Mula Pemikiran Matematika
Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam
konsep bilangan, besaran, dan bangun.[8] Pengkajian modern terhadap fosil
binatang menunjukkan bahwa konsep ini tidak berlaku unik bagi manusia. Konsep
ini mungkin juga menjadi bagian sehari-hari di dalam kawanan pemburu. Bahwa
konsep bilangan berkembang tahap demi tahap seiring waktu adalah bukti di
beberapa bahasa zaman kini mengawetkan perbedaan antara "satu",
"dua", dan "banyak", tetapi bilangan yang lebih dari dua
tidaklah demikian.[8] Benda matematika tertua yang
sudah diketahui adalah tulang
Lebombo, ditemukan di pegunungan Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun
35000 SM.[9] Tulang ini berisi 29 torehan yang
berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon.[10] Terdapat bukti bahwa kaum
perempuan biasa menghitung untuk mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan
pada tulang atau batu,
diikuti dengan tanda yang berbeda.[11] Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Perancis, dari tahun 35.000 SM dan berumur
20.000 tahun,[12] menunjukkan upaya dini untuk
menghitung waktu.[13]
Tulang Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Nil (timur laut Kongo),
berisi sederetan tanda lidi yang digoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang
itu. Tafsiran umum adalah bahwa tulang Ishango menunjukkan peragaan terkuno
yang sudah diketahui tentang barisan
bilangan prima[10] atau kalender lunar enam bulan.[14] Periode
Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis menampilkan
rancangan-rancangan geometris. Telah
diakui bahwa bangunan megalit di Inggris dan Skotlandia, dari milenium ke-3 SM,
menggabungkan gagasan-gagasan geometri seperti lingkaran, elips,
dan tripel
Pythagoras di dalam rancangan mereka.[15]
Matematika
Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh
bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak permulaan Sumeria
hingga permulaan peradaban helenistik.[16] Dinamai "Matematika Babilonia" karena peran utama
kawasan Babilonia sebagai tempat untuk belajar. Pada zaman peradaban helenistik
Matematika Babilonia berpadu dengan Matematika Yunani dan Mesir untuk
membangkitkan Matematika
Yunani. Kemudian di bawah Kekhalifahan
Islam, Mesopotamia, terkhusus Baghdad, sekali lagi menjadi pusat penting pengkajian Matematika Islam. Bertentangan dengan langkanya sumber pada Matematika Mesir, pengetahuan Matematika Babilonia diturunkan dari lebih
daripada 400 lempengan tanah liat yang digali sejak 1850-an.[17] Ditulis di dalam tulisan paku, lempengan ditulisi ketika tanah liat masih basah, dan
dibakar di dalam tungku atau dijemur di bawah terik matahari. Beberapa di
antaranya adalah karya rumahan.
Bukti
terdini matematika tertulis adalah karya bangsa Sumeria, yang
membangun peradaban kuno di Mesopotamia.
Mereka mengembangkan sistem rumit metrologi sejak
tahun 3000 SM. Dari kira-kira 2500 SM ke muka, bangsa Sumeria menuliskan tabel perkalian pada lempengan tanah liat dan berurusan dengan
latihan-latihan geometri dan soal-soal pembagian.
Jejak terdini sistem bilangan Babilonia juga merujuk pada periode ini.[18] Sebagian besar lempengan tanah
liat yang sudah diketahui berasal dari tahun 1800 sampai 1600 SM, dan meliputi
topik-topik pecahan, aljabar, persamaan kuadrat dan kubik, dan perhitungan bilangan regular, invers perkalian, dan bilangan prima kembar.[19] Lempengan itu juga meliputi tabel perkalian dan metode
penyelesaian persamaan
linear dan persamaan
kuadrat. Lempengan Babilonia 7289 SM
memberikan hampiran bagi √2 yang akurat sampai lima tempat desimal.
Matematika
Babilonia ditulis menggunakan sistem bilangan seksagesimal (basis-60). Dari sinilah diturunkannya penggunaan bilangan
60 detik untuk semenit, 60 menit untuk satu jam, dan 360 (60 x 6) derajat untuk
satu putaran lingkaran, juga penggunaan detik dan menit pada busur lingkaran yang
melambangkan pecahan derajat. Kemajuan orang Babilonia di dalam matematika
didukung oleh fakta bahwa 60 memiliki banyak pembagi. Juga, tidak seperti orang
Mesir, Yunani, dan Romawi, orang Babilonia memiliki sistem nilai-tempat yang
sejati, di mana angka-angka yang dituliskan di lajur lebih kiri menyatakan
nilai yang lebih besar, seperti di dalam sistem desimal. Bagaimanapun, mereka kekurangan kesetaraan koma desimal,
dan sehingga nilai tempat suatu simbol seringkali harus dikira-kira berdasarkan
konteksnya.
Diophantus
(250-200 SM)
Ia merupakan “Bapak Aljabar” bagi Babilonia yang
mengembangkan konsep-konsep aljabar Babilonia. Seorang matematikawan Yunani
yang bermukim di Iskandaria. Karya besar Diophantus berupa buku aritmatika,
buku karangan pertama tentang system aljabar. Bagian yang terpelihara dari
aritmatika Diophantus berisi pemecahan kira-kira 130 soal yang menghasilkan
persamaan-persamaan tingkat pertama.
Hipparchus
dari Nicaea
Bangsa
Sumeria tinggal di bagian selatan Mesopotamia
(Irak). Sekitar 2000 SM, peradaban mereka diserap oleh bangsa Babilonia, dan
kebudayaan bangsa Babilonia mencapai puncaknya sekitar 575 SM, di bawah
Nebuchadnezzar. Pencapaian matematika yang akan kita diskusikan pada bab ini
ditulis pada lempengan tanah liat dari bangsa Babilonia dan Sumeria. Kebanyakan
hasil ini kembali seperti 2000 SM – kira-kira ketika Bapa Abraham tinggal di kota Sumeria di Ur. Kita
menggunakan kata “Babylonian” untuk yang barangkali lebih akurat dideskripsikan
sebagai matematika “Mesopotamia”. Bangsa
Babilonia menggunakan sebuah basis perhitungan,
Matematika
Mesir merujuk pada matematika yang ditulis di dalam bahasa Mesir. Sejak peradaban helenistik,
Yunani menggantikan bahasa Mesir sebagai bahasa tertulis bagi kaum
terpelajar Bangsa Mesir, dan sejak itulah matematika Mesir melebur dengan
matematika Yunani dan Babilonia yang membangkitkan Matematika
helenistik. Pengkajian matematika di Mesir berlanjut di bawah Khilafah Islam
sebagai bagian dari matematika Islam, ketika bahasa Arab
menjadi bahasa tertulis bagi kaum terpelajar Mesir.
Tulisan matematika Mesir yang paling
panjang adalah Lembaran Rhind (kadang-kadang disebut juga "Lembaran Ahmes"
berdasarkan penulisnya), diperkirakan berasal dari tahun 1650 SM tetapi mungkin
lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun 2000-1800 SM.[20] Lembaran itu adalah manual instruksi bagi pelajar
aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara
perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti
bagi pengetahuan matematika lainnya,[21] termasuk bilangan komposit
dan prima; rata-rata aritmetika, geometri, dan harmonik; dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes dan teori
bilangan sempurna (yaitu, bilangan
6).[22] Lembaran itu juga berisi cara menyelesaikan persamaan
linear orde satu [23] juga barisan aritmetika dan geometri.[24]
Juga
tiga unsur geometri yang tertulis di dalam lembaran Rhind menyiratkan bahasan
paling sederhana mengenai geometri analitik: (1) pertama, cara memperoleh hampiran π yang akurat kurang
dari satu persen; (2) kedua, upaya kuno penguadratan lingkaran; dan (3) ketiga, penggunaan terdini kotangen.
Naskah matematika Mesir penting
lainnya adalah lembaran Moskwa, juga dari zaman Kerajaan
Pertengahan, bertarikh kira-kira 1890 SM.[25] Naskah ini berisikan soal kata atau soal cerita,
yang barangkali ditujukan sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki
kepentingan khusus karena soal itu memberikan metoda untuk memperoleh volume limas terpenggal: "Jika Anda dikatakan: Limas terpenggal
setinggi 6 satuan panjang, yakni 4 satuan panjang di bawah dan 2 satuan panjang
di atas. Anda menguadratkan 4, sama dengan 16. Anda menduakalilipatkan 4, sama
dengan 8. Anda menguadratkan 2, sama dengan 4. Anda menjumlahkan 16, 8, dan 4,
sama dengan 28. Anda ambil sepertiga dari 6, sama dengan 2. Anda ambil dua kali
lipat dari 28 twice, sama dengan 56. Maka lihatlah, hasilnya sama dengan 56.
Anda memperoleh kebenaran."
Akhirnya, lembaran Berlin (kira-kira 1300 SM [26]) menunjukkan bahwa bangsa Mesir kuno dapat menyelesaikan persamaan aljabar orde dua.[27]
Aristoteles
berpendapat bahwa matematika telah dimulai oleh para imam di Mesir, karena ada
kelompok imam yang mempunyai waktu luang (Metaphysics 981b 23-24). Namun Herodotus
percaya bahwa geometri tercipta karena pengukuran yang harus dilakukan akibat
banjir tahunan sungai Nil, untuk menentukan kembali batas–batas tanah.
Sesungguhnya, Democritus disebut sebagai matematikawan Mesir “pengulur tali”
(rope stretchers).Dari sudut pandang filosofis, merupakan hal yang penting
bahwa masyarakat Mesir berkeyakinan bahwa matematika mempunyai sumber yang
bersifat ketuhanan.
Bibliotheca Alexandrina Egypt
Bibliotheca
Alexandrina Egypt (Perpustakaan Iskandariah Mesir) merupakan
perpustakaan pertama dan terbesar di dunia. Perpustakaan ini bahkan bertahan
selama berabad-abad dan memiliki koleksi 700.000 gulungan papyrus, bahkan jika
di bandingkan dengan Perpustakaan Sorbonne di abad ke-14 ‘hanya’ memiliki
koleksi 1700 buku. Perpustakaan ini di
dirikan oleh Ptolemi I sang penerus Alexander(Iskandariah) pada tahun 323 SM,
dan terus berlanjut sampai kekuasaan Ptolemi III. Pada waktu itu para penguasa
mesir begitu besemangat memajukan Perpustakaan dan Ilmu Pengetahuan mereka,
bahkan dalam Manuskrip Roma mengatakan bahwa sang Raja mesir membelanjakan
harta kerajaan untuk membeli buku dari seluruh pelosok negeri hingga terkumpul
442.800 buku dan 90.000 lainnya berbentuk ringkasan tak berjilid. Ia juga
memerintahkan prajurit untuk menggeledah setiap kapal yang masuk guna
memperoleh naskah. Jika ada naskah yang ditemukan, mereka menyimpan yang asli
dan mengembalikan salinannya. Menurut beberapa sumber, ketika Athena
meminjamkan naskah-naskah drama klasik Yunani asli yang tak ternilai kepada
Ptolemeus III, ia berjanji membayar uang jaminan dan menyalinnya. Tetapi sang
raja malah menyimpan yang asli, tidak mengambil kembali uang jaminan itu, dan
memulangkan salinannya.
Namun
cerita keemasan ini hanya menjadi sejarah. Ialah ketuka penaklukan bangsa
Romawi yang di pimpin oleh Julius Caesar pada tahun 48 SM. Bangsa Romawi
membakar 400.000 buku musnah menjadi abu using yang tak berguna. Dunia ilmu
saat itu sangat berduka karena telah kehilangan salah satu sumber ilmu
pengetahuan terbaik saat itu. Namun akhirnya sang Kaisar, Julius Caesar meminta
maaf, dan sebagai gantinya ia mengirim Marx Antonio untuk menghadiahkan 200.000
buku dari Roma kepada Ratu mesir saat itu, Cleopatra, dan dari inilah kisah
mereka berlanjut. Namun perpustakaan
megah yang ada di mesir tersebut tak pernah kembali seperti masa – masa
keemasanya. Sejak pembakaran tersebut, Perpustakaan Iskadariah solah tak
terurus. Bahkan hampir menjadi artefak –artefak kuno saja. Akan tetapi, UNESCO
memprakarsai untuk bekerja sama dengan pemerintah Mesir,membangun kembali
perpustakaan dengan sejarah terbesar dalam sejarah tersebut. Dan pembangunan
ini di mulai sejak tahun 1990-an. Pembangunan ini menghabiskan dana tak kurang
dari US$ 220 juta. US
120 juta di tanggung pemerintah Mesir dan sisanya di tanggung dari bantuan
Internasional dari Negara-negara lain. Akhirnya setelah terbengkalai hampir
selama 20 Abad, Perpustakaan Iskandriah(Bibliotheca Alexandrina) berdiri megah
dan unik. Bangunan utama berbentuk bulat beratap miring, terbenam dalam tanah.
Di bagian depan sejajar atap, dibuat kolam untuk menetralkan suhu pustaka,
terdiri lima
lantai di dalam tanah, perpustakaan ini dapat memuat sekitar 8 juta buku. Namun
yang ada saat ini baru 250.000 buku dan akan terus bertambah tiap tahun.Selain
itu juga menyediakan berbagai fasilitas, seperti 500 unit komputer berbahasa
Arab dan Inggris untuk memudahkan pengunjung mencari katalog buku, ruang baca
berkapasitas 1.700 orang, conference room, ruang pustaka Braille Taha Husein
khusus tuna netra, pustaka anak-anak, museum manuskrip kuno, lima lembaga
riset, dan kamar-kamar riset yang bisa dipakai gratis.
Dan yang juga menarik,adalah lantai tengah
perpustakaan tersebut terdapat Gallery Design dan bisa dilihat dari berbagai
sisi. Di lantai kayu yang cukup luas itu terpajang berbagai prototype mesin
cetak kuno dan berbagai lukisan dinding. Perpustakaan ini selalu dipenuhi
pengunjung, padahal di Alexandria
tidak banyak universitas seperti di Kairo. Ini menunjukkan tingginya minat baca
masyarakat Mesir dan perpustakaan yang dulu dihancurkan Julius Caesar itu kini
menjadi salah satu objek wisata sebagaimana Piramid Giza, Mumi, Karnax Temple,
Kuburan para Firaun di Luxor atau Museum Kairo yang menyimpan timbunan emas
Tutankhamun.
Socrates (427-347 SM)
Socrates merupakan
seorang filosofi besar dari Yunani. Dia juga menjadi pencipta ajaran serba
cita, karena itu filosofinya dinamakan idealisme. Ajarannya lahir karena
pergaulannya dengan kaum sofis. Plato merupakan ahli pikir pertama yang
menerima paham adanya alam bukan benda
Pythagoras dari
Samos (582-496 SM)
Pythagoras
adalah orang yang pertama kali mencetuskan aksioma-aksioma, postulat-postulat
yang perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam mengembangkan geometri. Pythagoras
bukan orang yang menemukan suatu teorema Pythagoras namun dia berhasil membuat
pembuktian matematis. Persaudaraan Pythagoras menemukan √2 sebagai bilangan
irrasional.
Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di
dalam bahasa
Yunani antara tahun 600 SM sampai 300 M.[28] Matematikawan Yunani tinggal di
kota-kota sepanjang Mediterania bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara,
tetapi mereka dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan
Yunani pada periode setelah Iskandar Agung
kadang-kadang disebut Matematika Helenistik.
Matematikawan yang namanya terkenal karena teorema
mengenai segitiga siku-siku ini memulai pengembaraannya setelah mendapat
anjuran Thales, matematikawan dari Miletus.
Pengembaraan Pythagoras untuk mengembangkan matematika
mengantarkan ia pada para pendeta Zoroaster yang memilihara pengetahuan
matematika Mesopotamia di bawah kerajaan Persia.Seusai dari pengembaraannya,
Pythagoras mendirikan perguruan yang mendalami agama dan matematika di Krotona,
kota koloni Yunani. Salah satu ajaran dari perguruan ini adalah tidak
membubuhkan nama sendiri pada setiap tulisan tetapi nama persaudaraan Pythagoras.
Hasil yang paaling diingat dari perguruan ini adalah teorema Pythagoras yang
menyatakan kuadrat sisi miring pada segitiga siku-siku merupakan penjumlahan
dari kuadrat dua sisi lainnya.
Phytagoras
(Lahir tahun 570 SM sampai kematiannya pada tahun 495 SM) lahir di Samos,
pesisir pulau Yunani yang sekarang kita kenal dengan Turki,adalah seorang
matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.
Dikenal sebagai "Bapak Bilangan",dia
memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada
akhir abad ke-6 SM.
Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus,
Pythagoras belajar dari orang-orang Babilonia, dan ia mungkin telah bertemu
dengan Nabi Daniel di Babilonia. Dari lempengan tanah liat Plimpton 322, kita mengenal
bahwa sebenarnya bangsa Babilonia telah mengerjakan teori ‘segitiga Pythagoras’
dan Pythagoras mempelajari itu dari mereka. Pythagoras mungkin yang pertama
kali menemukan bukti teorema Pythagoras.
teorema ini diambil oleh peninggalnya, Phytagoras namun
nyatanya fakta-fakta teori ini pertama kali diketahui oleh matematikawan Cina
dan Mesir jauh sebelum Phytagoras lahir. Lalu mengapa nama filsuf yunani ini
diabadikan ke Teori yang sudah dikenal masya masyarakat bertahuntahun sebelum
dia lahir?
Arstitek Mesir sering
menggunakan 3,4,5 segitiga siku-siku (segitiga siku-siku dengan 12 ikatan)
sebagai alat praktis dalam membuat bujur sangkar dan palang arsitektur mesir Spoiler for 3,4,5 segitiga siku-siku:
Catatan Cina tertua mengenai Teorema phytagoras dikenal dengan nama Teorema Shang Gao, dan dinamai oleh Astrolog Adipati Zhou, dan dijelaskan dalam koleksi matematika Chou Pei Suan Ching. Dan di India, teorema ini dikenal sebagai Teorema Bhaskara.
Selain
bangsa cina, mesir, bahkan India, teori segitiga siku-siku ini juga sudah
diketahui oleh bangsa Babilonia dan masyarakat eropa utara. Tetapi mereka hanya
menggunakan pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari, tidak bisa membuktikan
teorinya. Tetapi, Phytagoras seorang yang gigih dan pantang menyerah. Kemudian,
dialah orang yang pertama kali membuktikan teori Phytagoras bahwa jumlah hasil
kuadrat dari kedua sisi siku-siku sama dengan kuadrat dari sisi miringnya. Dia
berhasil membuktikanya dengan luas bujur sangkar untuk menghubungkan ketiga
sisi tersebut, Pada saat usianya yang ke-40 tahun, Pythagoras mendirikan
perguruan Pythagoras di kota pelabuhan Crotone.Di sekolah ini ia mengajarkan
filsafat dan keagamaan.Di sekolah ini pythaoras mempunyai kepercayaan sendiri
yang diberikan kepada murid-muridnya. Selain mengajarkan agama, guru Pythagoras
juga sangat menyukai musik, karena musik bisa membersihkan jiwa kita dia
mengajarkan musik ke murid-muridnya bermain dan menyukai musik, dia pun sering
dipanggil oleh terapis musik. kecapi
ini pun pertama kali diciptakan di perguruan Pythagoras.Teorema
Phytagoras. Teorema ini bisa
digunakan pada setiap segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku adalah segitiga
yang memiliki sudut siku-siku, dan sudut siku-siku merupakan sudut 90derajat
Contoh segitiga siku-siku saat dimiringkan :
Pythagoras
tertarik dalam bilangan sempurna, yaitu, bilangan seperti 6 dan 28, yang sama
dengan jumlahan faktor-faktor sejatinya. Jika s(n) menyatakan jumlahan semua
pembagi sejati suatu bilangan positif n, termasuk n itu sendiri, maka n adalah
sempurna bila dan hanya bila s(n) =
2n.
Puncak Buku IX dari Elemen, karya Euclid (300 SM) Matematikawan yang namanya terkenal karena teorema mengenai segitiga siku-siku ini memulai pengembaraannya setelah mendapat anjuran Thales, matematikawan dari Miletus. Pengembaraan Pythagoras untuk mengembang-kan matematika mengantarkan ia pada para pendeta Zoroaster yang memilihara pengetahuan matematika Mesopotamia di bawah kerajaan Persia.Seusai dari pengembaraannya, Pythagoras mendirikan perguruan yang mendalami agama dan matematika di Krotona, kota koloni Yunani. Salah satu ajaran dari perguruan ini adalah tidak membubuhkan nama sendiri pada setiap tulisan tetapi nama persaudaraan Pythagoras. Hasil yang paaling diingat dari perguruan ini adalah teorema Pythagoras yang menyatakan kuadrat sisi miring pada segitiga siku-siku merupakan penjumlahan dari kuadrat dua sisi lainnya.
Sebuah
bidang banyak adalah sebuah bangun ruang yang permukaannya terdiri dari daerah
segi banyak. Sebuah bidang banyak disebut beraturan atau Platonik jika
sisi-sisinya merupakan segi banyak beraturan yang kongruen dan jika sudut-sudut
bidang banyak tersebut semuanya juga kongruen. Lima bidang banyak beraturan
adalah sebagai berikut :Kubus dibatasi oleh 6 persegi, dengan 3 persegi
berpotongan pada satu titik sudut. Bidang empat dibatasi oleh 4 segi tiga sama
sisi, dengan 3 segi tiga berpotongan pada satu titik sudut.Bidang delapan ...
Panjang
a dan b disebut sepadan jika ada bilangan bulat positif p dan g sehingga a/b =
p/q. Ketika aliran Pythagoras menyatakan bahwa semuanya adalah bilangan, aliran
pythagoras bermaksud untuk menyatakan secara tidak langsung bahwa semua
pasangan panjang adalah sepadan. Dalam aliran Pythagoras, “bilangan“ yang
dimaksud adalah“ bilangan rasional“. Sayangnya, mereka segera menemukan bahwa
diagonal dari suatu kuadrat tidak sepadan dengan sisinya. Bukti dari semua ini
ditemukan pada Aristotle’s Prior Analytic 41 a 23 – 30. Misalkan ABCD adalah
persegi yang sisi–sisinya mempunyai panjang 1. Dengan teorema Pythagoras, Sehingga
diagonal AC panjangnya dapat di cari
Teori
Matematika Pythagoras: Bilangan Rasional
Menurut Pythagoras,
angka adalah benda yang menakjubkan. Ajaran Pythagoras menganggap setiap angka
memunyai artinya sendiri dan merupakan asal mula segala benda
1 Seluruh angka dimulai dari angka 1. Angka-angka lain terbentuk
secara berkelanjutan ditambah dengan
angka 1. Sehingga angka 1 dianggap sebagai lambang cahaya dan keberuntungan
2 adalah wanita
3 melambangkan laki-laki
4 melambangkan kebenaran, angka
keramat
5 menggabungkan 2 dan 3, melambangkan
pernikahan dan sebagainya
Ajaran Pythagoras menggunakan angka untuk menyatukan
semuanya Bilangan bulat yang terbentuk mulai dari angka 1 ini disebut bilangan
rasional..
Bilangan
Rasional?
Bilangan rasional mencakup semua bilangan bulat dan
pecahan. Semuanya adalah bilangan yang nyata. Bilangan bulat mencakup bilangan
positif, 0 (nol), dan bilangan negatif. Semua adalah angka yang pasti ada di
alam. Sedangkan bilangan Irasional adalah kebalikan dari bilangan rasional,
yaitu bilangan desimal yang tidak bisa dibagi (hasil baginya tidak terbatas).
Pythagoras juga pernah berkata, 'bilangan rasional
adalah asal mula seluruh benda'..
Mari
kita ingat-ingat lagi bagian pemelajaran matematika yang pernah diajakan saat masih
sekolah
Phytagoras
adalah pembelajaran mengenai segitiga siku-siku yang menyatakan bahwa kuadrat
dari sisi miring adalah sama dengan jumlah kuadrat dari sisi-sisi siku-sikunya.
contoh
segitiga siku-siku :
Secara
matematis rumus Phytagoras ini ditulis : a^2 + c^2 = b^2
dimana
a dan c adalah sisi siku-siku, sedangkan b adalah sisi miringnya
Bukti
bahwa jumlah luas persegi dari sisi miring segitiga siku-siku sama dengan
jumlah persegi dari sisi lainnya bisa bedasarkan gambar diatas. Bayangkan aja
agan mempunyai ubin segitiga berwarna merah yang merupakan celana dalam aka
segitiga siku-siku.. dan buatkan persegi disetiap sisi siku-sikunya (2 sisi
yang membentuk V) dengan 2 ubin segitiga. Dan buatkan juga persegi di sisi
satunya lagi dengan 4 ubin segitiga.
Maka
: 2 ubin segitiga + 2 ubin segitiga = 4 ubin segitiga
Hal
ini bisa membuktikan bahwa jumlah kuadrat dari segitiga siku-siku sama dengan
kuadrat dari sisi miringnya sekilas tampaknya ini hanya masalah luas, tetapi
ternyata ada manfaat yang lebih besar! Yaitu dapat menghubungkan Dunia
Geometri (dunia bangun) dan Dunia Matematika (dunia angka)
Bertentangan
dengan Anaximander, Parmenides dari Elea, Itali (480 SM) adalah seorang monist.
Yaitu bahwa, dia menganggap bahwa alam semesta hanya terdiri dari satu obyek.
Seberapa banyak benda yang ada hanyalah satu. Suatu yang unik, menurut
Parmenides, tidak memiliki durasi yang tak berhingga, namun keberadaannya
bersifat abadi dan tak tergantikan: ‘entah itu dulu, nanti, sekarang dan
selamanya, semuanya tetap satu’. Tidak suatu benda yang ada mempunyai perluasan
ruang yang tak berhingga: ‘objek ini disempurnakan pada tiap sisinya, seperti
bagian besar dari sebuah bola bundar sempurna. (Kutipan dari J. Barnes, Early
Greek Philosophy, hal 134-5). Parmenides berpikir bahwa tidak ada yang
bergerak, karena gerakan menunjukkan keberadaan lebih dari satu benda, namakan
suatu tempat (posisi) akhir dan tempat permulaan. Walaupun hal ini mungkin
terlihat seperti jika sesuatu sedang bergerak, ini hanyalah sebuah ilusi
Appolonius (262-190 SM)
Appolonius
memperkenalkan Konsepnya mengenai parabola, hiperbola, dan elips banyak memberi
sumbangan bagi astronomi modern. Ia merupakan seorang matematikawan yang ahli
dalam geometri. Teorema Appolonius menghubungkan beberapa unsur dalam segitiga
Thales dari Miletus (624-550
SM)
Dapat disebut matematikawan pertama yang merumuskan
teorema atau proposisi, dimana tradisi ini menjadi lebih jelas setelah
dijabarkan oleh Euclid. Landasan matematika sebagai ilmu terapan rupanya sudah
diletakan oleh Thales sebelum muncul Pythagoras yang membuat bilangan.
Dunia Yunani kuno dahulu tidak
terbatas pada apa yang sekarang disebut “ Bangsa Yunani”, tetapi meluas sampai
Ionia (Turki Barat) di timur dan sebelah selatan Italia Barat. Matematikawan
dan filsuf Yunani pertama yaitu Thales dari Miletus, seseorang yang hidup pada
zaman Nabi Ezekiel (600 SM). (Miletus berada di barat daya pantai Turki).
Menurut Proclus, Thales mengunjungi Mesir dan belajar geometri di sana. Thales
meramalkan gerhana matahari yang terjadi di atas Yunani dan Mesopotamia pada
tanggal 28 Mei 585 SM.
Plato
mengulang sebuah cerita tentang Thales yang menjadi seorang professor linglung,
yang asyik dengan materi luar angkasanya yang dia sendiri gagal untuk
mengobservasi, sampai-sampai ia tidak memperhatikan sekelilingnya dan jatuh ke
dalam lubangan.Matematika
Yunani lebih berbobot daripada matematika yang dikembangkan oleh
kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani yang
masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan
yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis. Sebaliknya,
matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan
logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.[29]
Matematika Yunani diyakini dimulakan
oleh Thales dari Miletus (kira-kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-kira 582 sampai 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh
mereka dipersengketakan, mereka mungkin diilhami oleh Matematika Mesir dan Babilonia. Menurut legenda, Pythagoras bersafari ke Mesir untuk
mempelajari matematika, geometri, dan astronomi dari pendeta Mesir.
Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan ketinggian
piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama
yang menggunakan penalaran deduktif untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan
empat akibat wajar dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan sejati
pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan temuan matematika.[30]
Thales semula sebagai saudagar kaya
dari kota Miletus di pantai asia kecil. Ia mengembara ke Mesir dan tinggal
beberapa lama di Mesir. Ia mempelajari matematika Mesir dan mengagumi piramida
dan kemudian menghitung tinggi piramida itu dengan bantuan bayangannya
Thales mengambil suatu tongkat
misalnya PQ, ia membuat lingkaran pusat P jari-jari sama dengan PQ. Dipagi hari
yang cerah pada suatu saat bayangan Q jatuh tepat pada tepi lingkaran atau
bayangan PQ = PR.
Pada saat itu pula bayangan T jatuh
di titik S, sehingga KS dapat diukur. Berarti MS = TM = t tinggi piramida .
sebut MK = ½ AB = a ( serengah alas piramida ) dapat diukur. KS = b dapat
diukur. Jadi t = a + b. Demikianlah metoda bayangan dari Thales. Thales adalah
orang pertama yang namanya dikaitkan dengan suatu Pythagoras mendirikan Mazhab Pythagoras, yang mendakwakan bahwa matematikalah yang menguasai
semesta dan semboyannya adalah "semua adalah bilangan".[31] Mazhab Pythagoraslah yang menggulirkan istilah
"matematika", dan merekalah yang memulakan pengkajian matematika.
Mazhab Pythagoras dihargai sebagai penemu bukti pertama teorema Pythagoras,[32] meskipun diketahui bahwa teorema
itu memiliki sejarah yang panjang, bahkan dengan bukti keujudan bilangan
irasional.
Eudoxus mengembangkan metoda kelelahan, sebuah rintisan dari Integral
modern. Aristoteles (kira-kira 384 SM sampai 322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides (kira-kira 300 SM) adalah contoh terdini dari format yang
masih digunakan oleh matematika saat ini, yaitu definisi, aksioma, teorema, dan
bukti. Dia juga mengkaji kerucut. Bukunya, Elemen,
dikenal di segenap masyarakat terdidik di Barat hingga pertengahan abad ke-20.[33] Selain teorema geometri yang terkenal, seperti teorem
Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar kuadrat dari dua adalah
irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya bilangan prima. Saringan Eratosthenes (kira-kira 230 SM) digunakan untuk menemukan bilangan
prima.
Karya Euclides (325-265 SM)
Euklides disebut sebagai “Bapak Geometri” karena
menemuka teori bilangan dan geometri. Subyek-subyek yang dibahas adalah
bentuk-bentuk, teorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran,
tangen,geometri ruang, teori proporsi dan lain-lain. Alat-alat temuan Eukluides
antara lain mistar dan jangkaEuclides diperkirakan hidup antara tahun 350 SM
dengan 265 SM.
Seorang penguasa mesir yaitu ptolemeus mendirikan
universitas di Alexandria. Salah satu pengajarnya adalah euclides. Euclides
menulis lebih dari 10 jilid karya yang kemudian terkenal sebagai elemen
euclides. Setelah 700 tahun, theon dari alexandria membuat perbaikan dari karya
euclides itu. Karya theon inilah yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Pada tahun 1220, sarjana inggris yaitu adelard membuat
terjemahan dalam bahasa latin dari terjemahan bahasa arab buku itu. Cetakan
pertama dari buku Elemen Euclides itu dalam bahasa latin dibuat di Venesia pada
tahun 1482 oleh Campanus.
Terjemahan pertama dari bahasa Gerik ke dalam
bahasa latin dibuat oleh Commadino pada tahun 1572.
Terjemahan lengkap ke dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Bringsley pada
tahun 1570.
A. Buku Elemen Euclides
Buku karya euclides terdiri dari 13 jilid. Buku-buku
ini berisi mengenai teori bilangan, aljabar, dan geometri. Terdapat 465
dalil atau preposisi dalam buku ini.
Buku I
Isinya mulai dari aksioma, defenisi dan dalil-dail
geometri. Terdapat 48 dalil geometri dalam buku ini. 26 dalil pertama berisi
tentang segitiga, antara lain tentang dalil dua segitiga yang kongruen. Dalil
27-32 mengenai kesejajaran dan jumlah sudut segiitga adalah . Dalil 33-48
mengenai jajaran genjang, segitiga siku-siku, dan bujursangkar dan luasnya.
Dalil 47 adalah mengenai teorema phitagoras dan dalil 48 mengenai kebalikan
torema itu.
Buku II
Terdapat mengenai transformasi luas dan beberapa dalil
mengenai aljabar geometri dan identitas aljabar
Buku III
Dalam buku III, terdapat dalil-dalil mengenai
lingkaran, tali busur, garis singgung dan pengukur sudut.
Buku IV
Di dalam buku ini dibahas mengenai lukisan geometri
menggunakan alat Euclides. Dengan alat euclides melukis segitiga, segilima,
segiempat, segi enam, dan segi limabelas beraturan dengan membagi-bagi busur
lingkaran, melukis segi () beraturan. Sehingga sampai abad delapan belas
dianggap bahwa semua segi banyak dapat dilukis dengan alat Euclides. tetapi
pada tahun 1796, Carl Frederich Gauss membuktikan suatu segi banyak beraturan
yang banyak sisinya bilangan prima dapat dilukis bila bilangan prima itu
f(n)= + 1. Untuk n = 0, 1, 2, 3, 4 berturut-turut didapat segi 3, 5, 17, 257,
65.537.
Buku V
Buku ini berisi landasan tentang perbandingan teori
Eudoxian mengenai perbandingan diperjalas sehingga kehebohan penemuan bilangan
irrasional oleh sekolah Pythagoras dapat dipecahkan. Perbandingan dua besaran A
dan B yang sejenis (sama-sama ruas garis, luas dan sebagainya) sama dengan
perbandingan dari besar C dan D yang sejenis. Jika terdapat bilangan positif m
dan n yang bulat sehingga untuk m A n B sesuai dengan mC
n D atau A:B = C:D = m:n. teori Eudox ini kemudian
dikembangkan oleh Dedekind dan Weierstass.
Dia mengaplikasikan prinsip fisika dan matematika. Dan
juga menemukan perhitungan π(pi) dalam menghitung luas lingkaran. Ia adalah
ahli matematika terbesar sepanjang zaman dan di zaman kuno. Tiga karya
Archimedes membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran lingkaran,
kuadratur dari parabola dan spiral.
Archimedes menggunakan metoda kelelahan untuk menghitung luas di bawah busur parabola
dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan memberikan hampiran yang cukup akurat terhadap Pi.[34] Dia juga mengkaji spiral yang mengharumkan namanya, rumus-rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan bilangan yang sangat
besar.
Sembilan Bab tentang Seni Matematika.
Matematika Cina permulaan adalah berlainan bila dibandingkan
dengan yang berasal dari belahan dunia lain, sehingga cukup masuk akal bila
dianggap sebagai hasil pengembangan yang mandiri.[35] Tulisan matematika yang dianggap tertua dari Cina adalah Chou Pei Suan Ching, berangka tahun antara 1200 SM sampai 100 SM, meskipun
angka tahun 300 SM juga cukup masuk akal.[36]
Hal yang menjadi catatan khusus dari
penggunaan matematika Cina adalah sistem notasi posisional bilangan desimal,
yang disebut pula "bilangan batang" di mana sandi-sandi yang berbeda
digunakan untuk bilangan-bilangan antara 1 dan 10, dan sandi-sandi lainnya
sebagai perpangkatan dari sepuluh.[37] Dengan demikian, bilangan 123 ditulis menggunakan lambang
untuk "1", diikuti oleh lambang untuk "100", kemudian
lambang untuk "2" diikuti lambang utnuk "10", diikuti oleh
lambang untuk "3". Cara seperti inilah yang menjadi sistem bilangan
yang paling canggih di dunia pada saat itu, mungkin digunakan beberapa abad
sebelum periode masehi dan tentunya sebelum dikembangkannya sistem bilangan
India.[38] Bilangan batang memungkinkan
penyajian bilangan sebesar yang diinginkan dan memungkinkan perhitungan yang
dilakukan pada suan pan, atau (sempoa Cina). Tanggal penemuan suan pan
tidaklah pasti, tetapi tulisan terdini berasal dari tahun 190 M, di dalam Catatan
Tambahan tentang Seni Gambar karya Xu Yue.
Karya tertua yang masih terawat
mengenai geometri di Cina berasal dari peraturan kanonik filsafat Mohisme kira-kira tahun 330 SM, yang disusun oleh para pengikut Mozi (470–390 SM). Mo Jing menjelaskan berbagai aspek
dari banyak disiplin yang berkaitan dengan ilmu fisika, dan juga memberikan
sedikit kekayaan informasi matematika.
Pada tahun 212 SM, Kaisar Qín Shǐ Huáng (Shi
Huang-ti) memerintahkan semua buku di dalam Kekaisaran Qin selain daripada yang
resmi diakui pemerintah haruslah dibakar. Dekret ini tidak dihiraukan secara
umum, tetapi akibat dari perintah ini adalah begitu sedikitnya informasi
tentang matematika Cina kuno yang terpelihara yang berasal dari zaman sebelum
itu. Setelah pembakaran
buku pada tahun 212 SM, dinasti Han (202 SM–220 M) menghasilkan karya matematika yang barangkali
sebagai perluasan dari karya-karya yang kini sudah hilang. Yang terpenting dari
semua ini adalah Sembilan Bab
tentang Seni Matematika,
judul lengkap yang muncul dari tahun 179 M, tetapi wujud sebagai bagian di
bawah judul yang berbeda. Ia terdiri dari 246 soal kata yang melibatkan
pertanian, perdagangan, pengerjaan geometri yang menggambarkan rentang
ketinggian dan perbandingan dimensi untuk menara pagoda Cina, teknik, survey, dan bahan-bahan segitiga siku-siku dan π.
Ia juga menggunakan prinsip Cavalieri tentang volume lebih dari seribu tahun sebelum Cavalieri
mengajukannya di Barat. Ia menciptakan bukti matematika untuk teorema Pythagoras,
dan rumus matematika untuk eliminasi Gauss. Liu Hui memberikan komentarnya pada karya ini pada abad ke-3 M.
Zhang Heng (78–139)
Sebagai tambahan,
karya-karya matematika dari astronom Han dan penemu Zhang Heng (78–139) memiliki perumusan untuk pi
juga, yang berbeda dari cara perhitungan yang dilakukan oleh Liu Hui. Zhang
Heng menggunakan rumus pi-nya untuk menentukan volume bola. Juga terdapat karya
tertulis dari matematikawan dan teoriwan
musik Jing Fang (78–37 SM); dengan menggunakan koma Pythagoras, Jing mengamati bahwa 53 perlimaan sempurna menghampiri 31 oktaf. Ini kemudian mengarah pada penemuan 53 temperamen sama, dan tidak pernah dihitung dengan tepat di tempat
lain hingga seorang Jerman, Nicholas Mercator melakukannya pada abad ke-17.
Bangsa Cina juga membuat penggunaan
diagram kombinatorial kompleks yang dikenal sebagai kotak ajaib dan lingkaran
ajaib, dijelaskan di zaman kuno dan
disempurnakan oleh Yang Hui (1238–1398 M). Zu Chongzhi (abad ke-5) dari Dinasti Selatan dan Utara menghitung nilai pi sampai tujuh tempat desimal, yang
bertahan menjadi nilai pi paling akurat selama hampir 1.000 tahun.
Bahkan setelah matematika Eropa
mulai mencapai kecemerlangannya pada masa Renaisans,
matematika Eropa dan Cina adalah tradisi yang saling terpisah, dengan
menurunnya hasil matematika Cina secara signifikan, hingga para misionaris Jesuit seperti Matteo Ricci
membawa gagasan-gagasan matematika kembali dan kemudian di antara dua
kebudayaan dari abad ke-16 sampai abad ke-18.
Arca Aryabhata. Karena informasi tentang keujudannya tidak diketahui,
perupaan Aryabhata didasarkan pada daya khayal seniman.Peradaban terdini anak
benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah
aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi dokumen
matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.[39]
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π,[40] dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan,[41] menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat; mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras
Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta.[42] Notasi yang dia gunakan sama
dengan notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di dalam
risalahnya prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner. Pembahasannya tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari teorema
binomial. Karya Pingala juga berisi gagasan
dasar tentang bilangan Fibonacci
(yang disebut mātrāmeru).[43]
Surya
Siddhanta (kira-kira 400) memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-aturan yang
menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian dengan posisi
mereka sebenarnya di langit.[44] Daur waktu kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu, yang
merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang
daripada nilai modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada Zaman
Pertengahan.
Aryabhata, pada tahun 499, memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri India pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik
dan algoritma aljabar, infinitesimal, dan persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan
linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode modern, bersama-sama dengan
perhitungan [[astronomi] yang akurat berdasarkan sistem heliosentris gravitasi.[45] Sebuah terjemahan bahasa Arab dari karyanya Aryabhatiya tersedia sejak abad ke-8,
diikuti oleh terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga memberikan nilai
π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi, dan, menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai
3,14159265359.
Tokoh Islam yang Berperan Besar dalam Matematika
Rekayasa mekanika melambungkan nama Banu Musa di
khazanah sains Islam. Melalui kemampuannya, Banu Musa menciptakan berbagai
peralatan mesin yang terbilang pada masanya. Namun, sebenarnya bukan itu saja
prestasinya. Banu Musa menoreh kan prestasi gemilang di ranah matematika.
Kepakaran Banu Musa dalam matematika bahkan layak
disejajarkan dengan sejumlah tokoh besar lainnya, seperti al-Khawarizmi
(780-846 Masehi), al-Kindi (801-873), atau Umar Khayam (1048-1131). Matematika
dijadikan pijakan bagi Banu Musa untuk menopang kemampuanya di bidang teknik.
Perlu diketahui, Banu Musa, atau keluarga Mu sa,
terdiri dari tiga bersaudara: Jafar Mu hammad bin Musa bin Shakir, Ahmad bin
Musa bin Shakir, dan al-Hasan bin Musa bin Shakir. Ketiganya merupakan putra
dari seorang cendekiawan terkemuka abad ke-8, yakni Musa bin Shakir.
Banu Musa ikut andil dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Bahkan, Banu Musa termasuk saintis Muslim pertama yang mengembangkan bidang ilmu hitung di dunia Islam melalui transfer pengetahuan dari peradaban Yunani. Lalu, Banu Musa membangun konsep dan teori baru, khususnya pada lingkup geometri. Dari tiga saudara tadi, adalah si sulung Jafar Muhammad yang berada di baris depan dalam kajian geometri. Selanjutnya diikuti oleh al-Hasan.
Banu Musa ikut andil dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Bahkan, Banu Musa termasuk saintis Muslim pertama yang mengembangkan bidang ilmu hitung di dunia Islam melalui transfer pengetahuan dari peradaban Yunani. Lalu, Banu Musa membangun konsep dan teori baru, khususnya pada lingkup geometri. Dari tiga saudara tadi, adalah si sulung Jafar Muhammad yang berada di baris depan dalam kajian geometri. Selanjutnya diikuti oleh al-Hasan.
Sementara itu, Ahmad bin Musa membawa konsep
matematika kepada aspek mekanika. Mereka terus bekerja bersama-sama hingga
mencapai hasil yang sempurna. Banu Musa sangat tertarik dengan manuskrip ilmiah
dari Yunani. Salah satunya berjudul Conics. Keseluruhan karya Appollonius ini
terdiri dari delapan jilid. Diungkapkan Jere L Bacharach dalam Medieval Islamic
Civilization, topik utama dari naskah tersebut membahas tentang geometri.
Banu Musa meminta bantuan dua sarjana terkemuka, yaitu
Hilal bin Abi Halal al-Himsi dan Thabit bin Qurra, untuk menerjemahkan karya
itu ke dalam bahasa Arab. Dalam buku MacTutor History of Mathematics, sejarawan
sains John O’Connor dan Edmund F Robertson menyebut Banu Musa sebagai salah
satu peletak dasar bidang geometri.
Banu Musa berhasil menghubungkan konsep geometri dari
matematika Yunani ke dalam khazanah keilmuan Islam sepanjang abad pertengah an.
Di kemudian hari, Banu Musa menyusun risalah penting tentang geometri, yakni
Kitab Marifat Masakhat al-Ashkal. Kitab tersebut sangat terkenal di Barat.
Menyusul penerjemahannya ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 oleh Gerard of
Cremona dengan judul Libertrium Fratum de Geometria.
Menurut O’Connor dan Robertson, terdapat beberapa
kesamaan metodologi dan konsep geometri dari Banu Musa dengan yang diusung
Apollonius. Namun, keduanya menegaskan pula bahwa banyak pula perbedaan yang
muncul. Sebab, Banu Musa melakukan perbaikan dan membangun rumusrumus baru yang
terbukti sangat efektif. Lebih jauh, Banu Musa menyempurnakan metode persamaan
yang dirintis Eudoxus dan Archimedes.
Pakar matematika Muslim itu menambahkan rumus poligon
dengan dua bidang sama luas. Sebelum diteruskan oleh Banu Musa, metode ini
tidak banyak mendapat perhatian dan nyaris hilang dimakan zaman. Di sisi lain,
Banu Musa membangun pola lebih maju terkait penghitung an luas serta volume
yang mampu dijabarkan lewat angka-angka.
O’Connor dan Robertson mengungkapkan, penggunaan
sistem angka merupakan keunggulan dari metode geo metri awal warisan peradaban
Islam. Hal lain diungkapkan oleh Shirali Kadyrov melalui tulisannya Muslim
Contributions to Mathematics.
Menurut dia, Banu Musa juga menje laskan mengenai
angka konstan phi. Ini adalah besaran dari hasil pembagian diameter lingkaran.
Banu Musa mengatakan, konsep ini pernah dipakai Archimedes. Namun, pada saat
itu pemikiran Archimedes dinilai masih kurang sempurna. Sezgin, seorang ahli
matematika Barat, menganggap bukti temuan Banu Musa merupakan fondasi kajian
geometri pada masa berikutnya.
Hal serupa disampaikan Roshidi Rashed dalam History of
a Great Number. Di samping itu, mereka menciptakan pemecahan geometri dasar
untuk menghitung luas volume. Laman isesco.org menyatakan, sumbangan Banu Musa
yang lain yakni ketika menemukan metode dan praktik geometri yang ringkas serta
mudah diaplikasikan.
Dalam membentuk lingkaran, misalnya, bisa dikerjakan
dengan memakai besi siku atau jangka. Masing-masing ujung besi siku itu
diletakkan di titik berbeda. Kemudian diambil sudut tertentu. Ambil salah satu
ujung sebagai tumpuan dan ujung lainnya diputar melingkar. Maka dihasilkan
sebuah lingkaran sempurna.
Berdasarkan pengamatan Victor J Katz dan Annete
Imhausen pada The Mathematics of Egypt, Mesopotamia, China, India and Islam,
kajian geometri mencapai tahap tertinggi melalui pemikiran dan karya Banu Musa.
Inti gagasan mencakup sejumlah operasi penghitungan kubus, lingkaran, volume,
kerucut, dan sudut.
Selain Kitab Marifat, Muhammad bin Musa menulis
beberapa karya geometri yang penting. Salah satunya menguraikan tentang ukuran
ruang, pembagian sudut, serta perhitungan proporsional. Hal ini terutama
digunakan untuk menghitung pembagian tunggal antara dua nilai tertentu.
Sedangkan, al-Hasan mengerjakan penelitian untuk menjabarkan sifat-sifat
geometris dari elips.
Al Khazin, Ahli Matematika dan
Astronomi Islam
|
Dari
wilayah Marv, Khurasan, Iran, lahir seorang ahli matematika terkemuka di dunia
Islam. Dia bernama Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad Al-Husayn Al-Khurasani Al
Khazin. Keahliannya dalam menyajikan rumus dan metode perhitungan untuk
menguraikan soal-soal rumit begitu dikagumi dan dijadikan rujukan hingga
berabad-abad kemudian.
Tidak
diketahui secara pasti tahun kelahiran tokoh ini. Akan tetapi, para sejarawan
memperkirakan Al-Khazin meninggal dunia antara 961 dan 971 Masehi.
Selain
dikenal sebagai ahli matematika, semasa hidup ia juga seorang fisikawan dan
astronom yang disegani.
Merujuk pada sejumlah catatan sejarah, Al-Khazin
merupakan satu dari sekian banyak ilmuwan yang telah lama dilupakan. Namanya
baru mencuat kembali pada masa-masa belakangan ini. Di dunia Barat, Al-Khazin
dikenal sebagai Alkhazen. Ejaan dalam bahasa Eropa menyebabkan ketidakjelasan
identitas antara dia dan Hasan bin Ibnu Haitsam.
Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab nama
Al-Khazin sedikit tenggelam. Al-Khazin merupakan ilmuwan zuhud. Dia menjalani
hidup sederhana dalam hal makanan, pakaian, dan sebagainya. Ia sering menolak
hadiah para penguasa dan pegawai kerajaan agar tidak terlena oleh kesenangan
materi.
Beberapa guru tenar menghiasi rekam jejak Al-Khazin
saat masih menimba ilmu. Salah satu gurunya bernama Abu Al-Fadh bin Al-Amid,
seorang menteri pada masa Buwayhi di Rayy. Al-Khazin menuangkan pemikirannya
dalam sejumlah risalah bidang matematika dan telah memperkaya khazanah keilmuan
di dunia Islam.
Sebut saja, misalnya Kitab al-Masail al-Adadiyya yang
di dalamnya tercantum karya Ibnu Majah, yaitu al-Fihrist edisi Kairo, Mesir. Karyanya
yang paling terkenal adalah Matalib Juziyya mayl alMuyul al-Juziyya wa
al-Matali fi al-Kuraal Mustakima. Seluruh kemampuan intelektualnya dia curahkan
pada karya ini.
Termasuk perhitungan rumus teorema sinus untuk
segitiga. Seperti tercantum dalam buku al-Fihrist edisi Kairo, AlKhazin pernah
memberikan komentar ilmiah terhadap buku Element yang ditulis ilmuwan Yunani,
Euclides, termasuk bukti-bukti yang diuraikannya menyangkut kekurangan serta
kelemahan pemikiran Euclides.
Kontribusi luar biasa Al-Khazin mencakup peragaan
rumus untuk mengetahui permukaan segitiga sebagai fungsi sisisisinya. Ia
mengambil metode penghitungan setiap sisi kerucut. Dengan itu, dirinya berhasil
memecahkan bentuk persamaan x3 + a2b = cx2. Di ranah matematika, persamaan itu sangat
terkenal.
Ini merupakan sebuah soal matematika rumit yang
diajukan oleh Archimedes dalam bukunya The Sphere and the Cylinder. Sayangnya,
seperti disebutkan pada buku Seri Ilmuwan Muslim Pengukir Sejarah, sekian
banyak teks dan risalah ilmiah Al-Khazin tak banyak tersisa pada masa kini.
Hanya beberapa saja yang masih tersimpan, di antaranya
komentarnya terhadap buku ke10 dari Nasr Mansur dalam Rasail Abi Nasr ila
al-Biruni. Jejak keilmuan Al-Khazin juga dapat ditelusuri dalam lingkup
astronomi. Dia mengukir prestasi gemilang melalui karyakaryanya. Salah satu
yang berpengaruh adalah buku berjudul Zij as Safa’ih.
Al-Khazin mempersembahkan karya itu untuk salah satu
gurunya, Ibnu Al Amid. Ia juga membahas tentang peralatan astronomi untuk
mengukur ketebalan udara dan gas (sejenis aerometer). Saat nilai ketebalan
bergantung pada suhu udara, alat ini merupakan langkah penting dalam mengukur
suhu udara dan membuka jalan terciptanya termometer.
Manuskrip karya Al-Khazin tersebut tersimpan di
Berlin, Jerman, namun hilang ketika berkecamuk Perang Dunia II. Oleh astronom
terkemuka, Al-Qifti, karya itu dianggap sebagai subyek terbaik dan sangat
menarik untuk dipelajari. Buku Zij as Safa’ih menuai banyak pujian dari para
ilmuwan.
Menurut Al-Biruni, beragam mekanisme teknis instrumen
astronomi berhasil diurai dan dijelaskan dengan baik oleh Al-Khazin. Tokoh
ternama ini pun kagum atas sikap kritis Al-Khazin saat mengomentari pemikiran
Abu Ma’syar dalam hal yang sama. Tokoh lain yang menyampaikan komentarnya
adalah Abu Al-Jud Muhammad Al-Layth.
Ia menyatakan, pendapat Al-Khazin mengenai cara
menghitung rumus chord dari sudut satu derajat. Dalam Zij disebutkan, soal itu
bisa dihitung apabila chord dibagi menjadi tiga sudut. Sementara itu, Abu Nash
Mansur memberikan koreksi atas sejumlah kekurangan yang terdapat pada karya
Al-Khazin itu.
Penetapan inklanasi ekliptika tak luput dari perhatian
Al-Khazin. Persoalan astronomi ini sudah mengemuka sejak zaman Archimedes. Para
ilmuwan Muslim seperti Al-Mahani, meninggal pada 884 Masehi, yang pertama
mengangkat kembali tema ini. Oleh AlKhazin, hal itu kembali dipelajari dan dia
berhasil menjabarkannya dengan baik.
Menurut Al-Khazin, pembagian bola dengan sebuah bidang
datar dalam satu rasio ditentukan dengan menyelesaikan persamaan pangkat tiga.
Demikian ilmuwan ini menyelesaikan soal astronomi tadi yang segera mendapatkan
pujian dari astronom-astronom lainnya.
Terdapat beberapa aspek penting yang dikupas oleh
Al-Khazin dalam buku astronomi yang ia tulis. Dalam Zij, ia menunjukkan penetapan
titik derajat tengah atau cakrawala yang kemiringannya tidak diketahui
sebelumnya. Ia juga mampu menghitung sudut matahari melalui penentuan garis
bujur.
Sumbangsih lain adalah menyangkut penentuan azimut
atau ukuran sudut arah kiblat dengan memakai peralatan tertentu. Al-Khazin
berhasil mengenalkan metode hitung segitiga sferis. Komentar-komentarnya cukup
mendalam terhadap karya astronomi lain, misalnya, ia pernah menulis sebuah
komentar atas Almagest karya Ptolemeus.
Subjek yang ia bahas adalah tentang sudut kemiringan
ekliptik. Sebelumnya, rumus itu dikenalkan Banu Musa pada 868 Masehu di
Baghdad, Irak. Ia juga mencermati hasil pengamatan AlMawarudzi, Ali bin Isa
Al-Harrani, dan Sanad bin Ali. Hal ini terkait dengan penentuan musim semi dan
musim panas. Sementara itu, melalui tulisannya yang berjudul Sirr al-Alamin,
Al-Khazin mengembangkan lebih jauh gagasan-gagasan dari Ptolemeus yang terdapat
pada buku Planetary.
AL-KHAWARIZMI,
Matematikawan Muslim dan Algoritma
|
Tokoh yang bernama lengkap Abu Ja’far Muhammad bin Musa
Al-Khawarizmi (780-846 M) ini merupakan intelektual muslim yang banyak
menyumbangkan karyanya di bidang matematika, geografi, musik, dan sejarah. Dari
namanyalah istilah algoritma diambil.Lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pada tahun
194 H/780 M.
Kepandaian dan kecerdasannya mengantar-kannya masuk ke
lingkungan Dar al-Hukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma’mun Ar-Rasyid, seorang
khalifah Abbasiyah yang terkenal.
Hisab al-Jabr wa al-Muqabla
(Pengutuhan Kembali dan Pembandingan) dan Al-Jama’ wa at-Tafriq bi Hisab
al-Hind (Menambah dan Mengurangi dalam Matematika Hindu) adalah dua di antara
karya-karya Al-Khawarizmi dalam bidang matematika yang sangat penting.
Kedua karya tersebut banyak menguraikan tentang persamaan
linier dan kuadrat; penghitungan integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang
berbeda; tanda-tanda negatif yang sebelumnya belum dikenal oleh bangsa Arab.
Dalam Al-Jama’ wa at-Tafriq, Al-Khawarizmi menjelaskan tentang seluk-beluk
kegunaan angka-angka, termasuk angka nol dalam kehidupan sehari-hari. Karya
tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
Al-Khawarizmi juga diyakini sebagai penemu angka
nol.Sumbangan Al-Khawarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu
ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen
telah membantu para ahli Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini. Selain
matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom. Di bawah Khalifah
Ma’mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan
bentuk bundaran bumi. Penelitian ini dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya
hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah
perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khawarizmi juga
menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.
Al-Khawarizmi juga seorang ahli geografi. Bukunya, Surat al-Ardl (Bentuk Rupa
Bumi), menjadi dasar geografi Arab. Karya tersebut masih tersimpan di
Strassberg, Jerman.
Selain ahli di bidang matematika, astronomi, dan geografi,
Al-Khawarizmi juga seorang ahli seni musik. Dalam salah satu buku
matematikanya, Al-Khawarizmi menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku
ini sampai Eropa dan dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin.
Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar
pada zamannya, Al-Khawarizmi meninggal pada tahun 262 H/846 M di Bagdad.(dna)
Secara
Geografis
1. Mesopotamia
- Menentukan system bilangan pertama kali
- Menemukan system berat dan ukur
- Tahun 2500 SM system desimal tidak lagi digunakan
dan lidi diganti oleh notasi berbentuk baji
2. Babilonia
- Menggunakan sitem desimal dan π=3,125
- Penemu kalkulator pertama kali
- Mengenal geometri sebagai basis perhitungan
astronomi
- Menggunakan pendekatan untuk akar kuadrat
- Geometrinya bersifat aljabaris
- Aritmatika tumbuh dan berkembang baik menjadi
aljabar retoris yang berkembang
- Sudah mengenal teorema Pythagoras
3. Mesir Kuno
- Sudah mengenal rumus untuk menghitung luas dan isi
- Mengenal system bilangan dan symbol pada tahun 3100
SM
-Mengenal tripel Pythagoras
- Sitem angka bercorak aditif dan aritmatika
- Tahun 300 SM menggunakan system bilangan berbasis 10
4. Yunani Kuno
- Pythagoras membuktikan teorema Pythagoras secara
matematis (terbaik)
- Pencetus awal konsep[ nol adalah Al Khwarizmi
- Archimedes mencetuskan nama parabola, yang artinya
bagian sudut kanan kerucut
- Hipassus penemu bilangan irrasional
- Diophantus penemu aritmatika (pembahasan teori-teori
bilangan yang isinya merupakan pengembangan
aljabar yang dilakukan dengan membuat sebuah persamaan)
- Archimedes membuat geometri bidang datar
- Mengenal bilangan prima
5. India
- Brahmagyupta lahir pada 598-660 Ad
- Aryabtha (4018 SM) menemukan hubungan keliling
sebuah lingkaran
- Memperkenalkan pemakaian nol dan desimal
- Brahmagyupta menemukan bilangan negatif
- Rumus a2+b2=c2 telah ada pada “Sulbasutra”
- Geometrinya sudah mengenal tripel Pythagoras,teorema
Pythagoras,transformasi dan segitiga pascal
6. China
- Mengenal sifat-sifat segitiga siku-siku tahun 3000
SM
- Mengembangkan angka negatif, bilangan desimal,
system desimal, system biner, aljabar, geometri, trigonometri dan kalkulus
- Telah menemukan metode untuk memecahkan beberapa
jenis persamaan yaitu persamaan kuadrat, kubikdan qualitik
- Aljabarnya menggunakan system horner untuk
menyelesaikan persamaan kuadrat
Matematika Inversi
Generasi
pertama matematika lahir dalam peradaban Mesir dan India. Metode matematika
yang berkembang masih sangat bersahaja (teori ini mungkin bisa salah apabila
dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka sudah bisa membuat konstruksi piramida
yang sudah pasti membutuhkan formulasi matematika yang rumit), dalam bentuk
aplikasi perhitungan-perhitungan sederhana kehidupan sehari-hari, misalnya
perhitungan pajak yang didasarkan luas tanah, utang-piutang dalam perdagangan,
dan sebagainya. Mereka belum mengenal nama matematika.
Dalam
perjalanannya, pada peradaban kuno Yunani, nama “Matematika” pertama kali
diperkenalkan Pythagoras. Inilah generasi kedua dalam sejarah matematika.
Beliau memasukkan material pertama ke dalam aras matematika modern, yakni
aritmatika, cabang matematika yang membahas bilangan dan sistem operasinya.
Setelah itu, Aristoteles melanjutkan perkembangan matematika dengan menambahkan
cabang ilmu logika ke dalamnya. Di pihak lain, Euclid menambahkan geometri.
Generasi
ketiga lahir pada masa peradaban Islam. Abu
Ja’far Muhammad ibnu Musa Alkhwarizmi menyempurnakan logika-logika
Aristoteles dengan menambahkan langkah-langkah metodik penyelesaian masalah.
Selanjutnya, ini melahirkan cabang matematika yang kemudian terkenal dengan
sebutan logaritma. Beliau juga dikenal sebagai penemu angka 0 dan notasi-notasi
operasional aritmatika yang kemudian melahirkan cabang matematika bernama
aljabar. Ada juga matematikawan bernama Umar Khayyam, yang menyempurnakan
geometri dengan mengawinkannya dengan metode-metode aljabar.
Setelah
peradaban Islam runtuh, peradaban Eropa berkembang sangat pesat. Tongkat
estafet pun berpindah lagi dan melahirkan generasi keempat. Rene Descartes
mengawalinya dengan memperkenalkan geometri analitis. Cabang matematika ini
benar-benar mengawinkan geometri dan aljabar, dan merupakan bentuk sempurna
dari metode Umar Khayyam. Beliau mengembangkan metode-metode penggambaran objek
satu, dua, dan tiga dimensi dengan notasi-notasi aljabar. Geometri analitis
kemudian disempurnakan lebih lanjut oleh Isaac Newton sehingga melahirkan
cabang baru matematika yang disebut kalkulus. Metode ini mampu menggambarkan
objek empat dimensi melalui fungsi deferensiasi dan integral. Sejauh ini,
kalkulus adalah pencapaian matematika yang paling tinggi.
Ketakberhinggaan
Tiga
abad telah berlalu sejak Newton menyampaikan kalkulus, belum ada masalah yang
benar-benar tidak bisa dijelaskan matematika, kecuali ketakberhinggaan, yang
telah berakar dari masa Pythagoras. Pythagoras adalah orang yang meyakini bahwa
jagat raya adalah kumpulan harmoni musik yang sangat indah. Melalui instrumen
musik, beliau menemukan hubungan antara angka-angka dan musik. Angka adalah
simbol-simbol yang menyusun syair-syair alam. Gerakan benda-benda,
planet-planet, dan bintang-gemintang di ruang angkasa bersatu-padu menghasilkan
simfoni keharmonisan semesta. Selanjutnya, beliau mengubah bilangan-bilangan
dari alat musiknya menjadi sebuah prinsip kehidupan yang pokok. Beliau lalu
menyebut filosofi tersebut dengan nama “Matematika”.
Beliau
berpandangan bahwa semua hal adalah susunan bilangan-bilangan yang sangat
teratur. Beliau membagi sistem bilangan menjadi dua, yakni bilangan ganjil dan
bilangan genap, yang masing-masing selalu berdiri sendiri. Akan tetapi, beliau
lebih dikenal dengan Teorema Trigonometri tentang hubungan sisi-sisi pada
segitiga siku-siku. Sayangnya, teorema ini justru satu-satunya penyebab
rusaknya keharmonisan semesta beliau sendiri.
Pythagoras
telah menemukan bahwa jumlah akar dari kuadrat panjang sisi-sisi pada segitiga
siku-siku sama dengan panjang sisi miringnya. Pythagoras memisalkan hubungan
teoremanya dengan susunan ubin-ubin persegi pada lantai. Misalnya ada segitiga
siku-siku yang memiliki panjang sisi B sebesar 3 ubin dan panjang sisi C
sebesar 4 ubin, maka agar diperoleh sudut siku-siku, 5 ubin harus terpasang
tepat pada sisi A.
Suatu
hari seorang pengikut Pythagoras, Hippasus, menemukan paradoks menjengkelkan
yang menghancurkan kesimetrikan tersebut. Dalam sebuah pelayaran, dia menyusun
1 ubin untuk sisi B dan 1 ubin lagi untuk sisi C. Setelah diusahakan dengan
susah-payah, ternyata harus ada ubin yang dipotong-potong untuk mengisi penuh
sisi A, agar sisi B dan sisi C menjadi siku-siku. Dengan memakai prosedur yang
sama, Hippasus menemukan bilangan yang bersifat genap dan ganjil secara
bersamaan. Semua orang di kapal itu tidak bisa menemukan nilai pasti dari ubin
yang harus memenuhi sisi A. Mereka pun sepakat untuk menyembunyikan eksperimen
ini, namun tetap saja bocor.
Meskipun
terkesan sepele, implikasi masalah ini sangat luar biasa. Semua upaya untuk
menyatakan ubin A sebagai faksi bilangan utuh telah gagal. Ia bersifat genap
dan ganjil secara bersamaan. Sampai sekarang, kita menyebut bilangan seperti
itu sebagai bilangan irrasional, bilangan yang tak masuk akal. Meskipun ia
disebut bilangan, tapi ia tidak bisa dituliskan. Bilangan yang bersifat genap
dan ganjil secara serentak adalah paradoks, yang kemudian menimbulkan paradoks
yang lebih membingungkan, The Achilles.
Pada
masa Yunani kuno, hidup seorang filusuf yang bernama Zeno. Ia mengusulkan paradoks
abadi yang terkenal dengan sebutan The Achilles. Achille adalah pelari
tercepat di zamannya. Dia berupaya menangkap seekor kura-kura. Akan tetapi,
ketika ia mencapai posisi dimana kura-kura mulai bergerak, si kura-kura
ternyata telah jauh melampauinya. Lalu ia pun bergegas mengejarnya kembali,
tetapi ketika ia sampai di posisi kura-kura kembali, tiba-tiba ia telah
ditinggalkannya kembali. Dan ketika Achille berupaya mengejarnya kembali, kasus
serupa pun terjadi dan terjadi lagi secara terus-menerus sampai tak terhingga.
Sederhananya,
yang bergerak cepat tidak akan pernah menyalip yang bergerak lambat, hanya
jarak yang memisahkan mereka akan semakin berkurang, namun tidak akan pernah
habis sama sekali. Ini seperti memasukkan segitiga-segitiga agar memenuhi suatu
lingkaran. Tidak ada orang yang bisa dengan pasti menghitung seberapa banyak
segitiga yang dibutuhkan untuk mengisi seluruh ruang lingkaran, atau sampai
kapan Achille akan mendapatkan kura-kura tersebut. Paradoks ini sampai sekarang
belum terpecahkan.
Dua
Metode
Untuk
melihat seberapa besar nilai ketakberhinggaan itu, cara pandang kita terhadap
bilangan tersebut harus diubah total. Berdasarkan prinsip keberpasangan, angka
0 berpasangan dengan angka ∞, karena sifat-sifat di antara kedua bilangan itu saling
bertolak-belakang. Angka 0 mewakili situasi sistem yang kosong dan angka ∞
mewakili situasi sistem yang penuh. Bukti matematis kebertolakbelakangan
tersebut adalah persamaan 0=1/∞ atau ∞=1/0. Oleh karena itu, matematika dibagi
dalam dua sistem yang saling berpasangan, yakni matematika yang berpusat pada
angka netral 0 dan matematika yang berpusat pada angka netral ∞. Jenis
matematika yang kedua disebut “Matematika Inversi”.
Sekarang
ambillah satu gelas kosong ukuran 200 cc dan segenggam biji beras seukuran 200
cc pula, dan letakkan keduanya di atas meja berdampingan. Andaikata ada suatu
pertanyaan yang mencuat, berapa jumlah segenggam biji beras yang bisa memenuhi
gelas seukuran 200 cc? Maka mulailah Anda menghitungnya!
Biji-biji
beras yang sedang kita bicarakan bisa dikatakan sebagai objek diskrit yang bisa
diwakili angka-angka. Apabila Anda ingin menghitung segenggam biji beras 200 cc
dengan cara mencocokkannya dengan gelas seukuran 200 cc, ada dua cara yang bisa
Anda gunakan. Pertama, Anda bisa menghitung dengan cara memasukkan satu
per-satu biji-biji beras dari atas meja ke dalam gelas. Anda harus memastikan
bahwa tidak ada satu pun biji beras yang terlewat. Cara yang kedua, Anda bisa
memasukkan semua biji beras yang ada di atas meja ke dalam gelas terlebih
dahulu, lalu Anda akan mengeluarkannya kembali satu per-satu sambil
menghitungnya tanpa melewatkannya satu pun. Anda akan mendapatkan jumlah beras
yang tepat sama untuk kedua metode tersebut, dengan catatan tidak ada biji
beras yang terlewatkan atau jatuh tercecer.
Metode
pertama adalah Matematika konvensional yang biasa kita gunakan sehari-hari.
Matematika ini akan mulai menghitung dari angka 0 kemudian 1, 2, 3, 4 dan
seterusnya. Angka-angka ini berstatus positif. Apabila Anda tidak memiliki
beras dan uang sama sekali, sedangkan Anda ingin memasukkan beras ke dalam
gelas kosong tersebut untuk kemudian dimasak, maka satu-satunya cara yang benar
adalah meminjam beras kepada orang lain. Maka, beras-beras hasil pinjaman yang
masuk ke dalam gelas kemudian akan berstatus negatif. Sistem ini telah sangat
maklum dalam kehidupan kita sehari-hari.
Metode
yang kedua memandang angka ∞ sebagai pusat bilangan. Anda akan mulai menghitung
biji-biji beras dari keadaan gelas penuh, lalu Anda akan menghitungnya dari angka
∞ kemudian 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. Angka-angka ini akan berstatus positif.
Suatu kali teman Anda akan memberikan segenggam berasnya kepada Anda. Apabila
Anda hanya mengetahui gelas saja sebagai tempat menyimpan beras, sedang gelas
Anda masih terisi penuh beras, maka meskipun Anda menerima beras pemberian itu,
Anda tidak akan bisa memasukkannya ke dalam beras. Anda akan mengatakan:
“Tolong simpan dulu beras itu, nanti akan saya ambil kalau gelas saya sudah
kosong”. Maka, beras-beras itu akan berstatus negatif. Sistem ini
bertolakbelakang dengan matematika yang biasa kita kenal. Oleh karena itu,
sistem ini bisa dikatakan sebagai bentuk terbalik dari matematika konvensional
atau matematika inversi.
Analogi
di atas mengejutkan kita yang selama ini merasa aman dengan hanya mempergunakan
suatu bagian dalam sistem matematika universal. Dalam kasus The Achilles,
seorang pelari tercepat tidak bisa mengejar seekor kura-kura terlambat karena
ia terkungkung oleh aturan, ketika A mencapai X maka B harus mencapai Y.
Achille dan kura-kura berada dalam dua sistem diskret yang berbeda, dimana
diskret yang satu bertalian dengan fungsi waktu yang lebih cepat sedangkan
diskret yang lain bertalian dengan fungsi waktu yang jauh lebih lambat. Dua
fungsi ini diperhitungkan akan bertemu di suatu ujung waktu di masa depan.
Kalau metode inversi digunakan, tidak ada paradoks apapun dalam persoalan ini.
Sekarang
mulailah dengan menentukan jarak tempuh yang mungkin untuk kedua objek diskret
tersebut, misalnya sepanjang jalan yang menghubungkan kota Athena sampai
Sparta. Kalau kejar-kejaran itu dimulai dari kota Athena, maka maka fungsi
waktu kedua objek tersebut akan bertemu di gerbang kota Sparta. Jarak diantara
dua gerbang ini merupakan representasi sistem alam secara keseluruhan (begitu
juga gelas yang dibicarakan dalam analogi). Gerbang kota Athena disebut “0″ dan
gerbang kota Sparta disebut “∞”, sedangkan kedua angka ini berada dalam
sistemnya masing-masing yang bisa saling berkonversi. Apabila digambarkan dalam
suatu kurva virtual, kejar-kejaran antara Achille dan kura-kura akan bermula
dari gerbang kota Athena sebagai 0 dan akan berakhir di gerbang kota Sparta
sebagai ∞. Jadi, jelaslah definisi awal dan akhir dari kasus tersebut, tidak
ada lagi ketakberhinggaan.
Matematika
inversi, saya kira, bisa dikembangkan lebih jauh dalam bidang-bidang matematika
yang lain, seperti geometri, aljabar, dan kalkulus. Dan ini hanya bisa
dilakukan kalau generasi ini sedikit memodifikasi mindset, dengan
berpikir dari dua arah berbeda yang saling bertalian, berpasangan, dan saling
bertolakbelakang, namun juga saling melengkapi satu sama lain. Selamat
berpikir!
Hal-hal
Nomor
Arti
nomor bukan kemampuan untuk menghitung, tetapi kemampuan untuk mengakui bahwa
sesuatu telah berubah dalam kumpulan kecil. Some
animal species are capable of this. Beberapa spesies hewan mampu
memahami hal ini.
The number of young that the mother animal has, if
changed, will be noticed by all mammals and most birds. Semua binatang telah mampu mengenal jumlah anak-anaknya
oleh ibunya atau jumlah telurnya oleh induknya, jika terjadi perubahan, akan
diperhatikan oleh nya. Ini merupakan kemampuan menghitung oleh semua mamalia
dan burung. Mammals have more developed brains and
raise fewer young than other species, but take better care of their young for a
much longer period of time. Mamalia memiliki otak lebih berkembang dan
meningkatkan lebih sedikit muda dari spesies lain, tapi lebih baik mengurus
anak-anak mereka untuk jangka waktu lebih lama dari waktu.
Many birds have a good number sense. Banyak burung yang memiliki jumlah akal yang baik. If a nest contains four eggs, one can safely be taken,
but when two are removed the bird generally deserts. Jika sarang berisi
empat telur, satu aman untuk diambil, tetapi ketika dua telur dikeluarkan
burung umumnya akan tahu kalau ada yang mengambil telaurnya. Terutama
burung-burung padang pasir. The bird can
distinguish two from three. 1 Burung itu bisa membedakan dua
dari tiga.1
An experiment done with a goldfinch showed the ability
to distinguish piles of seed: three from one, three from two, four from two,
four from three, and six from three.
Percobaan dilakukan dengan pipit yang menunjukkan kemampuan untuk membedakan
tumpukan benih: tiga dari satu, tiga dari dua, empat dari dua, empat dari tiga,
dan enam dari tiga. The goldfinch almost always
confused five and four, seven and five, eight and six, and ten and six.
pipit yang hampir selalu bingung lima dan empat, tujuh dan lima, delapan dan
enam, dan sepuluh dan enam.
Another experiment involved a squire who was trying to
shoot a crow which made its nest in the watchtower of his estate. percobaan lain yang melibatkan pengawal yang mencoba
untuk menembak gagak yang membuat sarangnya di menara dari kerajaannya. The squire tried to surprise the crow, but at his
approach, the crow would leave, watch from a distance, and not come back until
the man left the tower. Pengawal itu berusaha mengejutkan burung gagak
sambil mendekati, akan tetapi burung
gagak akan pergi, melihat dari kejauhan, dan tidak kembali sampai pria itu
meninggalkan menara. The squire then took another
man with him to the tower. Pengawal itu kemudian membawa orang lain bersamanya
ke menara. One man left and the other stayed to
get the crow when it returned to the nest, but the crow was not deceived.
Satu orang pergi dan yang lainnya tinggal untuk mendapatkan berkokok ketika
kembali ke sarang, tetapi burung gagak tidak tertipu. The crow stayed away until the other man came out.
gagak itu menjauh sampai orang lain tadi keluar. The
experiment was repeated the next day with three men, but the crow would not
return to the nest. Percobaan diulang pada hari berikutnya dengan tiga
orang, tapi burung gagak tidak akan kembali ke sarang. The following day, four men tried, but it was not until that
next day with five men that the crow returned to the nest with one man still in
the tower. 2 Keesokan harinya, empat orang mencoba, tapi
tidak sampai hari berikutnya dengan lima orang. burung gagakpun kembali ke
sarang dengan satu orang masih dalam menara. 2
In the insect world, the solitary wasp seemed to have
the best number sense. Dalam dunia
serangga, tawon soliter tampaknya memiliki arti nomor terbaik. “The mother wasp lays her eggs in individual cells and
provides each egg with a number of live caterpillars on which the young feed
when hatched. "Para ibu tawon bertelur di sel individu dan
memberikan telur masing-masing dengan sejumlah ulat hidup di mana pakan muda
ketika menetas. Some species of wasp always
provide five, others twelve, and others as high as twenty-four caterpillars per
cell. Beberapa jenis tawon selalu menyediakan lima, yang lain dua belas,
dan lain-lain setinggi dua puluh empat ulat per sel. The solitary wasp in the genus Eumenus, will put five
caterpillars in the cell if it is going to be a male (the male is smaller) and
ten caterpillars in a female's cell. Tawon soliter di Eumenus genus,
akan menempatkan lima ulat dalam sel jika akan menjadi laki-laki (laki-laki
lebih kecil) dan ulat sepuluh di sel perempuan. This
ability seems to be instinctive and not learned since the wasp's behavior is
connected with a basic life function.” 3 Kemampuan ini
nampaknya naluriah dan tidak belajar sejak tawon itu perilaku itu dikaitkan
dengan fungsi dasar kehidupan 3. "
One might think people would have a very good number
sense, but as it turns out, people do not. Orang mungkin berpikir orang akan memiliki rasa angka yang sangat
baik, tapi ternyata, orang tidak. “Experiments
have shown that the average person has a number sense that is around four.” 4
"Eksperimen telah menunjukkan bahwa rata-rata orang memiliki rasa jumlah
yaitu sekitar empat 4."
People groups in the world today that have not
developed finger counting have a hard time discerning the quantity four.Orang-orang kelompok di dunia saat ini yang belum
dikembangkan menghitung jari sulit membedakan jumlah empat. They tend to use the quantities one, two and many-which
would include four. Mereka cenderung menggunakan jumlah satu, dua dan
banyak yang akan mencakup empat.“Small children
around fourteen months of age will almost always notice something that is
missing from a group that he or she is familiar with. "Anak kecil
sekitar empat belas bulan usia akan hampir selalu melihat sesuatu yang hilang
dari kelompok yang dia atau dia kenal. The same
age child can usually reassemble objects that have been separated into one
group again. Anak usia yang sama biasanya dapat memasang kembali obyek
yang telah dipisahkan ke dalam satu kelompok lagi. But the child's ability to perceive numerical differences
in the people or objects around him or her are very limited when the number
goes beyond three or four.” 5 Tapi anak kemampuan untuk
melihat perbedaan numerik dalam orang atau benda di sekitarnya atau dia sangat
terbatas saat nomor melampaui tiga atau empat. "5
So what separates people from the rest of the animal
kingdom? Jadi apa yang memisahkan
orang dari seluruh kerajaan binatang? It may
include many things, but the ability to count is very much one of them.
Ini dapat mencakup banyak hal, tetapi kemampuan untuk menghitung sangat banyak
salah satu dari mereka. Counting, which usually
begins at the end of our own hands or fingers, is usually taught by another
person or possibly by circumstance. Menghitung, yang biasanya dimulai
pada akhir tangan kita sendiri atau jari, biasanya diajarkan oleh orang lain
atau mungkin dengan keadaan. It is something that
we should never take lightly for it has helped advance the human race in
countless ways. Ini adalah sesuatu yang kita tidak boleh anggap enteng
untuk itu telah membantu memajukan umat manusia dengan cara yang tak terhitung
jumlahnya. The number sense is something many
creatures in this world have as well as well as we do. Arti jumlah
banyak makhluk adalah sesuatu di dunia ini memiliki serta juga seperti kita. Although, as we can see, our human ability is not much
better than the common crow's ability. Meskipun, seperti yang kita
lihat, kemampuan manusia kita tidak jauh lebih baik daripada kemampuan gagak
umum itu. We are born with the number sense, but
we get to learn how to count. Kita dilahirkan dengan arti angka, tapi
kita bisa belajar bagaimana menghitung
Referensi:
1.
Dantzig, Tobias. Dantzig, Tobias. Number: The Language of Science. Nomor: Bahasa
Sains. New York: Macmillan Company, 1930.
New York: Macmillan Company, 1930.
2.
Ifrah, Georges. Ifrah, Georges. From One to Zero: A Universal History of Numbers.
Dari Satu untuk Zero: A Universal Sejarah Numbers. New York: Viking Penguin, Inc., 1985. New York:
Viking Penguin, Inc, 1985.
Quipu - Sebuah Inca Sistem Akuntansi
Bayangkan,
jika Anda mau, sebuah peradaban sangat maju. This
civilization rules over a million or more people, they built vast cities,
developed extensive road systems, treated their citizens fairly and constructed
stone walls so tight not even a knife blade can pass between the huge boulders.
Ini aturan peradaban lebih dari satu juta orang atau lebih, mereka membangun
kota-kota besar, mengembangkan sistem jalan yang luas, warga mereka
diperlakukan adil dan dibangun dinding batu yang begitu ketat bahkan tidak
pisau bisa lewat antara batu-batu besar. Now
imagine being able to do all this without a written language. Sekarang
bayangkan mampu melakukan ini semua tanpa bahasa tertulis.
This was the ancient South American civilization of
the Inca Empire. Ini adalah
peradaban kuno Amerika Selatan Kekaisaran Inka. A
highly developed civilization able to track all important facts required to
rule such a vast empire. Sebuah peradaban sangat maju dapat melacak
semua fakta penting yang diperlukan untuk memerintah seperti kekaisaran yang
luas. They did this using a memory tool made of
knotted strings called a quipu. Mereka melakukan ini dengan menggunakan
alat memori terbuat dari benang rajutan disebut sebuah quipu. The men in charge of maintaining the quipu were known as
"quipu camayocs" or "keeper of the quipu."
Orang-orang yang bertugas menjaga quipu itu dikenal sebagai "camayocs
quipu" atau "penjaga quipu itu."
Since they had no written language and very few
ancient quipu are left, we can only speculate what the quipu was actually used
for. Karena mereka tidak memiliki
bahasa tertulis dan quipu kuno sangat sedikit yang tersisa, kita hanya bisa
berspekulasi apa quipu itu sebenarnya digunakan untuk. It's fortunate quipu are still used today, so we may be
able to learn about the ancient ones by seeing how the modern ones are used.
Ini quipu beruntung masih digunakan sampai sekarang, sehingga kami dapat
belajar tentang yang kuno dengan melihat bagaimana yang modern digunakan. Combine this with oral traditions and it appears they
were used to keep records on the number of things. Kombinasikan ini
dengan tradisi lisan dan tampaknya mereka digunakan untuk menyimpan catatan
pada jumlah hal.
Another mystery which remains is, what base did the
Inca use ? Misteri lain yang tersisa
adalah, apa dasar melakukan penggunaan Inca? All
their neighbors used a base 60, but it appears the Inca used base 10.
Semua tetangga mereka menggunakan basis 60, tapi tampaknya Inca digunakan basis
10. Recent discoveries, as yet unsubstantiated, back
this theory. Penemuan terbaru, yang belum terbukti, kembali teori ini. For our purpose, we will assume it was base 10.
Untuk tujuan kita, kita akan menganggap itu adalah basis 10.
Making a quipu was easy. Membuat sebuah quipu mudah. Thin strings were looped around a larger cord.
string tipis mengitari sebuah kabel yang lebih besar. Knots of colored thread or string were then tied around
the thinner strings. Knot benang berwarna atau string kemudian diikatkan
pada string tipis. Where the knots were placed
indicated the value. Dimana knot ditempatkan menunjukkan nilai. The closer to the large cord a knot was placed, the
greater its value. Semakin dekat ke simpul tali yang besar itu
ditempatkan, nilainya semakin besar. They way a
knot was tied and the color used may be significant, but without a written
language, we just don't know. Mereka cara diikat simpul dan warna yang
digunakan mungkin penting, tetapi tanpa bahasa tulis, kita tidak tahu. Some quipu found were several feet in length, so it was
very important for the quipu camayocs to remember the who, where and what of
each string and its placement on the larger cord quipu Beberapa
ditemukan adalah beberapa meter panjang, sehingga sangat penting untuk quipu
yang camayocs untuk mengingat siapa, dimana dan bagaimana setiap string dan
penempatan pada kabel yang lebih besar
Referensi.
McIntyre, Loren.McIntyre,
Loren. The Lost Empire of the Incas, National
Geographic, Dec. 1973, 729 - 766. Kekaisaran Kehilangan suku Inca,
National Geographic, Dec 1973, 729-766
Apakah
Angka dan Dimana berasal?
Ribuan
tahun yang lalu tidak ada nomor untuk mewakili "dua" atau
"tiga". Instead fingers, rocks, sticks
or eyes were used to represent numbers. Sebaliknya jari, batu, tongkat
atau mata digunakan untuk mewakili angka. There
were neither clocks nor calendars to help keep track of time. Ada tidak
jam atau kalender untuk membantu melacak waktu. The
sun and moon were used to distinguish between 1 PM and 4 PM. Matahari
dan bulan digunakan untuk membedakan 13:00-04:00. Most
civilizations did not have words for numbers larger than two so they had to use
terminology familiar to them such as “flocks” of sheep, “heaps” of grain, or
“lots” of people. Kebanyakan peradaban tidak memiliki kata-kata untuk
angka yang lebih besar dari dua jadi mereka harus menggunakan istilah asing
bagi mereka seperti "kawanan" domba, "tumpukan" gandum,
atau "banyak" orang. There was little
need for a numeric system until groups of people formed clans, villages and
settlements and began a system of bartering and trade that in turn created a
demand for currency. Ada sedikit kebutuhan untuk sistem numerik sampai
kelompok orang klan terbentuk, desa dan permukiman dan mulai sistem barter dan
perdagangan yang pada gilirannya menciptakan permintaan untuk mata uang. How would you distinguish between five and fifty if you
could only use the above terminology? Bagaimana Anda membedakan antara
lima dan lima puluh kalau Anda hanya bisa menggunakan terminologi yang di atas?
Paper and pencils were not available to transcribe
numbers. Kertas dan pensil tidak tersedia untuk menuliskan nomor. Other methods were invented for means of communication
and teaching of numerical systems. Metode lainnya diciptakan untuk
sarana komunikasi dan pengajaran sistem numerik. Babylonians
stamped numbers in clay by using a stick and depressing it into the clay at
different angles or pressures and the Egyptians painted on pottery and cut
numbers into stone. Babel dicap angka dalam lempung dengan menggunakan
tongkat dan menekan ke dalam tanah liat di sudut yang berbeda atau tekanan dan
Mesir dicat pada tembikar dan memotong angka menjadi batu.
Numerical systems devised of symbols were used instead
of numbers. sistem numerik
menemukan simbol-simbol yang digunakan sebagai pengganti angka. For example, the Egyptians used the following numerical
symbols:
Misalnya,
orang Mesir menggunakan simbol numerik sebagai berikut:
From Esther Ortenzi, Numbers in Ancient Times. Dari
Ester Ortenzi, Bilangan Times Kuno. Maine:
Maine:
J. Weston Walch, 1964, page 9. J.
Weston Walch, 1964, halaman 9.
The Chinese had one of
the oldest systems of numerals that were based on sticks laid on tables to
represent calculations.
Orang Cina memiliki salah satu sistem tertua angka
yang didasarkan pada tongkat diletakkan di atas meja untuk mewakili
perhitungan. It is as follows: Ini adalah
sebagai berikut:
From David Smith and
Jekuthiel Ginsburg, Numbers and Numerals. Dari Smith David dan Ginsburg Jekuthiel, Bilangan dan Bilangan.
WD Reeve, 1937, page 11. WD Reeve, 1937, halaman 11.
From about 450 BC the
Greeks had several ways to write their numbers, the most common way was to use
the first ten letters in their alphabet to represent the first ten numbers.
Dari sekitar 450 SM Yunani memiliki beberapa cara
untuk menulis jumlah mereka, cara yang paling umum adalah menggunakan sepuluh
huruf pertama dalam alfabet mereka untuk mewakili sepuluh angka pertama. To distinguish between numbers and letters they often
placed a mark (/ or ') by each letter: Untuk membedakan antara angka dan
huruf mereka sering ditempatkan tanda (/ atau ') dengan setiap huruf: From David Smith and Jekuthiel Ginsburg, Numbers and
Numerals.
Dari
Smith David dan Ginsburg Jekuthiel, Bilangan dan Bilangan. WD Reeve, 1937, page 12.
The Roman numerical system is still used
today although the symbols have changed from time to time.Sistem
numerik Romawi masih digunakan saat ini walaupun simbol telah berubah dari
waktu ke waktu. The Romans often wrote four as
IIII instead of IV, I from V. Today the Roman numerals are used to represent
numerical chapters of books or for the main divisions of outlines.
Bangsa Romawi sering menulis empat sebagai IIII bukan IV, saya dari V. Saat ini
angka Romawi digunakan untuk mewakili bab numerik buku atau untuk divisi utama
garis besar. The earliest forms of Roman numeral
values are: Bentuk paling awal dari nilai-nilai angka Romawi adalah:
From David Smith and Jekuthiel Ginsburg,
Numbers and Numerals. Dari Smith David dan Ginsburg Jekuthiel,
Bilangan dan Bilangan.
WD Reeve, 1937, page 14. WD
Reeve, 1937, halaman 14.
Finger
numerals were used by the ancient Greeks, Romans, Europeans of the Middle Ages,
and later the Asiatics.Angka Finger digunakan oleh orang Yunani
kuno, Romawi, Eropa Abad Pertengahan, dan kemudian Asiatics. Still today you can see children learning to count on
our own finger numerical system. Masih hari ini Anda bisa melihat
anak-anak belajar berhitung di jari kita sendiri sistem numerik. The old system is as follows: Sistem lama adalah
sebagai berikut
From Tobias Dantzig, Number: The Language
of Science. Dari Tobias Dantzig, Nomor: Bahasa Sains. Macmillan Company, 1954, page 2. Perusahaan
Macmillan, 1954, halaman 2.
Dari perhitungan dengan cara "kambing" untuk
jari simbol numerik sistem yang sekarang kami telah berkembang dari angka Hindu
untuk menyajikan nomor hari. The journey has taken
us from 2400 BC to present day and we still use some of the old numerical
systems and symbols. Perjalanan telah diambil kita dari 2400 SM sampai
sekarang hari dan kita masih menggunakan beberapa sistem numerik tua dan
simbol. Our system of numerics is ever changing
and who knows what it will look like in 2140 AD. Sistem kami dari
numerics yang pernah berubah dan siapa tahu apa yang akan tampak seperti pada
2140 AD. Will we still count using our fingers or
will mankind invent a new numerical tool? Apakah kita masih menghitung
menggunakan jari kita atau akan manusia menciptakan alat numerik baru?
Sanscrit letters of the 11.
Bahasa Sansekerta surat dari 11. Century AD
Century AD
|
|
Apices of Boethius and of the Middle Ages
Apeks dari Boethius dan Abad Pertengahan
|
|
Gubar-numerals of the West
Arabs Gubar-angka Arab Barat
|
|
Numerals of the East Arabs
Angka Arab Timur
|
|
Numerals of Maximus Planudes.
Angka dari Planudes Maximus.
|
|
Devangari-numerals.
Devangari-angka.
|
|
From the Mirror of the
World , printed by Caxton, 1480 Dari Cermin Dunia,
dicetak oleh Caxton, 1480
|
|
From the Bamberg Arithmetic
by Wagner, 1488. Dari Aritmatika Bamberg oleh Wagner, 1488.
|
|
From De Arts Supp- urtandi
by Tonstall, 1522 Dari De Seni Supp-urtandi oleh
Tonstall, 1522
|
|
This
chart shows the change of numbers from their ancient to their present-day
forms. Tabel ini menunjukkan perubahan nomor dari
kuno mereka untuk bentuk mereka saat ini.
|
This Chart was reconstructed from Esther
Ortenzi, Numbers in Ancient Times. Bagan ini dibangun kembali
dari Esther Ortenzi, Bilangan Kuno Times.
Maine: J. Weston Walch, 1964, page 23. Maine:
J. Weston Walch, 1964, 23 halaman
Referensi:
1.
David E. Smith and
Jekuthiel Ginsburg. David E. Smith dan Ginsburg Jekuthiel. Numbers and Numerals. Bilangan dan Bilangan. WD Reeves, 1937 WD Reeves, 1937
2.
Esther C. Ortenzi. Esther C. Ortenzi. Numbers in Ancient Times. Angka di Times Kuno. J. Weston Walsh, 1964. Weston J. Walsh, 1964.
Tobias Dantzig. Tobias
Dantzig. Number: The Language of Science.
Nomor: Bahasa Sains. Macmillan Company, 1954.
Macmillan Company, 1954
Sistem Nomor Babel
Orang-orang
Babel tinggal di Mesopotamia, yang antara sungai Tigris dan Efrat. They began a numbering system about 5,000 years ago.
Mereka mulai sistem penomoran sekitar 5.000 tahun yang lalu. It is one of the oldest numbering systems. Ini
adalah salah satu sistem penomoran tertua. The
first mathematics can be traced to the ancient country of Babylon, during the
third millennium BC Tables were the Babylonians most outstanding accomplishment
which helped them in calculating problems. Matematika pertama dapat
ditelusuri ke negara kuno Babel, pada milenium ketiga SM Tabel adalah prestasi
yang paling menonjol Babel yang membantu mereka dalam menghitung masalah. One of the Babylonian tablets, Plimpton 322, which is
dated from between 1900 and 1600 BC, contains tables of Pythagorean triples for
the equation a 2 + b 2 = c 2 .
Salah
satu tablet Babel, Plimpton 322, yang tanggal dari antara tahun 1900 dan 1600
SM, berisi tabel menjadi tiga kali lipat Pythagoras untuk persamaan 2
+ b 2 = c 2. It is currently
in a British museum. Saat ini di museum Inggris.
Nabu - rimanni and Kidinu are two of the only known
mathematicians from Babylonia.NABU
- rimanni dan Kidinu adalah dua matematikawan hanya dikenal dari Babel. However, not much is known about them. Namun,
tidak banyak yang diketahui tentang mereka. Historians
believe Nabu - rimanni lived around 490 BC and Kidinu lived around 480 BC.
Sejarawan percaya NABU - rimanni hidup sekitar 490 SM dan Kidinu hidup sekitar
480 SM.
The Babylonian number system began with tally marks
just as most of the ancient math systems did. Sistem bilangan Babilonia dimulai dengan tanda
penghitungan seperti sebagian besar sistem matematika kuno itu. The Babylonians developed a form of writing based on
cuneiform. Orang-orang Babel mengembangkan bentuk tulisan berdasarkan
runcing. Cuneiform means "wedge shape"
in Latin. Cuneiform berarti "irisan bentuk" dalam bahasa
Latin. They wrote these symbols on wet clay
tablets which were baked in the hot sun. Mereka menulis simbol-simbol
pada tablet tanah liat basah yang dipanggang di bawah terik matahari. Many thousands of these tablets are still around today.
Banyak ribuan tablet ini masih ada sampai saat ini. The Babylonians used a stylist to imprint the symbols on
the clay since curved lines could not be drawn. Orang-orang Babel
digunakan penata gaya untuk menanamkan simbol di tanah liat sejak garis
melengkung tidak dapat ditarik.
The Babylonians had a very advanced number system even
for today's standards. Orang-orang
Babel memiliki sistem angka yang sangat canggih bahkan untuk standar saat ini. It was a base 60 system (sexigesimal) rather than a base
ten (decimal). Itu adalah sistem basis 60 (sexigesimal) daripada basis
sepuluh (desimal). Base ten is what we use today.
sepuluh Base adalah apa yang kita gunakan saat ini.
The Babylonians divided the day into twenty-four
hours, each hour into sixty minutes, and each minute to sixty seconds. Orang-orang Babel dibagi hari ke dua puluh empat jam,
jam masing-masing menjadi enam puluh menit, dan setiap menit hingga enam puluh
detik. This form of counting has survived for four
thousand years. Bentuk penghitungan telah bertahan selama empat ribu
tahun.
Any number less than 10 had a wedge that pointed down. Setiap nomor kurang dari 10 memiliki irisan yang
menunjuk ke bawah.
Example: 4 Contoh: 4
The number 10 was
symbolized by a wedge pointing to the left.
Nomor 10 telah dilambangkan oleh baji menunjuk ke
kiri.
Example: 20 Contoh: 20
Numbers less than 60 were
made by combining the symbols of 1and 10. Angka kurang dari 60 dibuat dengan menggabungkan simbol 1and 10.
Example: 47 Contoh: 47
As with our numbering system, the Babylonian numbering
system utilized units, ie tens, hundreds, thousands. Seperti dengan sistem penomoran kami, sistem
penomoran Babilonia digunakan unit, yaitu puluhan, ratusan, ribuan.Example: 64
Contoh: 64
However, they did not
have a symbol for zero, but they did use the idea of zero.Namun, mereka tidak memiliki simbol untuk nol, tetapi
mereka tidak menggunakan gagasan dari nol. When
they wanted to express zero, they just left a blank space in the number they were
writing. Ketika mereka ingin mengekspresikan zero, mereka baru saja
meninggalkan ruang kosong dalam jumlah mereka sedang menulis.
When they wrote
"60", they would put a single wedge mark in the second place of the
numeral.Ketika mereka menulis
"60", mereka akan tuliskan tanda irisan tunggal di tempat kedua angka
tersebut.
When they wrote "120", they would
put two wedge marks in the second place.Ketika mereka menulis
"120", mereka akan menempatkan dua tanda irisan di tempat kedua.
Following are some
examples of larger numbers.
Berikut ini beberapa contoh angka yang lebih besar.
Example: Contoh:
|
79883
79.883
|
|
|
|
(22*602
2 )+(11*60)+23 (22 * 60 2) + (11
* 60) +23
|
Example: Contoh:
|
5220062
5220062
|
|
|
|
(24*60
3 ) + (10*60 2
) + (1*60) + 2 (24
* 60 3) + (10 * 60 2) + (1 * 60) + 2
|
References:
Referensi:
3.
Boyer, Merzbach. Boyer, Merzbach. A History of Mathematics. Sejarah Matematika. John Wiley & Sons, 1989. John Wiley &
Sons, 1989. Second Edition. Edisi Kedua.
4.
Bunt, Jones, and
Bedient.
Bunt, Jones, dan Bedient. The Historical Roots of
Elementary Mathematics. Historical Akar Matematika SD. Dover Publications. Dover Publications. 1988. 1988
Sistem
Nomor Yunani
Sistem penomoran Yunani unik berdasarkan abjad mereka.
The Greek alphabet came from the Phoenicians
around 900 BC When the Phoenicians invented the alphabet, it contained about
600 symbols. Alfabet Yunani berasal dari Fenisia sekitar 900 SM Ketika
ditemukan abjad Fenisia, isinya tentang 600 simbol. Those symbols took up too much room, so they eventually
narrowed it down to 22 symbols. Mereka simbol mengambil ruang terlalu
banyak, sehingga mereka akhirnya menyempit ke bawah hingga 22 simbol. The Greeks borrowed some of the symbols and made up some
of their own. Orang Yunani meminjam beberapa simbol dan membuat beberapa
dari mereka sendiri. But the Greeks were the first
people to have separate symbols, or letters, to represent vowel sounds.
Tetapi orang-orang Yunani adalah orang-orang pertama yang memiliki simbol
terpisah, atau surat, untuk mewakili suara vokal. Our
own word "alphabet" comes from the first two letters, or numbers of
the Greek alphabet -- "alpha" and "beta." Using the letters
of their alphabet enabled them to use these symbols in a more condensed version
of their old system, called Attic. kata kita sendiri "alfabet"
berasal dari dua huruf pertama, atau nomor dari abjad Yunani -
"alpha" dan "beta alfabet." Menggunakan surat mereka
memungkinkan mereka untuk menggunakan simbol-simbol ini dalam versi yang lebih
kental sistem lama mereka , disebut Loteng. The
Attic system was similar to other forms of numbering systems of that era.
Sistem Loteng mirip dengan bentuk lain dari sistem penomoran era tersebut. It was based on symbols lined up in rows and took up a
lot of space to write. Ini didasarkan pada simbol berjajar di baris dan
menyita banyak ruang untuk menulis. This might not
be to bad, except that they were still carving into stone tablets, and the
symbols of the alphabet allowed them to stamp values on coins in a smaller,
more condensed version. Ini mungkin bukan untuk yang buruk, kecuali
bahwa mereka masih dalam tablet batu pahat, dan simbol-simbol abjad
memungkinkan mereka untuk cap koin dalam nilai-nilai yang lebih, kental versi
yang lebih kecil.
Attic
symbols Loteng simbol
|
|
|
=
500 = 500
|
|
=
100 = 100
|
|
=
10 = 10
|
|
=
5 = 5
|
|
=
1 = 1
|
For example,
Sebagai contoh, represented the number 849
mewakili nomor 849
The original Greek
alphabet consisted of 27 letters and was written from the left to the right. Aksara Yunani asli terdiri dari 27 huruf dan ditulis
dari kiri ke kanan. These 27 letters make up the
main 27 symbols used in their numbering system. 27 huruf ini membentuk
27 simbol utama yang digunakan dalam penomoran sistem mereka. Later special symbols, which were used only for
mathematics vau, koppa, and sampi, became extinct. Kemudian
simbol-simbol khusus, yang hanya digunakan untuk vau matematika, koppa, dan
sampi, menjadi punah. The New Greek alphabet
nowadays uses only 24 letters. Aksara BaruYunani dewasa ini hanya
menggunakan 24 huruf.
If you notice, the Greeks
did not have a symbol for zero.Jika
Anda perhatikan, orang-orang Yunani tidak memiliki simbol untuk nol. They could string these 27 symbols together to represent
any number up to 1000. Mereka bisa string simbol 27 ini bersama-sama
untuk mewakili jumlah apapun hingga 1000. By
putting a comma in front of any symbol in the first row, they could now write
any number up to 10,000. Dengan meletakkan koma di depan dari setiap
simbol pada baris pertama, mereka sekarang bisa menulis nomor apapun hingga
10.000.
Here are representations
for 1000, 2000 and the number we gave above 849.Berikut adalah representasi selama 1000, 2000 dan
jumlah yang kami berikan di atas 849.
This works great for smaller numbers, but
what about larger numbers? Ini karya besar untuk nomor
yang lebih kecil, tapi apa yang berjumlah sekitar lebih besar? Here the Greeks went back to the Attic System, and used
the symbol M for 10,000. Di sini, Yunani kembali ke Sistem Loteng, dan
menggunakan simbol M untuk 10.000. And used
multiples of 10,000 by putting symbols above M. Dan digunakan kelipatan
10.000 dengan menempatkan simbol di atas M
Referensi:
Burton, David M. The History of Mathematics - An
Introduction. Burton, David M. Sejarah Matematika - Pengantar. Dubuque, Iowa: William C. Dubuque, Iowa: William
C. Brown, 1988. Brown, tahun 1988
Fraksi
dan Mesir Kuno
Mesir Kuno memiliki pemahaman fraksi, namun mereka
tidak menulis pecahan sederhana seperti 05/03 atau 09/04 karena pembatasan
dalam notasi. The Egyptian scribe wrote fractions
with the numerator of 1. Juru tulis menulis Mesir fraksi dengan
pembilang dari 1. They used the hieroglyph
Mereka menggunakan tulisan rahasia yang "an open mouth" above the number to indicate
its reciprocal. "Sebuah mulut terbuka" di atas nomor tersebut
untuk menunjukkan kebalikannya. The number 5,
written Nomor 5, ditulis , as a fraction 1/5 would be written , Sebagai
fraksi 1 / 5 akan ditulis . . There are some
exceptions. Ada beberapa pengecualian. There
was a special hieroglyph for 2/3, Ada tulisan rahasia khusus untuk 2 /
3, , and some evidence that 3/4 also had a special
hieroglyph. , Dan beberapa bukti bahwa 3 / 4 juga memiliki tulisan
rahasia khusus. All other fractions were written
as the sum of unit fractions. Semua Fraksi lainnya ditulis sebagai
jumlah dari fraksi unit. For example 3/8 was
written as 1/4 + 1/8. Misalnya 08/03 ditulis sebagai 1 / 4 + 1 / 8.
The Egyptians had a need for fractions, such as the
division of food, supplies, either equally or in a specific ratio.Mesir memiliki kebutuhan untuk fraksi, seperti
pembagian makanan, persediaan, baik yang sama atau dalam suatu rasio tertentu. For example a division of 3 loaves among 5 men would
require the fraction of 3/5. Sebagai contoh sebuah divisi dari 3 roti
antara 5 orang pria akan membutuhkan fraksi 3 / 5. As new situations arose the Egyptians developed special
techniques for dealing with the notation they already had, which meant the
fraction was expressed as a sum of the unit fraction. Sebagai situasi
baru muncul orang Mesir mengembangkan teknik khusus untuk menangani dengan
notasi mereka miliki, yang berarti fraksi itu dinyatakan sebagai jumlah dari
fraksi unit. Today as new concepts arise,
mathematicians devise n new notation to deal with the situation. Hari
ini sebagai konsep yang baru muncul, menyusun notasi matematika n baru untuk
mengatasi situasi.
Fractions were so important to the Egyptians
that of the 87 problems in the Rhind Mathematical Papyrus only six did not
involve fractions. Fraksi begitu penting bagi orang Mesir bahwa
dari 87 masalah di Matematika Rhind Papyrus hanya enam tidak melibatkan fraksi.
Because the Egyptians performed their
multiplications and divisions by doubling and halving, it was necessary to be
able to double fractions. Karena Mesir dilakukan perkalian-perkalian dan
pembagian dengan menggandakan dan membagi, maka perlu untuk dapat ganda fraksi.
The scribes would create tables with calculations
of fractions along with integers. Ahli-ahli Taurat akan membuat tabel
dengan perhitungan fraksi bersama dengan bilangan bulat. These tables would be used as references so that temple
personnel could carry out the fractional divisions on the food and supplies.
Tabel ini akan digunakan sebagai referensi sehingga personil candi bisa
melaksanakan divisi fraksional pada makanan dan persediaan
Referensi.
Gillings,
Richard J. Mathematics in the Time of the Pharaohs.
Gillings, Richard J. Matematika dalam Waktu para Firaun. (1982), Dover. (1982), Dover
Sistem Nomor Mesir
Bagaimana kita tahu apa bahasa Mesir nomor ini? It has been found on the writings on the stones of
monument walls of ancient time. Telah ditemukan pada tulisan-tulisan di
dinding batu monumen kuno waktu. Numbers have also
been found on pottery, limestone plaques, and on the fragile fibers of the
papyrus. Bilangan juga telah ditemukan pada tembikar, plak kapur, dan
pada serat rapuh dari papyrus. The language is
composed of heiroglyphs, pictorial signs that represent people, animals,
plants, and numbers. Bahasa ini terdiri dari heiroglyphs, tanda-tanda
gambar yang mewakili orang-orang, hewan, tumbuhan, dan nomor.
The Egyptians used a
written numeration that was changed into hieroglyphic writing, which enabled
them to note whole numbers to 1,000,000 .
Orang-orang Mesir menggunakan penomoran tertulis yang
berubah menjadi tulisan hiroglif, yang memungkinkan mereka untuk mencatat
bilangan bulat ke 1.000.000. It had a decimal base
and allowed for the additive principle. Ini memiliki basis desimal dan
memungkinkan prinsip aditif. In this notation
there was a special sign for every power of ten. Dalam notasi ini ada
tanda khusus untuk setiap kelipatan sepuluh. For
I, a vertical line; for 10, a sign with the shape of an upside down U; for 100,
a spiral rope; for 1000, a lotus blossom; for 10,000 , a raised finger,
slightly bent; for 100,000 , a tadpole; and for 1,000,000, a kneeling genie
with upraised arms. Untuk satu garis vertikal; nilai 10, ditandai dengan
bentuk U terbalik; untuk 100, tali spiral; untuk 1000, kembang teratai; untuk
10.000, jari terangkat, sedikit membungkuk, karena 100.000, sebuah kecebong ,
dan untuk 1.000.000, jin berlutut dengan tangan terangkat.
Decimal
Desimal
Number Nomor |
Egyptian
Mesir
Symbol Simbol |
Nama
|
Decimal
Desimal
Number Nomor |
Egyptian
Mesir
Symbol Simbol |
Nama
|
Decimal
Desimal
Number Nomor |
Egyptian
Mesir
Symbol Simbol |
Nama
|
1 = 1 =
|
|
staff staf
|
100 = 100
=
|
|
coil of rope
kumparan tali
|
10,000 =
10.000 =
|
|
pointing finger
menunjuk
|
10 = 10 =
|
|
heel bone
tulang tumit
|
1000 = 1000
=
|
|
lotus flower
bunga teratai
|
100,000 =
100.000 =
|
|
tadpole
kecebong
|
|
|
|
|
|
|
1,000,000 =
1.000.000 =
|
|
astonished man
heran orang
|
Ini penomoran hieroglif adalah versi tertulis dari
sistem menghitung beton menggunakan benda-benda. To
represent a number, the sign for each decimal order was repeated as many times
as necessary. Untuk mewakili nomor, tanda untuk setiap order desimal
diulangi sebanyak yang diperlukan. To make it easier
to read the repeated signs they were placed in groups of two, three, or four
and arranged vertically. Untuk membuatnya lebih mudah untuk membaca
tanda-tanda mengulangi mereka ditempatkan dalam kelompok dua,, tiga atau empat
dan disusun secara vertikal.
Example 1. Contoh
1.
1 = 1 =
|
|
10 = 10 =
|
|
100 = 100
=
|
|
1000 = 1000
=
|
|
2 = 2 =
|
|
20 = 20 =
|
|
200 = 200
=
|
|
2000 = 2000
=
|
|
3 = 3 =
|
|
30 = 30 =
|
|
300 = 300
=
|
|
3000 =
3.000 =
|
|
4 = 4 =
|
|
40 = 40 =
|
|
400 = 400
=
|
|
4000 =
4.000 =
|
|
5 = 5 =
|
|
50 = 50 =
|
|
500 = 500
=
|
|
5000 =
5.000 =
|
|
Dalam penulisan angka, urutan desimal terbesar akan
ditulis pertama. The numbers were written from
right to left. Angka-angka ditulis dari kanan ke kiri.
|
Below are some examples from tomb
inscriptions.
Di
bawah ini adalah beberapa contoh dari prasasti makam.
A A
|
B B
|
C C
|
D D
|
|
|
|
|
77 77
|
700 700
|
7000
7.000
|
760,00
760,000
|
Penambahan dan Pengurangan
The techniques used by
the Egyptians for these are essentially the same as those used by modern
mathematicians today.The Egyptians added by combining symbols.Teknik yang digunakan oleh Mesir untuk ini pada
dasarnya sama dengan yang digunakan oleh ahli matematika modern today.The Mesir
ditambahkan dengan menggabungkan simbol. They
would combine all the units ( Mereka akan menggabungkan semua unit ( ) together, then all of the tens ( )
Bersama-sama, maka semua dari puluhan ( ) together, then all of the hundreds ( )
Bersama-sama, maka semua dari ratusan ( ), etc. If the scribe had more than ten units (
), Dll Jika juru tulis itu lebih dari sepuluh unit ( ), he would replace those ten units by ), Dia
akan menggantikan yang sepuluh unit . . He would
continue to do this until the number of units left was les than ten. Dia
akan terus melakukan ini sampai jumlah unit kiri les dari sepuluh. This process was continued for the tens, replacing ten
tens with Proses ini dilanjutkan untuk puluhan, menggantikan sepuluh
puluhan dengan , etc. , Dll
For example, if the
scribe wanted to add 456 and 265, his problem would look like this Misalnya, jika ahli kitab ingin menambahkan 456 dan
265, masalahnya akan terlihat seperti ini
|
(=
456) (= 456)
|
|
(=
265) (= 265)
|
The scribe would then
combine all like symbols to get something like the following juru tulis kemudian akan menggabungkan semua simbol
seperti untuk mendapatkan sesuatu seperti berikut
He would then replace the
eleven units (Dia kemudian akan
menggantikan unit sebelas ( ) with a unit ( ) Dengan unit ( ) and a ten ( ) Dan sepuluh ( ). ).He would then
have one unit and twelve tens. Dia kemudian akan memiliki satu unit dan
dua belas puluhan. The twelve tens would be
replaced by two tens and one one-hundred. Kedua belas puluhan akan
diganti-kan oleh dua puluhan dan satu seratus.When
he was finished he would have 721, which he would write as Ketika ia
selesai,ia akan 721,yang akan menulis sebagai . .
Subtraction was done much
the same way as we do it except that when one has to borrow, it is done with
writing ten symbols instead of a single one. Pengurangan dilakukan dengan cara yang sama seperti
yang kita lakukan itu kecuali bahwa ketika seseorang meminjam, itu dilakukan
dengan menulis sepuluh simbol bukan satu pun.
Multiplication
Perkalian
Egyptians method of
multiplication is fairly clever, but can take longer than the modern day
method. Mesir metode multiplikasi
cukup pintar, tapi bisa memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan metode
modern. This is how they would have multiplied 5
by 29 Ini adalah bagaimana mereka akan dikalikan 5 dari 29
*1 * 1
|
29 29
|
2 2
|
58 58
|
*4 * 4
|
116 116
|
1 + 4 = 5 1 +
4 = 5
|
29 + 116 = 145 29 +
116 = 145
|
When multiplying they would began with the number they
were multiplying by 29 and double it for each line. Ketika mengalikan mereka akan mulai dengan jumlah
mereka mengalikan dengan 29 dan dua untuk setiap baris. Then they went back and picked out the numbers in the
first column that added up to the first number (5). Lalu mereka kembali
dan memilih nomor di kolom pertama yang ditambahkan ke nomor pertama (5). They used the distributive property of multiplication
over addition. Mereka menggunakan properti distributif dari perkalian
atas penambahan.
29(5) = 29(1 + 4) = 29 + 116 = 145 29 (5) = 29 (1 + 4) = 29 + 116 = 145
Division Divisi The way they did
division was similar to their multiplication. Cara yang mereka lakukan
divisi mirip dengan perkalian mereka. For the
problem 98/7 , they thought of this problem as 7 times some number equals 98.
Untuk masalah 98 / 7, mereka menganggap masalah ini sebagai 7 kali jumlah
beberapa sama dengan 98. Again the problem was
worked in columns. Sekali lagi masalahnya adalah bekerja di kolom.
1 1
|
7 7
|
2 2
|
*14 * 14
|
4 4
|
*28 * 28
|
8 8
|
*56 * 56
|
2 + 4 + 8 = 14 2 +
4 + 8 = 14
|
14 + 28 + 56 = 98 14 +
28 + 56 = 98
|
This time the the numbers in the right-hand
column are marked which sum to 98 then the corresponding numbers in the
left-hand column are summed to get the quotient. Kali
ini angka-angka di kolom sebelah kanan yang ditandai jumlah sampai dengan 98
maka jumlah yang sesuai di kolom kiri yang dijumlahkan untuk mendapatkan hasil
bagi tersebut.
So the answer is 14. Jadi jawabannya adalah 14. 98 = 14 + 28 + 56 = 7(2 + 4 + 8) = 7*14 98 = 14 + 28 + 56 = 7 (2 + 4 + 8) = 7 * 14
So the answer is 14. Jadi jawabannya adalah 14. 98 = 14 + 28 + 56 = 7(2 + 4 + 8) = 7*14 98 = 14 + 28 + 56 = 7 (2 + 4 + 8) = 7 * 14
Referensi:
1.
Boyer, Carl B. - A
History of Mathematics, John Wiley, New York 1968 Boyer, Carl B. -
Sejarah Matematika, John Wiley, New York 1968
2.
Gillings, Richard J. -
Mathematics in the Time of the Pharaohs, Dover, New York, 1982 Gillings, Richard J. -
Matematika dalam Waktu para Firaun, Dover, New York, 1982
3.Jason Gilman, David Slavit, - Ancient Egyptian
Mathematics., Washington State University, 1995 Jason Gilman, Slavit David, - Matematika
Mesir Kuno., Washington State University, 1995
Sistem Nomor Maya
Sistem
bilangan Maya tanggal kembali ke abad keempat dan sekitar 1.000 tahun lebih
maju daripada Eropa waktu itu. This system is
unique to our current decimal system, which has a base 10, in that the Mayan's
used a vigesimal system, which had a base 20. Sistem ini unik untuk
sistem desimal kita saat ini, yang memiliki basis 10, dalam bahwa Mayan
menggunakan sistem vigesimal, yang memiliki basis 20. This system is believed to have been used because, since
the Mayan's lived in such a warm climate and there was rarely a need to wear
shoes, 20 was the total number of fingers and toes, thus making the system
workable. Sistem ini diyakini telah digunakan karena, sejak Maya tinggal
di suatu iklim yang hangat dan jarang ada kebutuhan untuk memakai sepatu, 20
adalah jumlah jari dan jari-jari kaki, sehingga membuat sistem yang bisa
diterapkan. Therefore two important markers in
this system are 20, which relates to the fingers and toes, and five, which
relates to the number of digits on one hand or foot. Oleh karena itu dua
penanda penting dalam sistem ini adalah 20, yang berkaitan dengan jari tangan
dan kaki, dan lima, yang berkaitan dengan jumlah digit pada satu tangan atau
kaki.
The Mayan system used a combination of two
symbols. Sistem Maya menggunakan kombinasi dua simbol. A dot (.) was used to represent the units (one through
four) and a dash (-) was used to represent five. Sebuah titik ()
digunakan untuk mewakili unit (satu sampai empat) dan lari (-.) Digunakan untuk
mewakili lima. It is thought that the Mayan's may
have used an abacus because of the use of their symbols and, therefore, there
may be a connection between the Japanese and certain American tribes (Ortenzi,
1964). Diperkirakan bahwa Maya mungkin telah menggunakan sempoa karena
penggunaan simbol-simbol mereka dan, oleh karena itu, mungkin ada hubungan
antara Jepang dan Amerika suku tertentu (Ortenzi, 1964). The Mayan's wrote their numbers vertically as opposed to
horizontally with the lowest denomination on the bottom. The Maya's
menulis jumlah mereka secara vertikal sebagai lawan horisontal dengan
denominasi terendah di bagian bawah. Their system
was set up so that the first five place values were based on the multiples of
20. sistem mereka dibentuk sehingga lima pertama nilai tempat tersebut
berdasarkan kelipatan 20. They were 1 (20 0
), 20 (20 1 ), 400 (20 2 ), 8,000 (20 3 ), and
160,000 (20 4 ). Mereka adalah 1 (20 0), 20 (20 1),
400 (20 2), 8.000 (20 3), dan 160.000 (20 4). In the Arabic form we use the place values of 1, 10,
100, 1,000, and 10,000. Dalam bentuk bahasa Arab kita menggunakan nilai
tempat dari 1, 10, 100, 1.000, dan 10.000. For
example, the number 241,083 would be figured out and written as follows:
Misalnya, jumlah 241.083 akan tahu dan ditulis sebagai berikut:
Mayan Maya
Numbers Bilangan |
Place Value
Nilai Tempat
|
Decimal Value
Desimal Nilai
|
Mayan Maya
Numbers Bilangan |
Place Value
Nilai Tempat
|
Decimal Value
Desimal Nilai
|
|
1 times 160,000 1
kali 160.000
|
= 160,000 = 160.000
|
|
14 times 20 14
kali 20
|
= 80 = 80
|
|
10 times 8,000 10
kali 8.000
|
= 80,000 = 80.000
|
|
3 times 1 3 kali 1
|
= 3 = 3
|
|
2 times 400 2
kali 400
|
= 800 = 800
|
|
|
|
Nomor
ini ditulis dalam bahasa Arab akan 1.10.2.14.3 (McLeish, 1991, hal 129).
The Mayan's were also the first to symbolize the
concept of nothing (or zero). The
Mayan juga yang pertama untuk melambangkan konsep apa-apa (atau nol). The most common symbol was that of a shell ( ) but there
were several other symbols (eg a head). Simbol yang paling umum adalah
bahwa dari sebuah shell () tapi ada beberapa simbol-simbol lain (misalnya
kepala). It is interesting to learn that with all
of the great mathematicians and scientists that were around in ancient Greece
and Rome, it was the Mayan Indians who independently came up with this symbol
which usually meant completion as opposed to zero or nothing. Sangat
menarik untuk mengetahui bahwa dengan semua matematikawan besar dan ilmuwan
yang sekitar di Yunani kuno dan Roma, itu adalah orang-orang Indian Maya yang
independen datang dengan simbol ini biasanya berarti penyelesaian yang
berlawanan dengan nol atau tidak sama sekali. Below
is a visual of different numbers and how they would have been written:
Di bawah ini adalah visual dari nomor yang berbeda dan bagaimana mereka akan
pernah ditulis:
In the table below are represented some Mayan
numbers. Dalam tabel di bawah yang diwakili beberapa
nomor Maya. The left column gives the decimal
equivalent for each position of teh Mayan number. Kolom kiri memberikan
setara desimal untuk setiap posisi nomor Maya. Remember
the numbers are read from bottom to top. Ingat angka dibaca dari bawah
ke atas. Below each Mayan number is its decimal
equivalent. Di bawah setiap nomor Maya desimal yang setara
8,000 8.000
|
|
|
|
|
|
|
400 400
|
|
|
|
|
|
|
20 20
|
|
|
|
|
|
|
units unit
|
|
|
|
|
|
|
|
20 20
|
40 40
|
445 445
|
508 508
|
953 953
|
30,414 30.414
|
Ia
telah mengemukakan bahwa counter mungkin telah digunakan, misalnya biji-bijian
atau kerikil, untuk mewakili unit dan tongkat pendek atau kacang polong untuk
mewakili lima tahun. Through this system the bars
and dots could be easily added together as opposed to such number systems as
the Romans but, unfortunately, nothing of this form of notation has remained
except the number system that relates to the Mayan calendar. Melalui
sistem ini titik bar dan dapat dengan mudah ditambahkan bersama sebagai
bertentangan dengan sistem nomor seperti Roma, tetapi, sayangnya, tidak ada
dari bentuk notasi tetap kecuali sistem bilangan yang berhubungan dengan
kalender Maya.
For further study: The 360 day calendar also
came from the Mayan's who actually used base 18 when dealing with the calendar. Untuk
studi lebih lanjut: Kalender 360 hari juga datang dari Maya's yang benar-benar
digunakan basis 18 ketika berhadapan dengan kalender. Each month contained 20 days with 18 months to a year.
Masing-masing berisi bulan 20 hari dengan 18 bulan sampai satu tahun. This left five days at the end of the year which was a
month in itself that was filled with danger and bad luck. Lima hari ini
kiri pada akhir tahun yang sebulan sendiri yang dipenuhi dengan bahaya dan
nasib buruk. In this way, the Mayans had invented
the 365 day calendar which revolved around the solar system. Dengan cara
ini, Maya telah menemukan 365 hari kalender yang berputar di sekitar tata
surya.
Referensi.
1.
McLeish, J. (1991). McLeish, J. (1991). The story of numbers. Cerita nomor. New York, NY: Fawcett Columbine. New York, NY:
Fawcett Columbine.
2.
Ortenzi, EC (1964). Ortenzi, EC (1964). Numbers in ancient times. Angka di zaman kuno. Portland, ME: J. Weston Walch. Portland, ME: J.
Weston Walch.
3.
Roys, RL (1972). Roys, RL (1972). The Indian background of colonial Yucatan. Latar
belakang India Yucatan kolonial. Norman, OK:
University of Oklahoma Press. Norman, OK: University of Oklahoma Press.
4.
Thompson, JES (1967). Thompson, JES (1967). The rise and fall of Maya civilization. Naik
turunnya peradaban Maya. Norman, OK: University of
Oklahoma Press. Norman, OK: University of Oklahoma Press. Trout, L. (1991). Trout, L. (1991). The Maya. Maya itu. New
York, NY: Chelsea House Publishers. New York, NY: Chelsea House
Publishers
Sejarah Kalkulus
Kalkulus (Bahasa Latin: calculus,
artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit,
turunan, integral, dan deret takterhingga.
Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan
untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya. Kalkulus memiliki aplikasi yang
luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang
tidak dapat dipecahkan dengan aljabar elementer.
Kalkulus
memiliki dua cabang utama, kalkulus
diferensial dan kalkulus integral
yang saling berhubungan melalui teorema dasar
kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang menuju pelajaran
matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus mempelajari fungsi
dan limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.
Perkembangan Kalkulus
Sejarah
perkembangan kalkulus bisa diketahui pada beberapa periode zaman, yaitu zaman
kuno, zaman pertengahan, dan zaman modern. Pada periode zaman kuno beberapa
pemikiran tentang integral kalkulus telah muncul, namun tidak dikembangkan
dengan baik dan sistematis. Perhitungan volume dan luas, fungsi utama dari
integral kalkulus, bisa ditelusuri kembali pada Papirus Moskow Mesir (c. 1800
SM), yang mana orang Mesir menghitung volume dari frustrum piramid. Archimedes
mengembangkan pemikiran ini lebih jauh, menciptakan heuristik yang menyerupai integral
kalkulus.
Pada
zaman pertengahan, matematikawan India, Aryabhata, menggunakan konsep kecil tak
terhingga pada tahun 499 dan mengekspresikan masalah astronomi dalam bentuk
persamaan diferensial dasar Persamaan ini kemudian mengantar Bhāskara II di abad
ke-12 mengembangkan bentuk awal turunan yang mewakili perubahan yang sangat
kecil tak terhingga dan menjelaskan bentuk awal dari “Teorema Rolle”.
Sekitar
tahun 1000, matematikawan Irak Ibn al-Haytham (Alhazen) menjadi orang pertama
yang menurunkan rumus untuk menghitung hasil jumlah pangkat empat, dan
menggunakan induksi matematika. Pada abad ke-12, seorang Persia Sharaf al-Din
al-Tusi menemukan turunan dari fungsi kubik, sebuah hasil yang penting dalam
diferensial kalkulus. Pada abad ke-14, Madhava, bersama dengan
matematikawan-astronom dari Sekolah Astronomi dan Matematika Kerala,
menjelaskan kasus khusus dari deret Taylor, yang dituliskan dalam teks
Yuktibhasa
Sedangkan
pada zaman modern, penemuan independen terjadi pada awal abad ke-17 di Jepang
oleh matematikawan seperti Seki Kowa. Di Eropa, beberapa matematikawan seperti
John Wallis dan Isaac Barrow memberikan terobosan dalam kalkulus. James Gregory
membuktikan sebuah kasus khusus dari Teorema Fundamental Kalkulus pada tahun
1668.
Prinsip-prinsip
Kalkulus
1. Limit
Kecil Tak Terhingga
Kalkulus
pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi sejumlah kuantitas yang sangat
kecil. Objek ini yang mana dapat diperlakukan sebagai angka, adalah sangat
kecil. Setiap perkalian dengan kecil tak terhingga tetaplah kecil tak
terhingga, dengan kata lain infinitesimal(kecil tak terhingga) tidak memenuhi
properti Archimedes. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik
untuk memanipulasi inifintesimal.
Pada
abad ke-19, konsep infinitesimal digantikan oleh konsep limit. Limit
menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil dari
input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan teknik
memanipulasi limit-limit tertentu.
2. Turunan /
Diferensial
Diferensial
kalkulus adalah ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari
turunan atau kemiringan dari sebuah grafik. Konsep turunan secara fundamental
lebih maju dan rumit dari konsep yang ditemukan di aljabar. Dalam aljabar, kita
mempelajari sebuah fungsi dengan input sebuah angka dan output sebuah angka.
tetapi input dari turunan adalah sebuah fungsi dan outputnya juga adalah sebuah
fungsi.
Dalam
notasi matematika, salah satu simbol yang umum dipakai untuk menyatakan turunan
dari sebuah fungsi adalah apostrofi. Maka turunan dari f adalah f’.
Jika
fungsi tersebut adalah linear, maka fungsi tersebut dapat ditulis dengan
y=mx+b, di mana:
Ini memberikan nilai dari kemiringan suatu garis lurus. jika sebuah fungsi bukan garis lurus, maka perubahan y dibagi terhadap perubahan x bervariasi, dan kita dapat menggunakan kalkulus untuk menentukan nilai pada titik tertentu. kemiringan dari suatu fungsi dapat diekspresikan:
Ini memberikan nilai dari kemiringan suatu garis lurus. jika sebuah fungsi bukan garis lurus, maka perubahan y dibagi terhadap perubahan x bervariasi, dan kita dapat menggunakan kalkulus untuk menentukan nilai pada titik tertentu. kemiringan dari suatu fungsi dapat diekspresikan:
Di mana koordinat dari titik pertama adalah (x, f(x)) dan h adalah jarak horizontal antara dua titik.
Untuk
menentukan kemiringan dari sebuat kurva, kita menggunakan limit:
sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi f(x) = x2 pada titik (3,9) adalah
3. Integral
Integral
kalkulus adalah ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari dua
konsep yang salaing berhubungan, integral tak tentu dan integral tertentu.
Simbol dari integral adalah ,
berupa S yang dipanjangkan (singkatan dari “sum”).
a. Integral tak
tentu adalah anti derivatif , kebalikan dari turunan. F adalah integral tak
tentu dari f ketika f adalah turunan dari F.
ditulis
; di baca “Integral dari a ke b dari f(x) terhadap x.”
b. integral tertentu
memasukkan sebuah fungsi dan outputnya adalah sebuah angka, yang mana memberika
luas antar grafik dan sumbu x.
ditulis:
Oleh karena turunan dari fungsi y = x2 + C adalah y ‘
= 2x (di mana C adalah konstanta),
.
4. Teorema Fundamental
Teorema
fundamental kalkulus menyatakan bahwa turunan dan integral adalah dua operasi
yang saling berlawanan. Teorema ini menghubungkan nilai dari anti derivatif
dengan integral tertentu. Karena lebih mudah menghitung sebuah anti derivatif
daripada mengaplikasikan definisi dari integral, teorema fundamental kalkulus
memberikan cara yang praktis dalam menghitung integral tertentu.
Teorema
fundamental kalkulus menyatakan: Jika sebuah fungsi f adalah kontiniu pada
interval [a,b] dan jika F adalah fungsi yang mana turunannya adalah f pada
interval (a,b), maka
Lebih lanjut, untuk setiap x di interval (a,b),
Kegunaan Kalkulus
Kalkulus
digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik,
ekonomi, bisnis, kedokteran, dan di bidang-bidang lainnya. Setiap konsep di
mekanika klasik saling berhubungan melalui kalkulus. Salah satu penggunaan
kalkulus yaitu pada penggunaan hukum gerak Newton.
Kalkulus
juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih detail mengenai ruang,
waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, matematikawan dan filsuf berusaha untuk
memecahkan paradoks yang meliputi pembagian bilangan dengan nol ataupun jumlah
dari deret tak terhingga. Seorang filsuf Yunani kuno memberikan beberapa contoh
terkenal seperti paradoks Zeno. Kalkulus memberikan solusi, terutama limit dan
deret tak terhingga, yang kemudian berhasil memecahkan paradoks tersebut.
Walau beberapa konsep kalkulus telah
dikembangkan terlebih dahulu di Mesir, Yunani, Tiongkok, India, Iraq, Persia,
dan Jepang, penggunaaan kalkulus modern dimulai di Eropa
pada abad ke-17 sewaktu Isaac Newton dan
Gottfried Wilhelm
Leibniz mengembangkan prinsip dasar kalkulus. Hasil kerja mereka
kemudian memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan fisika.
|
|
Berkas:Gottfried Wilhelm
von leibniz. (Gottfried Leibniz/Gottfried Wilhelm Leibniz)'' pada awalnya
dituduh menjiplak dari hasil kerja Sir Isaac Newton yang tidak dipublikasikan,
namun sekarang dianggap sebagai kontributor kalkulus yang hasil kerjanya
dilakukan secara terpisah.
|
waktu yang hampir
bersamaan. Newton mengaplikasikan kalkulus secara umum ke bidang fisika
sementara Leibniz mengembangkan notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan
sekarang.
Ketika Newton dan Leibniz
mempublikasikan hasil mereka untuk pertama kali, timbul kontroversi di antara
matematikawan tentang mana yang lebih pantas untuk menerima penghargaan
terhadap kerja mereka. Newton menurunkan hasil kerjanya terlebih dahulu, tetapi
Leibniz yang pertama kali mempublikasikannya. Newton menuduh Leibniz mencuri
pemikirannya dari catatan-catatan yang tidak dipublikasikan, yang sering
dipinjamkan Newton kepada beberapa anggota dari Royal Society.
|
Sekarang,
baik Newton dan Leibniz diberikan penghargaan dalam mengembangkan kalkulus
secara terpisah. Adalah Leibniz yang memberikan nama kepada ilmu cabang
matematika ini sebagai kalkulus, sedangkan Newton menamakannya "The
science of fluxions".
Sejak itu, banyak matematikawan yang memberikan kontribusi terhadap pengembangan lebih lanjut dari kalkulus.
Kalkulus menjadi topik yang sangat umum
di SMA dan universitas zaman modern. Matematikawan seluruh dunia terus
memberikan kontribusi terhadap perkembangan kalkulus.Organisasi Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa/UNESCO - World Data
on Education
LIMIT
Definisi
limit: kita katakan bahwa limit f(x) ketika x mendekati titik p adalah L
apabila untuk setiap bilangan ε > 0 apapun, terdapat bilangan δ > 0,
sedemikian rupanya:
Kalkulus
pada umumnya dikembangkan dengan memanipulasi sejumlah kuantitas yang sangat
kecil. Objek ini, yang dapat diperlakukan sebagai angka, adalah sangat kecil.
Sebuah bilangan dx yang kecilnya tak terhingga dapat lebih besar
daripada 0, namun lebih kecil daripada bilangan apapun pada deret 1, ½, ⅓, ...
dan bilangan real positif apapun.
Setiap perkalian
dengan kecil tak terhingga (infinitesimal) tetaplah kecil tak terhingga, dengan
kata lain kecil tak terhingga tidak memenuhi properti
Archimedes. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan
teknik untuk memanipulasi kecil tak terhingga.
Pada abad ke-19,
konsep kecil tak terhingga ini ditinggalkan karena tidak cukup cermat,
sebaliknya ia digantikan oleh konsep limit.
Limit menjelaskan nilai suatu fungsi pada nilai input tertentu dengan hasil
dari nilai input terdekat. Dari sudut pandang ini, kalkulus adalah sekumpulan
teknik memanipulasi limit-limit tertentu. Secara cermat, definisi limit suatu
fungsi adalah:
Diberikan
fungsi f(x) yang terdefinisikan pada interval di sekitar p, terkecuali
mungkin pada p itu sendiri. Kita mengatakan bahwa limit f(x) ketika x
mendekati p adalah L, dan menuliskan:
jika,
untuk setiap bilangan ε > 0, terdapat bilangan δ > 0 yang berkoresponden
dengannya sedemikian rupanya untuk setiap x:
|
Grafik
fungsi turunan.
Turunan
dari suatu fungsi mewakili perubahan yang sangat kecil dari fungsi tersebut
terhadap variabelnya. Proses menemukan turunan dari suatu fungsi disebut
sebagai pendiferensialan ataupun diferensiasi.
Secara
matematis, turunan fungsi ƒ(x) terhadap variabel x adalah ƒ′ yang nilainya pada
titik x adalah:
,
dengan
syarat limit tersebut eksis. Jika ƒ′ eksis pada titik x tertentu, kita katakan
bahwa ƒ terdiferensialkan (memiliki turunan) pada x, dan jika ƒ′ eksis di
setiap titik pada domain ƒ, kita sebut ƒ terdiferensialkan.
Apabila
z = x + h, h = x - z, dan h
mendekati 0 jika dan hanya jika z mendekati x, maka definisi
turunan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
|
Garis
singgung pada (x, f(x)). Turunan f'(x)
sebuah kurva pada sebuah titik adalah kemiringan dari garis singgung yang
menyinggung kurva pada titik tersebut.
|
Sebagai
contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi f(x)
= x2 pada titik (3,9):
Ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi
dari turunan atau kemiringan
dari sebuah grafik disebut kalkulus
diferensial
Garis singgung sebagai limit
dari garis sekan. Turunan dari kurva f(x) di suatu titik adalah
kemiringan dari garis singgung yang menyinggung kurva pada titik tersebut.
Kemiringan ini ditentukan dengan memakai nilai limit dari kemiringan garis
sekan.
NOTASI PENDIFERENSIALAN
Terdapat
berbagai macam notasi matematika yang dapat digunakan digunakan untuk
menyatakan turunan, meliputi notasi Leibniz, notasi Lagrange, notasi Newton, dan notasi Euler.
Notasi
Leibniz diperkenalkan oleh Gottfried Leibniz dan merupakan salah satu
notasi yang paling awal digunakan. Ia sering digunakan terutama ketika hubungan
antar y = ƒ(x) dipandang sebagai hubungan fungsional antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Turunan dari fungsi tersebut terhadap x ditulis
sebagai:
ataupun
Notasi
Lagrange diperkenalkan oleh Joseph Louis
Lagrange dan merupakan notasi yang paling sering digunakan. Dalam
notasi ini, turunan fungsi ƒ(x) ditulis sebagai ƒ′(x) ataupun
hanya ƒ′.
Notasi
Newton, juga disebut sebagai notasi
titik, menempatkan titik di atas fungsi untuk menandakan turunan. Apabila y
= ƒ(t), maka mewakili turunan y
terhadap t. Notasi ini hampir secara eksklusif digunakan untuk
melambangkan turunan terhadap waktu. Notasi ini sering terlihat dalam bidang fisika dan bidang matematika yang berhubungan dengan
fisika.
Notasi
Euler menggunakan operator diferensial D
yang diterapkan pada fungsi ƒ untuk memberikan turunan pertamanya Df.
Apabila y = ƒ(x) adalah variabel terikat, maka sering kali
x dilekatkan pada D untuk mengklarifikasikan keterbebasan
variabel x. Notasi Euler kemudian ditulis sebagai:
atau .
Notasi
Euler ini sering digunakan dalam menyelesaikan persamaan diferensial linear.
|
Notasi
Leibniz
|
Notasi
Lagrange
|
Notasi
Newton
|
Notasi
Euler
|
Turunan
ƒ(x) terhadap x
|
|
ƒ′(x)
|
dengan y = ƒ(x) |
|
|
Integral
merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan sebagai luas
wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Proses menemukan integral suatu
fungsi disebut sebagai pengintegralan ataupun integrasi. Integral dibagi
menjadi dua, yaitu: integral tertentu dan integral tak tentu. Notasi matematika
yang digunakan untuk menyatakan integral adalah , seperti huruf S yang
memanjang (S singkatan dari "Sum" yang berarti penjumlahan).
INTEGRAL
Integral dapat dianggap sebagai perhitungan
luas daerah di bawah kurva ''ƒ''(''x''), antara dua titik ''a'' dan ''b''. Integral
merupakan suatu objek matematika yang dapat diinterpretasikan sebagai luas
wilayah ataupun generalisasi suatu wilayah. Proses menemukan integral suatu
fungsi disebut sebagai pengintegralan ataupun integrasi. Integral dibagi
menjadi dua, yaitu: integral tertentu dan integral tak tentu. Notasi matematika
yang digunakan untuk menyatakan integral adalah
seperti huruf S yang memanjang (S singkatan dari ''"Sum"''
yang berarti penjumlahan).
INTEGRAL TERTENTU
Diberikan suatu
fungsi ƒ bervariabel real x dan interval antara [a, b] pada garis
real, integral tertentu:
|
secara
informal didefinisikan sebagai luas wilayah pada bidang xy yang dibatasi oleh
kurva grafik ƒ, sumbu-x, dan garis vertikal x = a dan x
= b.
Pada notasi integral di atas: a adalah batas
bawah dan b adalah batas atas yang menentukan domain pengintegralan,
ƒ adalah integran yang akan dievaluasi terhadap x pada interval
[a,b], dan dx adalah variabel pengintegralan.
Seiring
dengan semakin banyaknya subinterval dan semakin sempitnya lebar subinterval
yang diambil, luas keseluruhan batangan akan semakin mendekati luas daerah di
bawah kurva.
Terdapat
berbagai jenis pendefinisian formal integral tertentu, namun yang paling
umumnya digunakan adalah definisi integral Riemann.
Integral
Rieman didefinisikan sebagai limit dari penjumlahan
Riemann. Misalkanlah kita hendak mencari luas daerah yang dibatasi
oleh fungsi ƒ pada interval tertutup [a,b]. Dalam mencari
luas daerah tersebut, interval [a,b] dapat kita bagi menjadi
banyak subinterval yang lebarnya tidak perlu sama, dan kita memilih sejumlah n-1
titik {x1, x2, x3,..., xn
- 1} antara a dengan b sehingga memenuhi hubungan:
Himpunan tersebut
kita sebut sebagai partisi [a,b], yang
membagi [a,b] menjadi sejumlah n
subinterval .
Lebar subinterval pertama [x0,x1] kita
nyatakan sebagai Δx1, demikian pula lebar subinterval ke-i
kita nyatakan sebagai Δxi = xi - xi
- 1. Pada tiap-tiap subinterval inilah kita pilih suatu titik sembarang
dan pada subinterval ke-i tersebut kita memilih titik sembarang ti.
Maka pada tiap-tiap subinterval akan terdapat batangan persegi panjang yang
lebarnya sebesar Δx dan tingginya berawal dari sumbu x sampai
menyentuh titik (ti, ƒ(ti)) pada
kurva. Apabila kita menghitung luas tiap-tiap batangan tersebut dengan
mengalikan ƒ(ti)· Δxi dan menjumlahkan
keseluruhan luas daerah batangan tersebut, kita akan dapatkan:
Penjumlahan Sp disebut sebagai penjumlahan
Riemann untuk ƒ pada interval [a,b]. Perhatikan bahwa
semakin kecil subinterval partisi yang kita ambil, hasil penjumlahan Riemann
ini akan semakin mendekati nilai luas daerah yang kita inginkan. Apabila kita
mengambil limit dari norma partisi mendekati
nol, maka kita akan mendapatkan luas daerah tersebut.
Secara cermat, definisi integral tertentu sebagai
limit dari penjumlahan Riemann adalah:
Diberikan ƒ(x) sebagai fungsi yang
terdefinisikan pada interval tertutup [a,b]. Kita katakan bahwa
bilangan I adalah integral tertentu ƒ di sepanjang [a,b]
dan bahwa I adalah limit dari penjumlahan Riemann
apabila kondisi berikut dipenuhi: Untuk setiap
bilangan ε > 0 apapun terdapat sebuah bilangan δ > 0 yang
berkorespondensi dengannya sedemikian rupanya untuk setiap partisi di
sepanjang [a,b] dengan dan
pilihan ti apapun pada [xk - 1, ti],
kita dapatkan
Secara matematis dapat kita tuliskan:
Apabila tiap-tiap partisi mempunyai sejumlah n
subinterval yang sama, maka lebar Δx = (b-a)/n, sehingga
persamaan di atas dapat pula kita tulis sebagai:
Limit ini selalu diambil ketika norma partisi
mendekati nol dan jumlah subinterval yang ada mendekati tak terhingga
banyaknya.
Contoh
Sebagai
contohnya, apabila kita hendak menghitung integral tertentu , yakni
mencari luas daerah A dibawah kurva y=x pada interval [0,b],
b>0, maka perhitungan integral tertentu sebagai
limit dari penjumlahan Riemannnya adalah
Pemilihan partisi ataupun titik ti
secara sembarang akan menghasilkan nilai yang sama sepanjang norma partisi
tersebut mendekati nol. Apabila kita memilih partisi P membagi-bagi
interval [0,b] menjadi n subinterval yang berlebar sama Δx = (b
- 0)/n = b/n dan titik t'i yang dipilih
adalah titik akhir kiri setiap subinterval, partisi yang kita dapatkan adalah:
dan
,
sehingga:
Seiring dengan n mendekati tak terhingga dan
norma partisi mendekati
0, maka didapatkan:
Dalam prakteknya, penerapan definisi integral tertentu
dalam mencari nilai integral tertentu tersebut jarang sekali digunakan karena
tidak praktis. Teorema dasar kalkulus
(lihat bagian bawah) memberikan cara yang
lebih praktis dalam mencari nilai integral tertentu.
INTEGRAL TAK
TENTU
Manakala
integral tertentu adalah sebuah bilangan yang besarnya ditentukan dengan
mengambil limit penjumlahan Riemann, yang diasosiasikan dengan partisi interval
tertutup yang norma partisinya mendekati nol, teorema dasar kalkulus
(lihat bagian bawah)
menyatakan bahwa integral tertentu sebuah fungsi kontinu dapat dihitung dengan
mudah apabila kita dapat mencari antiturunan/antiderivatif fungsi tersebut.
Keseluruhan himpunan antiturunan/antiderivatif
sebuah fungsi ƒ adalah integral tak tentu ataupun primitif
dari ƒ terhadap x dan dituliskan secara matematis sebagai:
di mana
Ekspresi
F(x) + C adalah antiderivatif umum ƒ dan C adalah
konstanta sembarang.
Misalkan terdapat sebuah fungsi f(x)
= x2, maka integral tak tentu ataupun antiturunan dari
fungsi tersebut adalah:
Perhatikan bahwa integral tertentu berbeda dengan
integral tak tentu. Integral tertentu dalam bentuk adalah
sebuah bilangan, manakala integral tak tentu : adalah
sebuah fungsi yang memiliki tambahan konstanta sembarang C.
TEOREMA
DASAR
Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa turunan dan
integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya, teorema ini
menghubungkan nilai dari anti derivatif dengan integral tertentu. Karena lebih
mudah menghitung sebuah anti derivatif daripada menerapkan definisi integral
tertentu, teorema dasar kalkulus memberikan cara yang praktis dalam menghitung
integral tertentu.
Teorema dasar kalkulus menyatakan:
Jika sebuah fungsi f adalah kontinu pada interval [a,b]
dan jika F adalah fungsi yang mana turunannya adalah f pada
interval (a,b), maka
Lebih
lanjut, untuk setiap x di interval (a,b),
Sebagai contohnya apabila kita hendak menghitung nilai
integral , daripada
menggunakan definisi integral tertentu sebagai limit dari penjumlahan Riemann (lihat bagian atas), kita dapat menggunakan
teorema dasar kalkulus dalam menghitung nilai integral tersebut. Anti derivatif
dari fungsi adalah .
Oleh sebab itu, sesuai dengan teorema dasar kalkulus, nilai dari integral
tertentu adalah:
Apabila kita hendak mencari luas daerah A dibawah
kurva y=x pada interval [0,b], b>0, maka kita akan dapatkan:
Perhatikan bahwa hasil yang kita dapatkan dengan
menggunakan teorema dasar kalkulus ini adalah sama dengan hasil yang kita
dapatkan dengan menerapkan definisi integral tertentu (lihat bagian atas). Oleh karena lebih
praktis, teorema dasar kalkulus sering digunakan untuk mencari nilai integral
tertentu.
Aplikasi
Pola
spiral logaritma cangkang Nautilus adalah contoh klasik untuk menggambarkan
perkembangan dan perubahan yang berkaitan dengan kalkulus.
Kalkulus
digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik, ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya.
Setiap konsep di mekanika klasik
saling berhubungan melalui kalkulus.
Massa
dari sebuah benda dengan massa jenis yang
tidak diketahui, momen inersia
dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek dapat ditentukan dengan
menggunakan kalkulus.
Dalam
subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat digunakan untuk
mencari total fluks
dari sebuah medan
elektromagnetik . Contoh historis lainnya adalah penggunaan kalkulus
di hukum gerak Newton,
dinyatakan sebagai laju perubahan yang merujuk pada turunan: Laju
perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan resultan gaya
yang bekerja pada benda tersebut dengan arah yang sama.
Bahkan
rumus umum dari hukum kedua Newton:
Gaya = Massa × Percepatan, menggunakan perumusan kalkulus
diferensial karena percepatan bisa dinyatakan sebagai turunan dari kecepatan. Teori elektromagnetik Maxwell dan teori
relativitas Einstein juga
dirumuskan menggunakan kalkulus diferensial.
Daftar
Pustaka ===
*
Donald A. McQuarrie (2003). ''Mathematical Methods for Scientists and
Engineers'', University Science Books. ISBN 978-1-891389-24-5
*
James Stewart (2002). ''Calculus: Early Transcendentals'', 5th ed., Brooks
Cole. ISBN 978-0-534-39321-2
Sumber
1.
^ Helmer Aslaksen. Why Calculus? National
University of Singapore. See
2.
^ Archimedes, Method, in The
Works of Archimedes ISBN 978-0-521-66160-7
4.
^ Ian G. Pearce. Bhaskaracharya II.
5.
^ Victor J. Katz (1995). "Ideas of
Calculus in Islam and India", Mathematics Magazine 68 (3),
pp. 163-174.
6.
^ J. L. Berggren (1990).
"Innovation and Tradition in Sharaf al-Din al-Tusi's Muadalat", Journal
of the American Oriental Society 110 (2), pp. 304-309.
7.
^ Madhava. Biography of Madhava.
School of Mathematics and Statistics University of St Andrews, Scotland.
Diakses pada 13 September 2006
8.
^ An overview of Indian mathematics. Indian
Maths. School of Mathematics and Statistics University of St Andrews,
Scotland. Diakses pada 7 Juli 2006
9.
^ Science and technology in free India.
Government of Kerala — Kerala Call, September 2004.
Prof.C.G.Ramachandran Nair. Diakses pada 9 Juli 2006
10.
^ Charles
Whish (1835). Transactions of the Royal Asiatic Society of Great Britain and
Ireland.
11.
^ UNESCO-World Data on Education isapi.dll?clientID=137079235&infobase=iwde.nfo&softpage=PL
frame
Daftar Pustaka
Donald
A. McQuarrie (2003). Mathematical Methods for Scientists and Engineers,
University Science Books. ISBN 978-1-891389-24-5
James
Stewart (2002). Calculus: Early Transcendentals, 5th ed., Brooks Cole. ISBN 978-0-534-39321-2
Sumber lain
Bacaan lebih lanjut
Robert
A. Adams. (1999) ISBN 978-0-201-39607-2 Calculus: A
complete course.
Albers,
Donald J.; Richard D. Anderson and Don O. Loftsgaarden, ed. (1986) Undergraduate
Programs in the Mathematics and Computer Sciences: The 1985-1986 Survey,
Mathematical Association of America No. 7,
John
L. Bell: A Primer of Infinitesimal Analysis, Cambridge University Press,
1998. ISBN 978-0-521-62401-5.
Florian
Cajori, "The History of Notations of the Calculus." Annals of
Mathematics, 2nd Ser., Vol. 25, No. 1 (Sep., 1923), pp. 1-46.
Leonid
P. Lebedev and Michael J. Cloud: "Approximating Perfection: a
Mathematician's Journey into the World of Mechanics, Ch. 1: The Tools of
Calculus", Princeton Univ. Press, 2004
Cliff
Pickover. (2003) ISBN 978-0-471-26987-8 Calculus and
Pizza: A Math Cookbook for the Hungry Mind.
Michael
Spivak. (Sept 1994) ISBN 978-0-914098-89-8 Calculus.
Publish or Perish publishing.
Silvanus
P. Thompson dan Martin Gardner. (1998) ISBN 978-0-312-18548-0 Calculus Made
Easy.
Mathematical
Association of America. (1988) Calculus for a New Century; A Pump, Not a
Filter, The Association, Stony Brook, NY. ED 300 252.
Thomas/Finney.
(1996) ISBN 978-0-201-53174-9 Calculus and
Analytic geometry 9th, Addison Wesley.
Weisstein,
Eric W. "Second Fundamental Theorem of Calculus."
dari MathWorld--A Wolfram Web Resource.
Pustaka daring
Crowell,
B., (2003). "Calculus" Light and Matter, Fullerton. Retrieved
6th May 2007 from http://www.lightandmatter.com/calc/calc.pdf
Garrett,
P., (2006). "Notes on first year calculus" University of
Minnesota. Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.umn.edu/~garrett/calculus/first_year/notes.pdf
Faraz,
H., (2006). "Understanding Calculus" Retrieved Retrieved 6th
May 2007 from Understanding Calculus, URL http://www.understandingcalculus.com/
(HTML only)
Keisler,
H. J., (2000). "Elementary Calculus: An Approach Using Infinitesimals"
Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.wisc.edu/~keisler/keislercalc1.pdf
Mauch,
S. (2004). "Sean's Applied Math Book" California Institute of
Technology. Retrieved 6th May 2007 from http://www.cacr.caltech.edu/~sean/applied_math.pdf
Sloughter,
Dan., (2000) "Difference Equations to Differential Equations: An
introduction to calculus". Retrieved 6th May 2007 from http://math.furman.edu/~dcs/book/
Stroyan,
K.D., (2004). "A brief introduction to infinitesimal calculus"
University of Iowa. Retrieved 6th May 2007 from http://www.math.uiowa.edu/~stroyan/InfsmlCalculus/InfsmlCalc.htm
(HTML only)
Strang,
G. (1991) "Calculus" Massachusetts Institute of Technology.
Retrieved 6th May 2007 from http://ocw.mit.edu/ans7870/resources/Strang/strangtext.htm.
Halaman web
Calculus.org: The
Calculus page di Universitas California, Davis
COW:
Calculus on the Web di Universitas Temple
Online Integrator
(WebMathematica) dari Wolfram Research
The Role of Calculus in College Mathematics dari
ERICDigests.org
Infinitesimal
Calculus Encyclopaedia of Mathematics, Michiel Hazewinkel ed.
Adobe Fresco Registration Key was developed for the latest pens and touchscreens and combines the world’s largest collection of vector and raster brushes with revolutionary new dynamic brushes to deliver a completely natural painting and drawing experience.
BalasHapusVocalsynth 2 Pro Torrent
Shadow Fight 2 APK VST Crack
FM8 Torrent for MacOS